Abdul Rahman Sulaeman, Petualang Berdarah Bugis yang Pulang dan Menikmati Bermain di PSM

oleh Abdi Satria diperbarui 15 Mei 2020, 09:45 WIB
PSM Makassar - Abdul Rahman Sulaeman (Bola.com/Adreanus Titus/Foto: Abdi Satria)

Bola.com, Makassar - Perjalanan karier Abdul Rahman Sulaeman di pentas sepak bola Indonesia terbilang lumayan menarik. Menempuh ilmu sepak bola dasar di Diklat PPLP Makassar dan Ragunan, bek kelahiran 14 Mei 1988 ini kemudian berturut-turut membela Persita Tangerang, Pelita Jaya, Semen Padang, Sriwijaya FC, Persib Bandung, Kartetu Dili (Timor Leste), Bali United, dan kini PSM Makassar.

Rahman pun sudah meraih berbagai trofi juara. Pada Liga Primer Indonesia 2011-2012, ia menjadi bagian dari klub juara, Semen Padang. Pada pentas Liga Super Indonesia 2014, putra Bugis ini meraih trofi juara bersama Persib Bandung.

Advertisement

Terakhir, Rahman jadi pilar PSM Makassar saat menggenggam Piala Indonesia 2019. Bicara level tim nasional, bek asal Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, ini jadi bagian skuat Indonesia U-23 saat meraih medali perak di Sea Games 2011.

Setelah 14 tahun berpertualang di luar Makassar, Rahman direkrut manajemen PSM jelang Liga 1 2018. Ia menggantikan peran Hamka Hamzah yang memilih memperkuat Arema FC.

Pada musim 2018, ia berduet dengan bek asal Prancis, Steve Paulle, di jantung pertahanan PSM. Hasilnya, PSM nyaris menggenggam trofi juara. Juku Eja hanya kalah satu poin dari Persija Jakarta yang meraih juara dengan koleksi 62 poin.

Liga 1 2018 adalah musim terbaik Rahman sepanjang kariernya di kompetisi kasta tertinggi tanah air. Ia tercatat 32 kali tampil tampil dari 34 partai yang dimainkan PSM. Rahman absen hanya karena akumulasi kartu saja.

Musim berikutnya, Rahman tetap menjadi pilar penting PSM. Kali ini, ia berduet dengan Aaron Evans (Australia) yang direkrut PSM dari Barito Putera.

Hasilnya PSM meraih trofi juara Piala Indonesia 2019. Tapi, pada awal putaran kedua Liga 1 2019, Rahman terpaksa menepi sampai akhir musim kerena cedera otot paha.

Pencapaian Rahman bersama PSM membuatnya mendapat tawaran dari sejumlah klub Tanah Air dan Thailand. Tapi, Rahman memutuskan tetap bertahan di PSM pada Liga 1 2020.

Saat kompetisi yang terhenti karena pandemi COVID-19 ini, Rahman belum mendapatkan menit bermain dari pelatih PSM Makassar, Bojan Hodak. Meski sudah pulih dari cedera, Bojan menilai Rahman masih butuh waktu untuk mengembalikan kebugarannya.

 

Video

2 dari 3 halaman

Dekat dengan Suporter PSM

Abdul Rahman bersama dua rekan setimnya di PSM Makassar, Wiljan Pluim dan Rizky Pellu. (Bola.com/Abdi Satria)

Sebagai stoper dengan postur tinggi besar, Abdul Rahman dikenal garang dan militan di lapangan hijau. Tapi, di luar lapangan, suami Fira Febrina adalah sosok yang ramah, terutama di kalangan suporter. Seperti diungkap Sadat Sukma, Sekjen Red Gank kepada Bola.com, Kamis (14/5/2020).

"Kalau ada waktu luang, Rahman selalu menyempatkan diri berkomunikasi dengan suporter. Selain menghadiri kegiatan yang dibuat suporter, Ia kerap jadi wakil pemain untuk menjelaskan kondisi tim bila mendapat kritik dari kami," ujar Sadat.

Menurut Sadat, Rahman adalah bek ideal buat PSM Makassar. Dengan tinggi 189 cm, Rahman kuat dalam duel bola atas, baik di kotak penalti sendiri atau membantu serangan saat terjadi proses bola mati.

"Kalau pun Rahman membuat kesalahan, itu manusiawi. Ia juga motivator yang baik buat rekan-rekannya di lapangan hijau. Yang membuat kami respek, sebagai umat muslim, Rahman dikenal taat menjalankan ibadah," papar Sadat.

 

3 dari 3 halaman

Peduli Pembinaan Usia Muda

Menurut Sadat, Rahman juga peduli terhadap pembinaan usia muda.

"Rahman pernah mengajak saya untuk mendirikan akademi atau sekolah sepak bola di Kabupaten Sidrap, tanah kelahirannya. Ia menilai di Sidrap banyak pemain muda yang potensial. Apalagi di Sidrap, banyak lapangan sepak bola dengan permukaan yang baik," kisah Sadat.

Sadat merujuk pengalaman Rahman yang lebih beruntung dari rekan-rekannya di Sidrap. Setelah lolos seleksi masuk Diklat PPLP Sudiang, Makassar, bakat Rahman kemudian terpantau oleh tim pelatih Diklat Ragunan Jakarta.

"Rahman bercerita kepada saya, kepindahanya ke Ragunan tanpa sepengetahuan ayahnya yang juga mantan pemain di Sidrap. Setelah di Jakarta, ia baru memberi kabar," tutur Sadat.

Ketika berada di luar lapangan, Rahman juga berbisnis peralatan olahraga di Sidrap. Kini, tokonya yang berlokakasi di Pangkajene Sidrap, dikelola oleh kakaknya.

"Secara pribadi, saya berharap Rahman bisa pensiun di PSM. Memang selama ini, ia terkendala jarak dengan istri dan anak yang menetap di Medan," pungkas Sadat mengakhiri pembicaraan.

Berita Terkait