3 Ekspatriat dengan Religiositas Tinggi yang Pernah Singgah di Arema FC

oleh Iwan Setiawan diperbarui 27 Mei 2020, 08:15 WIB
Arema FC Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Malang - Hari Raya Idulfitri baru saja tiba bagi semua umat muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Bicara soal kepercayaan dan keyakinan menjalani ibadah, Arema FC pernah memiliki beberapa pemain asing, termasuk yang akhirnya menjalani naturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia, yang memiliki religiositas atau pengabdian terhadap agamanya yang tinggi, tak hanya saat Ramadhan hingga Idulfitri.

Bukan rahasia lagi jika begitu banyak pemain asing yang berkompetisi di Indonesia kemudian menjadi warga negara Indonesia. Banyak pula yang kemudian merasakan bagaimana tekunnya rekan setimnya menjalani ibadah di sela-sela aktivitasnya sebagai pesepak bola profesional hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf.

Advertisement

Pada tahun ini, di mana Hari Raya Idulfitri terasa sedikit berbeda karena pandemi virus corona, sejumlah pesepak bola asing yang berkarier di Indonesia, memutuskan untuk merayakan hari kemenangan tersebut di Tanah Air, terutama mereka yang sudah menikah dan memiliki keluarga di Indonesia.

Bicara soal pesepak bola asing dengan kesalehan atau religiositas yang tinggi, Arema FC pernah memiliki tiga pemain berkarakter seperti itu. Ada yang memiliki ritual pengajian sebelum bertanding, hingga begitu tertib dalam menjalankan salat lima waktu tak terkendala situasi dan kondisi apapun.

Siapa saja pemain yang memiliki karakter tersebut dan pernah bermain di Arema FC? Berikut Bola.com mengulasnya.

Video

2 dari 4 halaman

Ahmet Atayev

Gelandang Arema FC, Ahmet Atayev, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Persija Jakarta pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (31/3/2018). Persija menang 3-1 atas Arema FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pemain asal Turkmenistan ini bergabung bersama Arema FC pada pertengahan musim 2017. Saat dia bergabung, karakter religiusnya sudah terlihat. Atayev seorang Muslim yang taat.

Atayev bergabung Arema ketika rombongan tim sedang berada di Jakarta melawan Bhayangkara FC. Saat rombongan berada di Bandara Halim Perdanakusuma, Atayev menyempatkan diri salat di antara pilar di ruang tunggu bandara.

Waktu itu dia tidak mengerti Bahasa Indonesia sehingga kesulitan mencari Musala. Tanpa banyak merepotkan rekan tim yang belum dikenal, dia hanya mencari tahu arah kiblat untuk menjalankan Salat.

Setelah itu, tak jarang Atayev izin sebelum atau di tengah latihan untuk beribadah sejenak. Terutama saat latihan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. 

Lantaran latihan sore di Kanjuruhan memakan waktu perjalanan hampir satu jam, terkadang latihan Arema dimulai sebelum Salat Ashar. Sehingga dia menyempatkan diri Sholat saat jeda latihan.

Atayev berasal dari negara yang juga mayoritas Muslim. Namun, dari penampilannya sekilas dia bukan sosok religius. Namun, dia tekun menjalankan salat lima waktu.

 

3 dari 4 halaman

Makan Konate

Gelandang Arema FC, Makan Konate, memperhatikan rekannya saat menghadapi Persija Jakarta pada laga Shopee Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (3/8). Persija bermain imbang 2-2 atas Arema. (Bola.com/YoppyRenato)

Satu hal yang paling mudah diingat ketika bertemu Makan Konate. Setiap kali memulai pembicaraan, pemain asal Mali ini akan langsung mengucapkan Assalamu'alaikum, sebuah identitas muslim yang selalu diperlihatkannya ketika berbicara dalam konferensi pers atau sesi wawancara setelah latihan.

Awak media di Malang sempat terkejut saat pertama kali Konate datang dan menerima permintaan wawancara. Keterkejutan itu lebih karena para wartawan melontarkan pertanyaan bertubi-tubi tanpa mengucapkan salam terlebih dulu.

Konate seakan ingin memberikan contoh bagaimana dirinya memulai segala sesuatu dengan menggunakan salam.

Selain itu, ketika membela Arema FC pada musim 2018 hingga 2019, Konate kerap terlibat dalam sejumlah kegiatan religi, termasuk salat Idul Adha berjamaah pada 2019. Bahkan ia berada di barisan terdepan dengan baju gamis yang dikenakannya.

4 dari 4 halaman

Cristian Gonzales

Pemain Arema FC, Christian Gonzales beraksi di final Piala Presiden 2017 di Stadion Pakansari, Bogor. Minggu (12/3/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Cristian Gonzales adalah contoh pemain asing yang kemudian memilih untuk menjadi mualaf di Indonesia. Pemain kelahiran Uruguay ini sudah menjadi muslim sejak 2003 dan menjadi warga negara Indonesia pada 2010.

Cristian Gonzales merupakan muslim taat yang memiliki ritual khusus sebelum bertanding. Ia kerap mengadakan pengajian bersama anak yatim di rumahnya.

Ketika membela Arema FC pada 2013 hingga 2017, Gonzales juga sering mengundang suporter untuk membaca surat Yassin pada malam hari sebelum bertanding.

Hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan baik yang terus terjaga hingga saat ini. Bersama klub apa pun dia bermain, El Loco tidak pernah absen untuk membuat pengajian rutin di rumahnya.

Tradisi ini dilakukan untuk memberikan kelancaran dalam pertandingan yang akan dijalaninya. Selain itu, tentu juga berbagi rezeki dengan orang lain.

Pemain naturalisasi ini mengaku lebih tenang menjalani pertandingan setelah menjalani semua kegiatan tersebut. Bisa jadi, ketenangan yang didapatkannya di depan gawang lawan menjadi buah manis dari tradisi yang selalu dilakukannya secara rutin itu.

Berita Terkait