10 Pemain Berdarah Indonesia yang Berkarier di Eropa, Hanya 2 yang Murni WNI

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 07 Jun 2020, 09:15 WIB
Trivia - Pemain Indonesia yang Berkarier di Eropa (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Apa benar para pemain Indonesia dikenal hanya jago kandang? Jika mengacu kepada data, maka jawabannya adalah betul.

Berdasarkan penelusuran Bola.com, hanya ada tiga pemain berkewarganegaraan Indonesia yang bermain di luar negeri. Dua di Eropa dan satu di Asia, itu pun di Asia Tenggara.

Advertisement

Namun, kondisi tersebut bisa dimaklumi. Pasalnya, level para pemain Indonesia, khususnya, dan Asia Tenggara, umumnya, belum bisa mengimbangi kelas kompetisi di benua biru.

Indonesia boleh gagal melahirkan para pemain dengan kualitas Eropa. Namun, pesona para pemain keturunan terkadang bisa membanggakan.

Tengok saja Giovanni Van Bronckhorst, mantan kapten Timnas Belanda dan pemain Barcelona yang merupakan finalis Piala Dunia 2010. Mantan bek berusia 45 tahun itu punya darah Indonesia dari orang tuanya.

Lalu, siapa saja para pemain berdarah Indonesia yang tengah mencicipi kerasnya atmosfer sepak bola Eropa?

Video

2 dari 7 halaman

Egy Maulana Vikri (Lechia Gdansk, Polandia)

Pria berjuluk Egy Messi ini adalah pemain pertama dari Asia Tenggara yang merapat ke Lechia Gdansk. (Bola.com/M Iqbal Ichsan) (dok. Lechia Gdansk)

Egy Maulana Vikri adalah orang Indonesia tulen. Pemain berusia 19 tahun ini lahir di Medan, Sumatera Utata.

Egy telah berkancah di Polandia sejak 2018. Gelandang Timnas Indonesia U-22 itu bergabung dengan kontestan Ekstraklasa, Lechia Gdansk.

Saat ini, Egy masih berjuang meraih tempat utama di Lechia Gdansk. Selama dua musim, pemain bernomor punggung sepuluh ini baru tampil dalam tiga laga.

3 dari 7 halaman

Witan Sulaeman (FK Radnik Surdulica, Serbia)

Gelandang Timnas Indonesia, Witan Sulaeman merayakan gelar juara Piala AFF U-22 2019 setelah mengalahkan Thailand pada laga final di Stadion National Olympic, Phnom Penh, Selasa (26/2). Indonesia menang 2-1 atas Thailand. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

Jika Egy telah berkiprah di Eropa sejak 2018, Witan Sulaeman terhitung baru seumur jagung berkancah di benua biru. Pada Februari lalu, gelandang berusia 18 tahun ini bergabung dengan klub Liga Super Serbia, FK Radnik Surdulica.

Radnik Surdulica mengontrak Witan dengan durasi tiga setengah tahun. Baru juga meneken kontrak, mantan pemain PSIM Yogyakarta ini terpaksa kembali ke Indonesia karena kompetisi di Serbia ditangguhkan akibat pandemi virus corona.

Witan adalah rekan seangkatan Egy di Timnas Indonesia U-19. Setahun belakangan, keduanya mendapatkan promosi ke timnas U-22.

4 dari 7 halaman

Radja Nainggolan (Cagliari, Italia)

Pemain Juventus, Alex Sandro, berebut bola dengan gelandang Cagliari, Radja Nainggolan, pada laga Serie A di Stadion Juventus, Turin, Senin (6/1/2020). Juventus menang 4-0 atas Cagliari. (AP/Marco Alpozzi)

Aman menganggap bahwa Radja Nainggolan adalah pemain keturunan Indonesia paling terkenal yang berkarier di Eropa. Ayah dari gelandang berusia 32 tahun itu berasal dari Sumatera Utara yang bernama Marianus Nanggolan.

Radja, yang lahir di Antwerp, Belgia, telah ditinggalkan Marianus sejak masih kanak-kanak. Kala itu, sang ayah memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

Pada 2014, Radja sempat mengunjungi Indonesia. Pemain pinjaman Cagliari dari Inter Milan ini mencari ayahnya dan mencoba memaafkan Marianus.

Namun, bukan kasih sayang yang didapat Radja dari ayahnya. Perlakuan tak sopan malah diterima pemain yang memilih membela Timnas Belgia tersebut.

"Saya pulang ke Indonesia pada 2014. Saya ingin memberikan ayah kesempatan sekali lagi. Saya ingin bisa memaafkannya. Tapi dia mengabaikan saya dan malah meminta uang kepada saya," imbuh  Nainggolan.

5 dari 7 halaman

Emil Audero (Sampdoria, Italia)

5. Emil Audero (Sampdoria) – 9 Clean Sheets (AFP/Miguel Medina)

Emil Audero tercatat lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 Januari 1997. Namun, kiper Sampdoria itu lebih memilih untuk menjadi warga negara Italia dan memperkuat Timnas Italia kelompok usia.

Ayah Emil, Edy Mulyadi, adalah orang Indonesia tulen. Sementara sang ibu, Antonella Audero, merupakan warga Italia.

Saat usianya baru berumur setahun, atau pada 1998, Emil pindah ke Italia. Kiper dengan tinggi 192 cm ini membangun karier sepak bolanya bersama Juventus sebelum dijual ke Sampdoria pada 2019.

Pada tahun lalu, Emil mengunjungi Lombok, NTB untuk berlibur bersama kekasihnya.

"Kapan pun saya bisa kembali ke Indonesia, pasti akan ke sana. Walaupun jauh, itu sepadan. Ayah saya berasal dari Lombok. Saya juga lahir di sana. Tapi kami lebih lama menghabiskan hidup di Turin, tempat asal ibu saya, tepatnya daerah Cumiana. Budaya Indonesia dan Italia sama-sama mempengaruhi diri saya," ujar Audero dinukil dari Dugout.

"Biasanya, budaya Italia akan aktif dengan sendirinya saat saya sedang menjalani pekerjaan sebagai atlet. Menghadapi hal-hal kompleks yang perlu banyak persyaratan harus dibutuhkan kesabaran. Saat seperti itu, budaya Italia lebih mempengaruhi saya. Sementara untuk kehidupan sehari-hari, hal-hal yang lebih santai dan tenang, budaya Indonesia lebih kuat. Oleh karena itu, budaya Indonesia lebih kuat. Lebih sering saya terapkan," tutur Emil.

6 dari 7 halaman

Sandy Walsh (Zulte Waregem, Belgia)

Sandy Walsh saat ini masih menunggu proses naturalisasinya rampung sehingga bisa membela Timnas Indonesia. (Instagram/@sandywalsh)

Pemain keturunan Indonesia lain yang merintis karier di Eropa adalah Sandy Walsh. Bek berusia 25 tahun itu saat ini memperkuat Zulte Waregem di Liga Belgia.

Darah Indonesia Sandy Walsh berasal dari ibunya, Brigitta Portier. Orang tua sang ibunda, atau kakek dan nenek Sandy Walsh, berasal dari Surabaya dan Purworejo.

Sandy Walsh juga berulang kali mengutarakan niatnya untuk dinaturalisasi dan membela Timnas Indonesia. Namun, keinginan pemain kelahiran Brussels, Belgia itu masih belum terwujud.

"Bukan soal Timnas Indonesia, saya juga cinta negaranya. Saya sudah berkunjung ke sana sebanyak 2-3 kali. Dan setiap kali saya ke sana, saya merasa ingin di Indonesia, bukan di Eropa. Karena setiap kali saya di Indonesia, saya merasa bahagia cuacanya juga bagus. Jadi bukan soal Timnas Indonesia. Timnas adalah bonus," ucap Sandy Walsh di YouTube BangBes. 

"Saya ingin menjadi Warga Negara Indonesia bukan karena uang. Memang saya bermain sepak bola karena uang, tapi untuk timnas beda cerita. Sebuah kebanggaan kalau bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Untuk semua dukungan yang saya terima dari followers walaupun itu berasal dari tempat sangat jauh. Pesan penyemangat kalian, saya ingin membalas dukungan itu."

"Sebagai seorang pemain sepak bola, saya selalu memikirkan tim nasional. Saya selalu menonton Piala Dunia, Piala Eropa, bahkan Piala Asia, dan Piala Afrika. Saya diskusi banyak dengan kakek saya. Dia orang Indonesia. Dia Tinggal di Belgia dan bilang kalau kamu bisa bermain untuk Timnas Belanda, salah satu tim terbaik. Tapi juga harus diingat, kamu juga bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Negara yang sangat mencintai sepak bola, sangat indah," terang Sandy Walsh.

7 dari 7 halaman

Pemain Lainnya

Gelandang Belanda yang kini membela HNK Gorica di Liga Kroasia, Joey Suk. (Dokumentasi Joey Suk).

Joey Suk (HNK Gorica, Kroasia)

Joseph Simatupang (Blackburn Rovers, Belanda)

Navarone Foor (Vitesse Arnhem, Belanda)

Benjamin van Leer (Ajax Amsterdam, Belanda)

Thom Haye (ADO Den Haag, Belanda)

Berita Terkait