Cerita Persija Jadi Pintu Masuk Rahmad Darmawan Menjadi Prajurit TNI

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 12 Mei 2020, 18:00 WIB
Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, saat pertandingan melawan Arema FC pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu, (4/2/2018). Sriwijaya FC menang 3-1 atas Arema FC. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Tak banyak yang tahu pelatih Madura United, Rahmad Darmawan, merupakan mantan prajurit TNI-AL. Kisahnya di dunia militer ternyata bermula dari penampilan apiknya bersama Persija Jakarta.

Rahmad Darmawan mengawali karier sebagai pesepak bola di Persija Jakarta pada 1986. Berkat penampilan gemilangnya bersama Persija, Rahmad Darmawan mendapat kesempatan membela Timnas Indonesia pada 1988 di bawah asuhan pelatih Muhammad Basri.

Advertisement

Ketika itu, Rahmad Darmawan tampil dengan pemain senior semisal Herry Kiswanto, Ricky Yacobi, dan Rully Nere. Adapun rekan seangkatan saat itu adalah I Made Pasek Wijaya, Bonggo Pribadi, hingga Iwan Setiawan.

"Itu Timnas Indonesia untuk kualifikasi Piala Dunia. Kami melakukan persiapan di Eropa cukup lama. Akan tetapi, pada persiapan terakhir menjelang pertandingan saya cedera," kata Rahmad Darmawan di akun YouTube ANTV Sports Official.

Cedera tersebut membuat Rahmad Darmawan batal membela Timnas Indonesia karena harus istirahat panjang. Waktu jeda inilah yang dimanfaatkan pria yang kini berusia 53 tahun tersebut untuk menyelesaikan skripsi kuliahnya.

Setelah lulus kuliah, Rahmad Darmawan mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan TNI. Bakat sepak bola dan penampilan apik di Persija Jakarta menjadi alasan di balik perekrutan Rahmad Darmawan.

Alasannya sederhana, Rahmad Darmawan diproyeksi untuk membela PS ABRI yang berencana ikut mentas di Galatama.

"Tahun 1990 saya lulus kuliah kemudian masuk Sekolah Perwira Wajib Militer (SPAWAMIL). Ketika itu ditawari oleh tokoh sepak bola nasional bapak E.E. Mangindaan. Beliau ketika itu pengurus di PS ABRI," ucap Rahmad Darmawan.

Setelah Rahmad Darmawan lulus pendidikan militer, PS ABRI urung mengikuti Galatama. Walhasil, dia kembali melanjutkan kariernya di Persija Jakarta.

"Setelah saya masuk tentara ketika itu PS ABRI tidak jadi mengikuti Galatama. Akhirnya saya tetap bermain untuk Persija setelah kembali dari pendidikan militer pada 1991," kenang pria yang akrab disapa RD itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Anggota Marinir

Rahmad Darmawan saat mendampingi Tira Persikabo melawan Kalteng Putra di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jumat (26/7/2019). (Bola.com/Yoppy Renato)

Rahmad Darmawan kemudian bertugas di TNI-AL. Sejak saat itu, Rahmad Darmawan memiliki peran ganda yakni sebagai pesepak bola di lapangan dan anggota TNI di luar lapangan.

Rahmad Darmawan harus membagi waktunya dengan pagi-siang sebagai anggota TNI dan sore berlatih sepak bola di Persija. Adapun jadwalnya di Timnas Indonesia lebih fleksibel, karena merupakan sebuah panggilan tugas negara.

"Kalau semasa saya masih jadi pemain, kebetulan main di Persija dan timnas. Maka kalau di Persija masuk kantor dahulu bisa tiga hingga empat kali ke kantor, baru sore ikut latihan. Kalau Timnas lebih fleksibel," ucap Rahmad Darmawan.

Pada November 2015, Rahmad Darmawan memutuskan pensiun dini sebagai anggota TNI-AL dengan pangkat terakhir Mayor (L). Rahmad Darmawan mengaku, sebenarnya sudah lama mengajukan pensiun dini akan tetapi baru dikabulkan saat itu oleh atasannya.

"Yang pasti, buat saya ini bagian dari perjalanan hidup di mana terkadang harus memilih," ucap Rahmad Darmawan pada 2015.

Pada 2019, Rahmad Darmawan sempat kembali ke dunia militer karena menjadi pelatih Tira-Persikabo, klub yang identik dengan TNI. Akan tetapi, perjalanan karier Rahmad Darmawan tak genap semusim seiring merosotnya performa Tira-Persikabo. Rahmad Darmawan kemudian memulai petualangan baru di Madura United pada 2020.

Sumber: Youtube ANTV Sports Official

Berita Terkait