Berjuang Bertahan Hidup, Arema FC Bayar Gaji Pemain dan Pelatih dari Dana Talangan Kocek Pribadi Petinggi Klub

oleh Ario Yosia diperbarui 15 Mei 2020, 19:50 WIB
Tim pelatih Arema FC musim 2020 (dari kiri ke kanan), Singgih Pitono, Charis Yulianto, Mario Gomez, Marcos Gonzales, Felipe Americo, dan Kuncoro. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Jakarta - Petinggi klub Arema FC merogoh kocek pribadi untuk bisa memenuhi hak para pemain, pelatih, dan ofisial. Di masa pandemi corona COVID-19 seluruh anggota hanya menerima 25 persen gajinya.

"Gaji pemain, ofisial, dan karyawan berasal dari kantong pribadi owner," kata Ruddy Widodo, General Manager Arema FC.

Advertisement

Saat ini 70 persen saham PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) dimiliki oleh Iwan Budianto, dan 30 persen saham milik Agoes Soerjanto.

Selama kompetisi terhenti, dana dari sponsorship dan subsidi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) tidak mengalir. Selain itu, Arema FC Store juga tutup sementara karena wabah virus corona. Untuk menyambung hiduo, manajemen hanya bisa jualan via online sehingga mengakibatkan omzet penjualan turun 70 persen.

"Kompetisi berhenti, otomatis dana kucuran sponsor dan subsidi dari pengelola kompetisi juga berhenti. Kalau kompetisi berputar, ya semua itu bisa cair. Kenyataannya saat ini tidak," kata Ruddy Widodo.

Semua klub di Indonesia sedang kesulitan finansial karena roda kompetisi tidak berjalan. Tim Singo Edan mencoba bertahan dalam situasi sulit ini.

Manajemen menegaskan tak membagikan Tunjangan Hari Raya (THR) buat kebutuhan Lebaran. Mereka hanya memberi bingkisan ke awak tim

"Sebelum masa pandemi, kami dari dulu tidak  pernah memberikan yang namanya THR. Biasanya cuma kasih bingkisan saja," kata Ruddy Widodo.

"Karyawan klub tahun lalu dapat, tapi tahun ini sepertinya berat. Tapi gaji mereka masih kami bayar full. Kasihan kalau ikutan dipotong, nominalnya sedikit sekali. Untuk bingkisan, tahun ini ada atau tidak kami belum tahu," Ruddy menambahkan.

Video

2 dari 2 halaman

Usulan Masa Depan Kompetisi

General Manager Arema FC, Ruddy Widodo. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Arema FC membeber sikap mereka terkait opsi-opsi yang ada jika kompetisi Shopee Liga 1 musim 2020 dihentikan secara permanen. Ketimbang turnamen, klub berlogo singa mengepal ini menegaskan lebih memilih kompetisi musim 2021 segera digelar.

"Bagi kami, lebih bagus jika kompetisi 2021 diajukan jadwalnya sehingga pada September 2020 kompetisi sudah bisa bergulir," kata Ruddy Widodo.

"Ini jauh lebih bagus ketimbang nanti ada turnamen dulu, kemudian jeda agak lama, sampai tahun depan baru kompetisi diputar," sambung Ruddy.

Menurut Ruddy, ada sejumlah keuntungan memilih kompetisi ketimbang turnamen. Salah satunya, sambung manajer berusia 48 tahun tersebut, adalah jadwal yang jauh lebih ideal bagi kompetisi Liga 1.

"Jika kompetisi dimulai September, idealnya akan berakhir Maret atau April. Ada waktu untuk persiapan Piala Dunia U-20, yang akan dihelat pada Mei-Juni 2021," papar Ruddy.

"Dengan jadwal ini, tentu tidak akan ada lagi kesulitan menyelaraskan jadwal kompetisi dengan persiapan Piala Dunia U-20," ujarnya menambahkan.