Tak Mudik ke Papua, Ini Alasan Patrich Wanggai Bertahan di Mes Persebaya

oleh Ario Yosia diperbarui 21 Mei 2020, 15:50 WIB
Pemain baru Persebaya Surabaya. Patrich Wanggai, berlari ringan saat latihan di Lapangan Yogyakarta Independent School, Sleman, Kamis (23/1). Latihan ini persiapan jelang Liga 1 Indonesia 2020. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Jakarta - Saat mayoritas pemain Persebaya Surabaya memilih mudik saat manajemen membubarkan aktivitas pada pertengahan bulan Maret, Patrich Wanggai tetap tinggal di mes. Sang striker sama sekali tak berfikir untuk pulang ke kampung halamannya di Papua. Apa alasannya?

Patrich Wanggai tinggal bareng dengan Oktafianus Fernando di mes tim berupa apartemen. Selain keduanya ada gelandang serang asal Mali, Makan Konate yang tinggal di apartemen berbeda di kawasan Surabaya Barat.

Advertisement

Oktafianus tetap tinggal di apartemen yang disediakan manajemen karena faktor istrinya yang akan melahirkan dalam waktu dekat. Sementara Konate tidak pulang karena negara asalnya, Mali, menutup semua penerbangan ke negaranya.

Lantas bagaimana dengan Patrich Wangai?

”Saya tidak sendirian kok, saya tetap bertahan di Surabaya bersama keluarga. Di sini saya bisa terus latihan, ada fasilitas seperti gym dan kolam renang,” kata Patrich.

Dengan tinggal di apartemen pemain, Patrich menyatakan bisa lebih fokus menjaga kondisi kebugaran. Seandainya tiba-tiba ada pengumuman kompetisi dilanjutkan, kondisinya sudah siap.

Memang, ia mengakui nasib kelanjutan Shopee Liga 1 2020 masih belum jelas sampai saat ini. PSSI masih menunggu keputusan pemerintah soal kapan aktivitas olahraga diperbolehkan kembali. Keputusan itu akan tergantung salah satunya status tanggap darurat corona Covid-19 yang ditetapkan sampai 29 Mei ini.

Patrich menambahkan, selama di Surabaya banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Hampir tidak keluar kemana-mana karena Surabaya juga memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

”Di rumah saja, nonton, main PlayStation, lalu latihan rutin tiap hari,” papar Patrich.

Video

2 dari 2 halaman

Mudik Baru Saat Natalan

Para pemain Kalteng Putra merayakan gol yang dicetak Patrich Wanggai ke gawang Persija Jakarta pada laga perempat final Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Kamis (28/3). Persija kalah adu penalti dari Kalteng. (Bola.com/Yoppy Renato)

Soal budaya mudik, Patrich menyatakan memang tidak terbiasa mudik bersamaan lebaran. Meski mudik saat Idul Firtri juga biasa dilakukan oleh orang Kristen seperti dirinya, karena aktivitas sepak bola nasional biasanya bertenti total di momen hari kemenangan.

"Tahun kemarin saya juga tidak pulang waktu lebaran, cuma Natal saja saya mudik,” tutur penyerang kelahiran 27 Juni 1988 itu.

Bicara soal hal lain, Patrich Wanggai, ternyara merupakan penikmat kopi. Selama ini, minuman yang cukup banyak digemari oleh warga dunia itu telah menjadi bagian dari hidupnya. 

“Bisa dibilang saya ini salah satu pencinta kopi, saya bisa minum satu sampai dua gelas kopi per hari,” ungkap pemain kelahiran Nabire, Papua, tersebut.

Patrich merasa kopi bisa mengubah suasana hatinya menjadi lebih baik. Contohnya, setelah menjalani rutinitas berlatih bersama klub, dia bisa membuat suasana lebih santai dengan meminum kopi.

“Minum kopi biasanya saat sore atau malam. Kalau kata anak sekarang, saya jadi anak indie, yang suka kopi dan menikmati senja,” tuturnya.