Melebihi Target, tapi Indonesia Tak Bakal Juara Umum di SEA Games 2019

oleh Darojatun diperbarui 06 Des 2019, 20:46 WIB
Pakaian adat membuka jalan kontingen Indonesia saat upacara pembukaan SEA Games 2019 di Philipine Arena Bulacan, Manila, Sabtu (30/11/2019). Pesta olahraga se-Asia Tenggara ini akan berlangsung hingga 11 Desember. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta Target moderat raihan medali emas untuk kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 yang diungkap pemerintah melalui Menpora Zainudin Amali adalah untuk berada di peringkat kedua dengan 45 medali emas. Angka yang sama diamini Presiden Jokowi ketika melepas para atlet dari istana Bogor pekan lalu dan kelihatannya target ini terlampaui sesuai prediksi saya di kolom terdahulu.

Hitungan ini penulis kaitkan dengan kenyataan bahwa hingga pukul 20.00 WIB malam ini jajaran atlet Merah-Putih yang berlaga di Filipina sudah memenuhi pundi-pundi medali emasnya dengan 40 keping. Namun, mengingat di saat yang sama tuan rumah juga sudah meraup 176 medali dengan 71 di antaranya adalah emas, maka pupus sudah harapan saya bahwa Indonesia bisa menjadi juara umum.

Advertisement

Well, dengan hitungan margin error dari KONI dan NOC Indonesia sebesar 20%, target telah diturunkan dari 50 menjadi 45. Sementara penulis sendiri meyakini kontingen kita akan meraih lebih dari 55-58 emas karena di saat jumlah target diturunkan ternyata “diam-diam” Indonesia menambah jumlah total atletnya dua kali dari 673 menjadi 837 dan akhirnya menjadi 841. Jumlah cabang olahraga yang kita ikuti pun naik dari 45 menjadi 52 karena tenggat pendaftaran masih dilonggarkan panitia di Filipina.

2 dari 3 halaman

Filipina Bisa Mendapatkan 10 Emas dari Tinju

Semburat optimisme muncul kala Indonesia sebelum opening ceremony sudah membukukan raihan emas kejutan dari cabang polo air dan kian memperkuat prediksi saya bahwa kita bisa mengumpulkan medali emas hingga mendekati angka 60. Namun, saya gagal mengestimasi bahwa Filipina tidak tertahankan di cabang Arnis (14 medali emas) dan Dancesport (10), sehingga tuan rumah melaju dengan raihan medali emas yang mungkin akan melampaui 80 keping.

Jangan lupa, ladang emas berikutnya untuk Filipina adalah di cabang tinju yang memperebutkan 8 emas di sektor putra dan 5 di sektor putri. Pada semua nomor tersebut kubu tuan rumah memiliki setidaknya dua orang fighter andalan. Saya menduga mereka bisa mendapatkan tambahan sekitar 10 emas dari cabang olahraga ini saja.

Secara umum saya menilai kebijakan menambah jumlah atlet dan cabang olahraga yang kita ikuti adalah sebuah keputusan strategis dari NOC Indonesia. Dengan berbekal 60% atlet junior yang diproyeksikan untuk bernas di Olimpiade Tokyo 2020 dan Asian Games Hangzhou 2022, kita tidak tampil memalukan bila bisa berhasil berada di posisi kedua pada SEA Games 2019 meskipun mengingat kita adalah penghuni empat besar Asian Games 2018 yang hanya kalah dari China, Jepang dan Korea Selatan.

Semua itu akan kian dimaklumi publik  mengingat bahwa sudah menjadi rahasia umum bahwa hak tuan rumah dalam menentukan jumlah dan jenis cabang olahraga membuat Filipina sulit ditandingi kali ini. Rakyat Indonesia saya percaya juga akan lebih maklum lagi bila kita meraih medali emas sepak bola meski tidak menjadi juara umum. Kans menuju ke sana masih terbuka lebar karena Indonesia U-22 sudah memiliki tiket ke semifinal melawan Myanmar.

3 dari 3 halaman

Saatnya Mengamandemen Kembali Piagam SEAGF

Berkaca dari dominasi tuan rumah yang muncul karena perubahan aturan penentuan cabang SEA Games dalam Piagam SEAGF sejak 2010, penulis merasa memang betul perlu segera dieksekusi wacana amandemen piagam tersebut sebelum SEA Games Vietnam 2021. Memang sebaiknya cabang-cabang yang dipertandingkan kembali ke 28 cabang wajib dengan ditambah 5 cabang pilihan alias sesuai dengan koridor regulasi International Olympic Committe.

Saat ini Piagam dan Aturan SEAGF memperbolehkan tuan rumah memilih 20 cabang olahraga selain dua cabang olahraga wajib dari kategori 1, yaitu atletik dan aquatik. Tanpa membicarakan lebih detil mengenai beberapa aturan tambahan dan penjelasan lain, dari garis besar di atas saja sudah terlihat bagaimana Filipina sebagai tuan rumah SEA Games 2019 memperoleh banyak keuntungan bukan?

Akhir kata, saya tetap angkat topi untuk kontingen Indonesia bila benar-benar berakhir di peringkat kedua perolehan medali SEA Games 2019 karena ini adalah sebuah prestasi unik mengingat sejak kita menjadi tuan rumah di 2011 penampilan Indonesia tidak pernah memuaskan di tiga SEA Games terakhir (maksimal peringkat ke-4). Jayalah Indonesiaku!

*Penulis adalah wartawan, VP Operations dan Editor in Chief untuk Bola.com serta Bola.net, kolom ini berisi wawasan pribadi yang terlepas dari sikap kolektif insitusi.