Eks Timnas Singapura Ungkap Unsur Hoki Saat Arema Menjuarai ISL

oleh Iwan Setiawan diperbarui 08 Mei 2020, 04:30 WIB
Gelandang asal Singapura yang membawa Arema menjadi juara Indonesia Super League 2010, Muhammad Ridhuan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Arema berhasil menjadi juara Indonesia Super League 10 tahun lalu. Artinya dalam satu dekade terakhir, tim berjulukan Singo Edan ini tak lagi menjuarai kompetisi kasta tertinggi Indonesia, kecuali turnamen pramusim. Mantan pemain Arema asal Singapura, Muhammad Ridhuan, baru saja membeberkan beberapa hal unik yang menjadi hoki Arema ketika menjadi juara pada 10 tahun silam.

Ridhuan merupakan pemain asing Arema saat menjadi juara ISL. Bersama kompatriotnya, Noh Alam Shah, Muhammad Ridhuan berhasil merasakan kesuksesan bersama Singo Edan kala itu.

Advertisement

Namun, Ridhuan mengakui ada beberapa hal yang dianggap sebagai hoki. Tak ada yang menyangka pemilihan nomor punggung adalah yang dimaksud oleh pemain yang pernah bersinar bersama Timnas Singapura itu.

"Coach Robert Alberts mengatur beberapa hal yang bisa dibilang sebagai hokinya. Seperti saya menggunakan nomor 6, Along memakai nomor 12, dan Kurnia Meiga memakai nomor 1. Padahal kiper utama pada awal musim itu Markus Horison," ujar Ridhuan dalam sebuah live instagram, Rabu (7/5/2020) malam. 

Selama ini, pemilihan nomor punggung itu memang tidak terkuak. Kebanyakan orang mengira jika hal itu sudah jadi pilihan masing-masing pemain. Ternyata, ada beberapa nomor yang sengaja diputuskan sendiri oleh pelatih Robert Alberts.

Selain itu, ada satu hal lain yang juga terlihat sepele. Namun, ternyata jadi keputusan pelatih asal Belanda tersebut.

“Waktu itu jersey yang dikenakan atasan dan bawahan biru. Tapi, kaus kaki merah. Kalau pakai warna merah, kaus kaki warna biru. Ini juga pilihan pelatih,” ungkap mantan pemain Arema itu.

 

Video

2 dari 2 halaman

Spirit 2010

Striker Arema FC, Jonathan Bauman, saat berduel dengan gelandang Persib Bandung, Esteban Vizcarra, dalam laga pekan kedua Shopee Liga 1 2020 di Stadion Kanjuruhan, 8 Maret 2020. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Memang unik karena perpaduan warna merah dengan biru gelap menjadi tidak begitu cocok. Namun, kolaborasi warna itu kini kembali diusung oleh Arema FC pada musim 2020.

Jersey utama warna biru dipadukan dengan kaus kaki warna merah. Tujuannya mengusung semangat juara 10 tahun silam.

Sebenarnya masih ada satu hal lain yang jadi ciri khas Robert ketika membawa Arema juara. Pelatih yang kini menangani Persib Bandung itu selalu menggunakan t-shirt warna putih dengan tanda tangan semua pemain setiap mendampingi tim dalam pertandingan. Kebiasaan yang tak pernah dilakukan pelatih Arema lainnya.

Tapi, di luar hal-hal sepele tersebut, Arema pada musim 2010 memang menjelma menjadi tim yang tangguh. Komposisi pemainnya memang tidak bertabur bintang.

Namun, saat itu Robert mendatangkan sejumlah pemain potensial yang memang cocok dengan strateginya, seperti Ridhuan dan Along. Serta sederet pemain yang sebelumnya kurang mentereng, seperti M. Fakhrudin, Zulkifli Syukur, Irfan Raditya dan yang lainnya.