Pelatih Vamos Mataram, Bonsu Hasibuan Meninggal Dunia

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 16 Mei 2020, 12:27 WIB
Vamos FC lolos ke final Pro Futsal League 2017 setelah mengalahkan Mataram FC 5-2 pada laga semifinal di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, Sabtu (13/5/2017). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Bola.com, Jakarta - Pelatih peserta Pro Futsal League (PFL) Vamos Mataram, Bonsu Hasibuan, meninggal dunia. Pria asal Padang Sidempuan, Sumatera Utara itu mengembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (15/5/2020) malam WIB.

Kabar wafatnya Bonsu Hasibuan diunggah oleh Vamos Mataram melalui akun Instagram, @vamosmataramfc.

Advertisement

Bonsu Hasibuan telah mengabdikan diri bersama Vamos Mataram sejak 2013. Belum ada informasi lebih lanjut atau penyebab dari meninggalnya Bonsu Hasibuan.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Keluarga besar Vamos Mataram berduka dengan berpulangnya coach Bonsu Hasibuan pada Jumat (15/5/2020). Sungguh sebuah kehilangan yang sangat mendalam bagi kami," tulis unggahan Vamos Mataram di Instagram.

"Terima kasih coach untuk segala dedikasinya memajukan futsal di Nusa Tenggara Barat. Mari sama-sama kita berdoa semoga segala dosa almarhum diampuni dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amin ya rabbal alamin," lanjut unggahan tersebut.

Video

2 dari 2 halaman

Jadi Pelatih dan Kapten di Homeless World Cup 2012

Ilustrasi Homeless World Cup. (Leonardus Ario / Public Relations PPI Greater Glasgow)

Selain menjadi pelatih Vamos Mataram, Bonsu Hasibuan juga pernah ambil bagian dalam Homeless World Cup 2012 di Meksiko. Saat itu, ia berperan sebagai pelatih plus kapten tim Indonesia.

Bonsu Hasibuan mencetak gol indah melalui tendangan salto ketika Indonesia mengalahkan Republik Ceska 10-7 untuk melaju ke babak delapan besar. Gol tersebut dipersembahkannya ntuk anak didiknya yang bernama Eko Anggoro, yang merupakan anggota Dalem Kaum Rumah Cemara Football Club, yang meninggal dunia sehari sebelum pertandingan.

"Ya, itu membuat saya emosional. Ada satu kejadian di pagi hari sebelum pertandingan di mana teman saya, Eko Anggoro, meninggal dunia. Saat itu saya merasa sangat emosional, sedih, karena tidak bisa melihatnya secara langsung, dan saya ingin mempersembahkan permainan saya hari itu kepada Eko. Dan ternyata saya berhasil mencetak gol dengan gaya salto. Hal itu membuat saya semakin emosional dan mendedikasikan gol itu untuk Eko, tapi tidak hanya untuk dia saja, tapi juga sebagai pembuktian kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki skill permainan yang bisa diperhitungkan. Mengapa begitu? Karena saat awal kami datang, seperti disepelekan," kata Bonsu Hasibuan dinukil dari World Soccer Indonesia edisi Desember 2012.

Berita Terkait