Menpora Bantah Pemerintah Punya Jagoan di Bursa Pemilihan Ketua Umum PSSI

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 02 Nov 2019, 16:05 WIB
Menpora Zainudin Amali didampingi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman memukul gong saat membuka Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan PSSI di Jakarta, Sabtu (2/11/2019). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bola.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, membantah rumor yang menyebutkan pemerintah memiliki jagoan pada Kongres Pemilihan PSSI yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11/2019).

Zainudin juga menyanggah hanya bertemu satu calon ketua umum (caketum) PSSI sebelum kongres digelar. Politikus Partai Golkar tersebut menyatakan juga berjumpa dengan tiga calon lainnya.

Advertisement

"Beredar foto saya hanya bertemu dengan satu caketum PSSI, padahal ada empat calon lain yang juga bertemu dengan saya," ujar Zainudin di Hotel Shangri-La, Sabtu (2/11/2019).

"Ngobrol biasa saja. Semua masukan kami terima. Bahkan saya juga bertemu dengan pemain Timnas Indonesia era 1970-an, ucapnya.

"Saya mendengarkan semua stakeholders, pemerintah mendengarkan itu. Jadi, tidak cuma satu calon saja, tapi yang beredar foto hanya seorang. Tiga foto lainnya tidak beredar. Padahal, ada," kata Zainudin.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Netral

Menteri Pemuda dan Olahraga RI ( Menpora) Zainudin Amali memberikan sambutan pada Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan PSSI di Jakarta, Sabtu (2/11/2019). Agenda KLB PSSI kali ini adalah pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, serta 12 anggota Komite Eksekutif (Exco). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Zainudin mengatakan, pemerintah dalam posisi tidak memihak pada Kongres Pemilihan PSSI. Pemerintah, katanya, memercayai PSSI untuk menggerakkan roda organisasi.

"Jadi, pemerintah netral dan saya sampaikan kalau ada masalah di cabang olahraga, silakan selesaikan sendiri. Karena kalau mereka tidak mampu selesaikan, masih ada KONI dan KOI. Kalau sudah tidak bisa juga, baru ke pemerintah," jelas Zainudin.

"Sekarang ini kami akan begini. Kalau dulu kan apa-apa langsung ke pemerintah, tidak mampir ke KONI, tidak mampir ke KOI. Jadi, seolah-olah tidak ada KONI, tidak ada KOI. Dan yang tidak enaknya, ada yang memaksa pemerintah masuk intervensi," lanjutnya.

"Kalau seperti PSSI ini, mereka punya aturan, mereka punya statuta. Mereka punya induk internasionalnya. Begitu kami masuk, nanti campur tangan dan bisa dihukum kembali oleh FIFA. Itu yang kami tidak mau, saya tidak mau, pemerintah tidak mau," tutut Zainudin.

Berita Terkait