Bermain Game MotoGP, F1 sampai Sepak Bola, Marc Marquez Mengaku Selalu Kalah dari Alex Marquez

oleh Hendry Wibowo diperbarui 10 Mei 2020, 04:45 WIB
Marc Marquez dan Alex Marquez merupakan saudara yang sama-sama terjun ke dunia balap motor. Sang kakak, Marc Marquez tentunya sudah banyak yang mengetahui bahwa dirinya adalah salah satu pembalap MotoGP berbakat diusianya yang masih muda. (Liputan6.com/IG/@marcmarquez93)

Bola.com, Catalunya - Sudah tiga edisi MotoGP Virtual Race digelar. Selama itu juga, pada event Esports game MotoGP ini Marc Marquez belum pernah bisa mengalahkan sang adik, Alex Marquez.

Hal di atas sangat berbanding terbalik dengan karier keduanya di dunia nyata. Karena Marc, sang kakak, punya karier lebih cemerlang ketimbang Alex.

Advertisement

Pada wawancara bersama CNN, Marc pun mengakui diriya selalu kalah ketika bermain game melawan Alex. Entah itu game MotoGP, Formula 1 sampai sepak bola.

"Di PlayStation, ia selalu mengalahkan saya," kata Marc tertawa. "Maksud saya selalu adalah semua game. Saya tidak bisa mengalahkannya," lanjutnya.

Meskipun begitu, Marc menceritakan dirinya sangat bekerja keras untuk berlatih bermain PlayStation. Dia percaya bakal ada momen dirinya mengalahkan Alex.

"Anda tahu, ia lebih muda. Dia punya banyak waktu untuk berlatih PlayStation. Saya sedikit sibuk," jawab Marc ketika ditanya soal alasan kekalahan dari Alex.

"Saya berjanji kepada Anda bahwa saya berlatih bermain game sangat sering. Karena bakal ada lagi MotoGP Virtual Race. Tapi tetap saja masih lebih lambat dua detik darinya," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Soal Karier

Marc, anak pertama yang lahir pada tahun 1993 in memiliki adik laki-lak yang sama-sama jadi pembalap motor. Alex Marquez, pembalap muda kelahiran 1996 ini memulai karier profesionalnya pada tahun 2012 dan jadi juara dunia Moto3 pada periode 2014. (Liputan6.com/IG/@marcmarquez9)

Mengenai karier, kini Alex yang berstatus adik kalah mentereng ketimbang Marc. Marc sendiri bisa dibilang punya karier yang begitu cepat di Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Kini ia sudah merasakan delapan titel juara dunia dan enam di antaranya adalah titel terbaik pada kelas MotoGP.

Sementara karier Alex lebih lambat, tapi perlahan tapi pasti. Dia jadi juara dunia kelas Moto3 pada tahun 2014. Baru pada tahun 2019, ia akhirnya bisa mengecap gelar juara dunia Moto2.

Apakah proses adaptasi lama saat naik kelas dari Moto3 ke Moto2 kembali terulang ketika Alex mentas di MotoGP, mari kita tunggu.

Sumber: CNN Sport

Berita Terkait