Imran Nahumarury Mengenang Memori Indah Bersama Persija

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 10 Agu 2020, 16:00 WIB
Imran Nahumarury saat dijumpai Bola.com di lapangan Banyuanyar, Sabtu (8/8/2020). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Solo - Persija Jakarta mampu mencatat prestasi gemilang di Liga Indonesia edisi 2001. Tim Macan Kemayoran berhasil keluar sebagai juara, setelah mengatasi perlawanan PSM Makassar pada laga final.

Tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 7 Oktober 2001, Persija menutup pertandingan dengan kemenangan 3-2. Gol dari Imran Nahumarury dan borongan Bambang Pamungkas, memastikan puluhan ribu Jakmania berpesta menyambut trofi juara.

Advertisement

Satu di antara pemain yang ikut berjasa dalam laga dan kiprah Persija kala itu adalah Imran Nahumarury. Berposisi sebagai gelandang jangkar, peran Imran cukup vital di lini tengah Tim Macan Kemayoran. Dia ikut menyumbangkan gol, saat laga final baru berjalan dua menit.

"Setiap pemain sepak bola pasti mengalami banyak moment dalam kariernya. Nah, Persija ini salah satu tim yang sangat berjasa dalam karier saya. Terutama partai final lawan PSM saya bisa cetak gol," terang Imran Nahumarury saat ditemui Bola.com di lapangan Banyuanyar, Solo, belum lama ini.

Ia merasakan perjuangan yang begitu berat harus dilalui bersama rekan setimnya di Persija Jakarta. Terutama ketika harus berjuang melawan cedera pada laga-laga genting sebelum partai pamungkas. Imran Nahumarury mengalami cedera hamstring akibat padatnya jadwal kompetisi.

"Banyak orang taunya saya bisa ikut cetak gol. Karena saat babak delapan besar di Makassar, saya cedera pad apertandingan terakhir. Kemudian melawan Persebaya di semifinal saya paksakan sampai selesai, sampai tidak bisa jalan setelah pertandingan," beber Imran.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Dorongan Bang Yos

Mantan pesepak bola Persija, Imran Nahumarury memandangi Stadion Lebak Bulus sesaat sebelum dibongkar, Sabtu (25/7/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Hal yang membuatnya untuk tetap bisa tampil pada partai final adalah karena kemauan yang tinggi. Imran tak mau menyerah untuk melewatkan partai final, meski merasakan sakit yang luar biasa.

Sosok lain yang membuatnya semakin bersemangat adalah adanya dorongan dari ketua Persija saat itu, sekaligus Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Ia diminta untuk harus bermain final bagaimanapun caranya.

"Bang Yos (Sutiyoso) memaksa saya harus main, mencari solusi untuk tampil di final. Akhirnya saya disuntik, dan dokter memastikan saya hanya bisa bermain maksimal selama 30 menit," tutur eks penggawa Timnas Indonesia.

"20 menit pertandingan saya paksa hingga bisa cetak gol, meski 10 menit awal sudah terasa sebenarnya. Tetapi dengan kemauan dan semangat bisa mengalahkan semuanya. Makanya setelah cetak gol saya tidak bisa selebrasi dan langsung diganti," kenang Imran Nahumarury.

3 dari 3 halaman

Pesan Khusus

Mantan pesepak bola Persija, Imran Nahumarury memandangi kenangan bersama Stadion Lebak Bulus sesaat sebelum dibongkar, Sabtu (25/7/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Baginya, ada hikmah yang sangat membuatnya selalu mengingat pada akhir musim 2001 yang begitu manis. Menurut Imran, pada dasarnya sangat dibutuhkan sebuah perjuangan dan motivasi besar, termasuk ketika dalam masa sulit di sepak bola.

Kiprahnya bersama Persija waktu itu, sekaligus menjadi pesan khusus yang dapat ia tularkan ke generasi pemain masa depan Indonesia.

"Sepak bola sekarang bukan hanya soal punya teknik atau skill saja. Tapi bagaimana kemauan, daya juang, dan semangat pantang menyerah. Itu sangat penting," jelas Imran Nahumarury.

Berita Terkait