Paul Aro Cerita tentang Budaya, Persaingan Masuk Tim A di Skovde AIK, dan Usaha Menembus Timnas Indonesia U-19

oleh Abdi Satria diperbarui 16 Jul 2020, 16:00 WIB
Nyoman Paul Aro dengan seragam klub Swedia, Skovde AIK. (Dok. Pribadi)

Bola.com, Jakarta - Sosok Nyoman Paul Fernando Aro belakangan santer dibicarakan publik sepak bola nasional. Bek tengah yang baru saja menandatangani kontrak bersama klub Swedia, Skovde AIK, Senin (13/7/2020), pada berbagai kesempatan mengutarakan keinginannya membela Timnas Indonesia U-19.

Pada channel Bali Football, pemain kelahiran Singaraja, 23 Juni 2001 itu menegaskan sampai saat ini berstatus warga negara Indonesia. "Saya tidak perlu dinaturalisasi. Saya juga lancar berbahasa Indonesia dan Bali. Artinya tak masalah soal adaptasi," ujar Paul yang berdarah campuran Finlandia dan Indonesia ini.

Advertisement

Paul Aro mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pihak dari PSSI. "Saya juga menyerahkan foto dan video saat bermain di Swedia sebagai bukti. Hanya, memang sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Saya hanya menunggu saja," kata Paul.

Itulah mengapa saat ini ia lebih fokus berlatih. Apalagi Liga Swedia kembali dilanjutkan. "Saya terus bekerja keras meningkatkan kemampuan untuk bisa masuk tim A dan menit bermain. Jadi, andai dipanggil Timnas Indonesia U-19, saya juga sudah siap."

Paul mengaku tidak mengalami kendala dalam latihan bersama tim, termasuk menghadapi permainan keras rekan-rekan setim meski dalam latihan.

"Bagi saya itu hal yang normal. Itulah sepak bola, lagipula tidak ada saling emosi karena permainan keras. Misalnya, mengambil lawan dari belakang," terang Paul.

Bagi Paul, Liga Swedia bisa jadi pembuka jalan dirinya berkarier lebih tinggi di sepak bola. Karena, kalau ditarik ke belakang, saat masih menetap di Bali, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di lapangan bola dekat rumah neneknya.

"Di Bali, saya juga lebih banyak bermain futsal yang lapanganya memang banyak," kata Paul.

Beruntung, Paul ikut ayahnya yang bekerja di Swedia dan kemudian mengikuti seleksi di Skovde AIK U-19 pada 2016. Kala itu dirinya masih berusia 15 tahun. "Awalnya saya bermain sebagai sebagai penyerang sayap, lalu bek kiri dan terakhir berposisi sebagai stopper sampai sekarang," kata Paul Aro.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Budaya dan Cuaca

Nyoman Paul Fernando Aro, bek kelahiran Indonesia yang menimba ilmu di Swedia bersama Skovde AIK U-19. (Paul Aro).

Pada kesempatan itu, Paul mengungkap sejumlah kendala bagi dirinya selama di Swedia, di antaranya budaya yang sangat berbeda. Di Indonesia, khususnya di Bali, komunikasi antarwarga terbilang lancar.

"Di Bali, mayoritas masyarakatnya ramah-ramah. Kalau di sini agak lain, karena mereka lebih dingin dan terkesan lebih personal."

Selain budaya, kendala lain adalah cuaca yang kadang ekstrem, seperti matahari yang jarang muncul. Padahal saat di Bali, Paul bisa menikmati sinar matahari dengan leluasa. Beruntung Paul tak terkendala soal makanan.

"Termasuk pola makan. Saya juga bisa makan apa saja," ungkap Paul.

Terkait kemungkinan dirinya berkarier di Liga Indonesia, Paul mengaku belum terlalu memikirkannya sekarang. Meski dirinya paham betul atmosfer kompetisi tanah air. "Waktu di Bali, saya sering menonton pertandingan sepak bola," pungkas Paul.

 

Berita Terkait