Liga 1 2020 Bergulir, Penyerang Asing Persebaya Ingin Jaminan Keselamatan

oleh Aditya Wany diperbarui 06 Agu 2020, 14:00 WIB
Pemain baru Persebaya Surabaya, Mahmoud Eid, mengontrol bola saat latihan di Lapangan Yogyakarta Independent School, Sleman, Kamis (23/1). Latihan ini persiapan jelang Liga 1 Indonesia 2020. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Penyerang sayap Persebaya Surabaya, Mahmoud Eid, menyambut sukacita bergulirnya kembali Shopee Liga 1 2020. Rencananya, kompetisi kasta tertinggi Indonesia itu akan digelar lagi mulai 1 Oktober 2020. 

Mahmoud kini masih berada di negara asalnya, Swedia, sejak Maret silam, saat kompetisi dihentikan sementara. Pemain berdarah Palestina itu siap kembali lagi ke Indonesia untuk meneruskan kariernya.

Advertisement

Hanya, pemain berusia 27 tahun itu ingin mendapat jaminan keselamatan selama Shopee Liga 1 2020 digelar lagi nanti.

“Saya siap kembali ke Surabaya karena saya masih terikat kontrak. Tapi jika liga kembali digulirkan, para pemegang tanggung jawab harus bisa memastikan keselamatan kami saat latihan atau pertandingan,” kata Mahmoud Eid. 

Mahmoud tidak sabar untuk kembali ke Surabaya dan menjalani agenda bersama klub yang dibelanya itu. Namun, dia berharap seluruh pihak yang menggelar kompetisi memberi perhatian khusus kepada pemain di tengah pandemi Covid-19 ini. 

“Jujur saya senang mendengar kabar tersebut. Tapi saya menunggu instruksi lebih lanjut dari manajemen. Saya juga akan menghormati apapun sikap yang akan diambil manajemen Persebaya nanti,” sambungnya. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Situasi di Swedia

Mahmoud Eid - Pemain asal Palestina keturunan Swedia ini bergabung dengan Persebaya pada 2020 setelah meninggalkan klub Liga Swedia, Kalmar FF. (Bola.com/Yoppy Renato)

Di sisi lain, manajemen Persebaya masih mengambil sikap belum setuju di Liga 1 2020 kembali digelarnya. Alasannya, belum ada ketentuan yang jelas mengenai protokol yang harus dijalankan mengingat situasi pandemi belum mereda. 

Mahmoud menyebut situasi di Swedia tidak jauh berbeda dengan Indonesia saat ini. Grafik kasus Covid-19 memang cenderung menurun. Kompetisi domestik di negara Skandinavia itu sudah digelar kembali, tapi dengan memerhatikan protokol kesehatan. 

“Di Swedia situasi lebih terkendali, ini tidak terlepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat yang sadar akan bahaya penyakit ini sehingga jadi disiplin protokol kesehatan,” ucapnya.

“Liga di sini juga sudah berjalan tapi tanpa dihadiri penonton. Dengan begitu membuat kondisi menjadi lebih berat bagi semua pihak yang terlibat dalam sepak bola,” tutur pemain yang membela Timnas Palestina itu.

 

Berita Terkait