Jadi Pelatih Sementara di Timnas Indonesia, Joko Susilo Biasa Hadapi Tekanan

oleh Iwan Setiawan diperbarui 10 Nov 2019, 21:30 WIB
Simon McMenemy bersama dua asisten pelatih Timnas Indonesia, Yeyen Tumena dan Joko Susilo. (Bola.net/Fitri Apriani)

Bola.com, Malang - Simon McMenemy tidak lagi mendampingi Timnas Indonesia dalam laga kelima penyisihan Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona melawan Malaysia di Stadion Nasional, Bukti Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019).

Pelatih asal Skotlandia ini enggan menuntaskan tugas terakhirnya bersama Timnas Indonesia lantaran setelah laga itu, Simon dipastikan didepak menyusul rentetan empat kekalahan beruntun di ajang ini.

Advertisement

Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, mengungkap dua asisten pelatih Yeyen Tumena dan Joko Susilo, untuk sementara, mengambil alih tugas pelatih kepala.

Hal itu berarti dua sosok itu naik pangkat jadi pelatih caretaker melawan Malaysia. Saat dikonfirmasi, Getuk, sapaan karib Joko Susilo, masih malu-malu memberikan jawaban.

"Bagaimana ya menyebutnya tentang posisi saya sekarang. Tapi, semoga kami bisa mengemban amanah ini dengan baik," jelas pelatih 48 tahun asal Cepu ini.

Bukan perkara mudah memang membawa tim dalam kondisi seperti ini. Namun, Getuk akan berusaha dan bekerja bersama tim kepelatihan serta pemain yang dipanggil untuk melawan Malaysia.

Ditanya tentang beban yang kini ada di pundaknya dan Yeyen, dia mengaku sudah merasakannya. Bahkan, ketika Timnas Indonesia mengalami empat kekalahan beruntun.

"Tentu bebannya berat. Tapi, ini kan tugas yang biasa diemban seorang pelatih," lanjutnya.

2 dari 2 halaman

Lepas dari Tren Buruk

Joko Susilo (tengah) bersama Bambang Nurdiansyah dan Danurwindo saat uji coba Arema melawan Timnas Indonesia U-22 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (10/2/2019). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Getuk sudah ditempa dengan tekanan berat ketika jadi pelatih kepala Arema musim 2017-2018. Kala itu dia sempat dipuji, namun akhirnya mendapat kritikan dari suporter karena prestasi Arema jeblok.

Padahal, ketika itu dia sedang menanamkan fondasi untuk regenerasi tim. Akhirnya dia mundur dari jabatannya.  

Terlepas dari pengalaman tekanan di klub, Getuk dan Yeyen diharapkan bisa membawa Timnas Indonesia lepas dari tren buruk karena efek belum pernah meraih kemenangan di kualifikasi Piala Dunia 2022, membuat Tim Garuda mulai kehilangan kepercayaan dari suporter sendiri.