5 Penyerang Ganas asal Indonesia yang Tipikal Permainannya Mirip Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 15 Mei 2020, 10:45 WIB
Kolase - Pemain Boaz Solossa, Zulham Zamrun, Ferdinand Sinaga, Febri Hariyadi, Osvaldo Haay (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Sepak bola modern telah memperlihatkan fakta bahwa seorang mesin gol tidak harus berperan sebagai seorang penyerang tengah. Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, dua pemain terbaik dalam satu dekade terakhir telah membuktikan penyerang yang bekerja dari sayap bisa menjadi kolektor gol bagi timnya.

Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi memang menjadi contoh bagaimana seorang penyerang sayap dalam skema 4-3-3 mampu menjadi tumpuan sebuah tim untuk menyarangkan gol demi gol. Sejak bermain di Real Madrid hingga kini di Juventus, Cristiano Ronaldo kerap bermain di sisi kiri penyerangan timnya.

Advertisement

Sementara Lionel Messi bersama Barcelona, juga melakukan hal yang sama. Ia kerap melakukan penetrasi dari sisi kanan, dan sekali-kali melakukannya dari sisi sebaliknya, sebelum menjebol gawang lawan.

Permainan yang diperlihatkan oleh Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di panggung sepak bola Eropa juga diperlihatkan sejumlah pemain bertipikal menyerang di Indonesia.

Dalam perkembangan yang diperlihatkan oleh klub-klub kasta tertinggi sepak bola di Indonesia, di mana mayoritas pelatih memperagakan formasi 4-3-3 yang kemudian bisa bertransformasi menjadi 4-2-3-1 atau 4-3-2-1, sejumlah penyerang berkaki cepat dan memiliki akurasi tembakan yang luar biasa ditempatkan di satu dari dua sisi sayap penyerangan.

Kali ini, Bola.com akan membahas lima pemain yang memiliki kemampuan serang seperti itu, atau mungkin bisa dibilang memiliki posisi yang sama seperti yang diperagakan oleh Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Video

2 dari 6 halaman

Boaz Solossa

Pemain Persipura Jayapura, Boaz Solossa saat melawan Persija Jakarta pada lanjutan Liga 1 Gojek bersama Bukalapak di Stadion Pakansari, Bogor, (25/5/2018). (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Boaz Solossa merupakan pemain yang sudah menjadi andalan Persipura Jayapura sejak bergabung pertama kalinya pada 2005, setelah penampilan cemerlangnya bersama Tim PON Papua pada 2004 dan bersama Timnas Indonesia di Piala Tiger pada tahun yang sama.

Pemain kelahiran Sorong, Papua, itu merupakan sosok yang memiliki sejumlah keunggulan dalam tipe sepak bola menyerang. Kecepatan kaki, dribel bola yang baik, dan tembakan yang keras dan akurat menjadi keunggulan yang dimiliki Boaz.

Boaz boleh dibilang memang merupakan penyerang dengan posisi yang mirip seperti yang dimainkan oleh Cristiano Ronaldo dalam beberapa tahun terakhir.

Tampil di sisi kiri serangan, baik di Persipura Jayapura maupun Timnas Indonesia, Boaz mampu memberikan umpan-umpan akurat ke jantung pertahanan lawan, maupun mencetak gol atas namanya sendiri.

Striker-striker asing seperti Alberto Goncalves dan Addison Alves adalah contoh yang merasakan bagaimana Boaz memberikan asupan bola yang membuat mereka mampu mencetak gol-gol penting bagi Mutiara Hitam.

Total 14 gol di Timnas Indonesia dan 220 gol di Persipura Jayapura adalah torehan kuantitas yang menjadi bukti sukses Boaz Solossa sebagai individu yang tajam sebagai penyerang meski tidak bermain di posisi nomor 9.

3 dari 6 halaman

Ferdinand Sinaga

Ferdinand Sinaga mencetak tiga gol saat PSM Makassar mengalahkan Lalenok United pada play-off Piala AFC 2020 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar. (Bola.com/Abdi Satria)

Ferdinand Sinaga merupakan striker petualang yang sudah berpindah-pindah klub dalam sepanjang kariernya sejak 2006. Seperti halnya Boaz Solossa, Ferdinand Sinaga yang menjadi bagian dari skuat Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011 itu memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan tendangan keras dan akurat.

Pemain kelahiran Bengkulu dan berdarah Batak ini memulai karier profesional di Persibat Batang setelah melewati karier junior di Persib Bandung.

Kemudian Ferdinand Sinaga membela Persikab Bandung, Pelita Jaya, PPSM Magelang, Persiwa Wamena, Semen Padang, Persisam Putra Samarinda, kembali ke Persib Bandung, kemudian ke Sriwijaya FC dan PSM Makassar, menjajal bermain di Malaysia bersama Kelantan dan kini kembali ke PSM.

Menjadi top scorer Liga Prima Indonesia 2011-2012 dengan 16 gol saat membawa Semen Padang menjadi juara, sertam menjadi pemain terbaik ISL 2014 ketika membawa Persib Bandung juga menjadi juara, adalah bukti konkret kehebatan seorang Ferdinand Sinaga.

Meski harus menjadi penyerang di sisi sayap, di mana ketika bermain untuk Persib Bandung ada Ilija Spasojevic sebagai ujung tombak, atau ketika bermain di PSM Makassar yang tidak memiliki striker yang menjadi mesin gol, Ferdinand Sinaga menjadi pemain yang bisa bermain cemerlang dari sisi sayap.

Ferdinand Sinaga mampu bermain sebagai penyerang sayap yang tajam ketika PSM menerapkan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1, tapi juga mampu bermain apik untuk berduet dengan rekan setimnya ketika bermain dengan formasi 4-4-2.

4 dari 6 halaman

Zulham Zamrun

Pemain Persib, Zulham Zamrun, merayakan gol yang dicetak ke gawang Barito Putera pada laga TSC 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2016). Persib menang 2-0 atas Barito Putera. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Zulham Zamrun adalah pemain yang selalu diplot menjadi penyerang sayap, di mana pun dia bermain, baik di Timnas Indonesia maupun di level klub. Namun, Zulham berbeda tipe dengan model pemain seperti Riko Simanjuntak yang lebih kuat sebagai pelayan bagi bomber di lini depan.

Zulham merupakan pemain yang tidak ragu untuk mengirimkan umpan silang yang akurat ke jantung pertahanan dan tak takut untuk melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti. Namun, sayang dalam beberapa tahun terakir, Zulham kerap tidak menjadi andalan utama di posisinya, sehingga perannya tidak terlalu terlihat besar.

Bahkan ketika bermain bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2016, Zulham Zamrun lebih berperan sebagai seorang supersub, yang siap turun di babak kedua untuk menyegarkan tim, terutama di sisi sayap yang harus mengandalkan kecepatan kakinya.

5 dari 6 halaman

Febri Hariyadi

Gelandang Persib Bandung, Febri Hariyadi, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Persebaya Surabaya pada laga Liga 1 Indonesia di Stadion I Wayan Dipta, Bali, Jumat (18/10). Persib menang 4-1 atas Persebaya. (Bola.com/Aditya Wany)

Kiprahnya sebagai pemain sayap Persib Bandung membuat sosok Febri Hariyadi makin terkenal. Itu semua karena kepiawaiannya dalam menggocek bola ditambah dengan kecepatannya yang membuat lawan kerepotan.

Tak heran pemain kelahiran Bandung, 19 Februari 1996 ini selalu menjadi andalan Persib Bandung sejak beberapa musim lalu. Pemain berusia 24 tahun ini memang selalu menjadi starter di sektor sayap.

Pemain jebolan Diklat Persib ini mulai terlihat kualitasnya saat memperkuat Persib U-21 pada 2010 hingga 2015. Pada 2016, pemain yang akrab disapa Bow ini ditarik memperkuat tim senior Persib.

Kecepatan, trik mengecoh pemain lawan, umpan silang, dan terobosannya dari sayap membuat tim lawan kesulitan menghalau. Kecepatan yang dimilikinya membuat Febri sempat mendapat julukan RX King. Sementara masih ada julukan lainnya, seperti Wonderkid, Anak Ajaib, The Kartu Koneng, dan Rising Star.

Pemain Persib Bandung berusia 24 tahun ini pun memiliki keberanian untuk melepaskan tendangan langsung ke gawang lawan dari jarak jauh. Dengan semua kemampuan itu, terutama postur tubuhnya, jelas Febri Hariyadi merupakan pemain dengan tipikal yang sama seperti Lionel Messi.

 

6 dari 6 halaman

Osvaldo Haay

Penyerang Persija Jakarta, Osvaldo Haay, melakukan selebrasi usai membobol gawang Borneo FC pada laga Shopee Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Minggu, (1/3/2020). Persija menang 3-2 atas Borneo FC. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Osvaldo Haay merupakan pemain asal Papua yang dibesarkan oleh Persipura Jayapura mulai dari Torabika Soccer Championship 2016. Saat itu, Angel Alfredo Vera yang menjadi pelatih Mutiara Hitam, memberikan kesempatan kepada Osvaldo untuk masuk ke tim utama dan bersaing sebagai gelandang serang ataupun striker.

Osvaldo Haay kemudian memperlihatkan permainan yang kian menarik di Liga 1 2017. Namun, aktivitas bersama Timnas Indonesia U-22 yang mempersiapkan diri menuju SEA Games 2017 membuatnya kurang mendapatkan menit bermain bersama Persipura.

Namun, bersama Timnas Indonesia U-22 asuhan Luis Milla itu, Osvaldo Haay yang diplot sebagai penyerang sayap kerap membuat kejutan lewat akselerasi kecepatan dan penetrasi ke pertahanan lawan. Kepindahan posisi sebagai pemain sayap ini membuat Osvaldo bermain lebih mengandalkan kecepatan dan memberikan umpan ke jantung pertahanan.

Performa Osvaldo makin matang ketika bermain bersama Timnas Indonesia U-22 tampil di SEA Games 2019 di Filipina. Bahkan Osvaldo beberapa kali dimainkan oleh Indra Sjafri sebagai penyerang tengah setelah memperlihatkan ketajaman sebagai penyerang sayap yang membuatnya memiliki tipikal sebagai Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi.

Meski Tim Garuda Muda hanya meraih medali perak, Osvaldo Haay berhasil keluar sebagai top scorer sepak bola SEA Games 2019 dengan delapan gol.

Penampilan apik Osvaldo Haay di bawah asuhan Indra Sjafri itu pun memancing Persija Jakarta untuk coba mendapatkannya untuk Liga 1 2020. Osvaldo Haay pun datang ke ibu kota dan memperlihatkan permainan yang apik dalam tiga laga pertama Persija Jakarta, termasuk laga uji coba kontra klub Singapura, Geylang Internasional, di mana ia berhasil mencetak gol.

Bersama Persija pada musim 2020 ini pun Osvaldo bakal menjadi pemain yang berperan sebagai penyerang sayap, di mana posisi kiri akan menjadi slot yang dimainkannya. Marko Simic akan tetap jadi andalan di ujung tombak dengan Riko Simanjuntak yang menjadi pelayang dari sisi kanan.

Osvaldo hanya tinggal memaksimalkan kemampuannya untuk tetap membuat gol meski bermain dari sisi sayap, seperti yang diakukan oleh Cristiano Ronaldo maupun Lionel Messi.

Berita Terkait