Bursa Ketua Umum PBSI: Setelah Legenda Bulutangkis Dorong Moeldoko, Giliran 26 Pengprov Dukung Agung Firman Maju

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 23 Sep 2020, 20:50 WIB
Anggota BPK, Agung Firman Sampurna meninggalkan Gedung KPK usai mengikuti rapat awal dengan Pimpinan KPK di Jakarta, Jumat (5/2/2016). BPK akan segera memeriksa laporan keuangan KPK. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Bola.com, Jakarta - Bursa calon Ketua Umum PP PBSI periode 2020-2024 semakin hangat. Setelah sejumlah legenda bulutangkis mendorong Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko maju, giliran 26 Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mendukung Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna sebagai Ketua Umum PBSI 2020-2024 menggantikan Wiranto.

Masa jabatan Wiranto bakal berakhir pada Oktober ini dan sudah memastikan tidak akan ikut dalam pemilihan ketua umum selanjutnya.

Advertisement

Para pengurus Pengprov merasa membutuhkan sosok yang kuat untuk meneruskan kepemimpinan Wiranto yang sudah membuahkan prestasi, menertibkan masalah pencurian umur dan membuat perbaikan di Internal dalam pembibitan pemain muda, serta keadilan dalam persaingan untuk menjadi pemain nasional.

"Kami melihat ada kesinambungan jika tongkat kepemimpinan dari Pak Wiranto diteruskan kepada Pak Agung Firman. Sejauh ini sudah ada 26 dari 34 pengprov yang menyatakan dukungan secara tertulis," kata Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta Alex Tirta, di Jakarta, melalui rilis kepada wartawan, Rabu (23/9/2020).

Alex menjelaskan sesuai aturan organisasi yang tertuang di AD/ART, ketua umum dipilih oleh pengprov. "Ini murni aturan organisasi yang sudah ada sejak dahulu," katanya.

Menurut Alex, musyawarah untuk mufakat antar-pengprov mencari ketua umum yang baru sangat penting. "Masih ada delapan pengprov lagi yang belum menyerahkan surat dukungan. Tapi kami yakin, suksesi kepemimpinan akan berlangsung aklamasi," ujarnya.

Berdasarkan peraturan, calon ketua umum harus didukung oleh 10 pengprov. "Jika tidak tercapai kata mufakat, maka diatur mekanisme pemilihan. Tapi untuk menjadi calon ketua umum harus didukung oleh 10 pengprov," katanya.

Alex pun mengatakan para pengurus pengprov sangat berharap Pak Agung Firman bisa membawa PBSI mandiri secara keuangan. Sosoknya sebagai ketua BPK RI dianggap pas dalam membenahi keuangan PBSI.

"Saat ini PBSI masih ada masalah di sektor pendanaan karena kurangnya minat sponsor. Kami berharap agar PBSI ke depan dapat mengundang perusahaan-perusahaan lain untuk ikut menjadi sponsor di PBSI," kata Alex Tirta.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Harus Siap Dikritik

Legenda Bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono saat berada di GOR Rudy Hartono, Pd. Sawah Indah, Sawah Lama (23/3/2018). Rudy Hartono kini aktif mengembangkan talenta muda di PB Jaya RAYA. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Sebelumnya, sejumlah legenda bulutangkis mendorong Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko untuk maju dalam pemilihan Ketua Umum PP PBSI 2020-2024. Namun, para legenda masih menunggu jawaban soal kesediaan Moeldoko maju dalam pemilihan tersebut. 

Para legenda tersebut sudah menemui Moeldoko pada 10 September untuk menyampaikan aspirasi mereka. Namun, saat itu Moeldoko belum memberikan jawaban gamblang soal usulan para legenda bulutangkis Indonesia. 

Dalam pertemuan itu turut hadir perwakilan dua klub yakni PB Djarum dan PB Jaya Raya. PB Djarum diwakili Lius Pongoh, Ivanna Lie, Tontowi Ahmad, Liliana Natsir, Christian Hadinata, serta Yuni Kartika. Adapun perwakilan Jaya Raya adalah Imelda Wiguna, Rudy Hartono, dan Markis Kido.

Salah satu legenda bulutangkis Indonesia yang mengoleksi delapan gelar All England, Rudy Hartono, mengatakan para legenda siap mendukung, dari memberi masukan sampai ikut turun ke daerah jika Moeldoko mau maju dalam pemilihan ketua umum PBSI 2020-2024. 

Rudy mengatakan pengurus PBSI yang baru nanti diharapkan dapat membangun sistem yang bagus, baik soal pelatnas, hingga sistem pembinaan dan pencarian bibit pebulutangkis. 

Menurut Rudy, ketua umum dan pengurus PBSI nantinya juga harus siap menerima masukan atau kritik. Rudy menyebut bulutangkis bukan milik perorangan atau PBSI saja, jadi harus siap menerima masukan dari berbagai pihak. 

"Banyak mantan pemain yang siap memberi masukan jika diminta, pasti juga bersedia jika diminta turun ke daerah. Kalau saya tidak mungkin turun ke daerah lagi, karena sudah tidak muda lagi. Tapi, kalau memberi masukan selalu siap," kata Rudy ketika dihubungi Bola.com, Minggu (20/9/2020). 

"Kemudian kalau duduk di tempat seperti itu (kepengurusan PBSI) juga harus siap dikritik, harus siap bersikap terbuka, jangan malah tertutup. Semua itu demi kebangkitan bulutangkis Indonesia," kata Rudy.