Terkait Bagus Kahfi, Mantan Manajer Pelita Jaya Menilai Barito Putera Tidak Salah

oleh Iwan Setiawan diperbarui 30 Nov 2020, 10:45 WIB
Pemain muda potensial Timnas Indonesia, Bagus Kahfi. (Istimewa)

Bola.com, Malang - Mimpi pemain muda Indonesia, Bagus Kahfi, untuk merajut karier di Eropa bersama FC Utrecht tidak menjadi kenyataan. Klub Belanda itu menarik tawaran yang diajukan kepada klub pemilik Bagus Kahfi, Barito Putera. Ada dugaan FC Utrecht menginginkan striker berusia 19 tahun itu secara gratis.

Sejak awal manajemen Barito Putera mengaku siap melepas Bagus Kahfi dengan mempersiapkan dua opsi untuk FC Utrecht sebagai syarat untuk melepaskan Bagus Kahfi.

Advertisement

Tim berjulukan Laskar Antasari itu memberikan syarat berupa kompensasi atau nilai transfer yang dibayar oleh klub Belanda itu, atau Bagus Kahfi dipersilakan bergabung dengan FC Utrecht tapi harus kembali lagi ke Barito Putera jika FC Utrecht memutuskan tidak menggunakannya lagi.

Penyebabnya tentu saja karena pemain asal Magelang, Jawa Tengah, itu masih terikat kontrak dengan Barito Putera hingga Oktober 2021. Beberapa pihak menyudutkan Barito Putera karena dianggap memupus impian Bagus Kahfi ke Belanda.

Namun, pendapat berbeda diungkapkan oleh mantan manajer Pelita Jaya, Lalu Mara Satriawangsa. Menurutnya, ada aturan main dalam hal melepas pemain yang masih terikat kontrak, dalam arti Barito Putera tidak salah jika memutuskan untuk tidak melepas Bagus Kahfi.

"Bagi saya, Barito Putera tidak salah. Ada aturan main melepas pemain yang masih terikat kontrak. Kompensasi harus tetap ada karena selama ini mereka yang menggaji Bagus," tegas Lalu Mara.

"SSB saja harus mendapatkan kompensasi ketika ada pemain yang diambil klub lain. Itu menjadi bagian dari apresiasi kepada pembina awal sang pemain," tegas pria yang juga pernah menjabat sebagai wakil manajer Arema ini.

Lalu Mara menegaskan agar FC Utrecht tidak sewenang-wenang jika ingin mengambil pemain. Ia juga menyoroti program Garuda Select, lantaran mereka menawarkan Bagus Kahfi kepada klub yang enggan mengeluarkan kompensasi kepada klub asal sang pemain.

"Harusnya Garuda Select juga bisa menyelesaikan masalah ini. Tinggal menyelesaikan apa yang menjadi hak Barito Putera, dengan begitu alumni Garuda Select bisa bermain di Belanda," tegasnya.

Video

2 dari 2 halaman

Mengharapkan Menpora Turun Tangan

Senam Sundul Langit diharapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, bisa menggelorkan semangat olahraga masyarakat Indonesia pada masa pandemi COVID-19. (dok. Kemenpora)

Masih mengenai Bagus Kahfi, Lalu Mara berharap Menpora Zainudin Amali bisa ikut untuk turun tangan mengatasi masalah ini. Jika PSSI yang turun tangan akan menjadi pelanggaran terhadap aturan profesionalisme klub.

"Menpora harus turun tangan. Tidak boleh diam atau hanya menonton saja. Mediasi pihak-pihak terkait, karena Bagus ini masih pemain muda, dan olahraga yang digelutinya sepak bola. Ini bukan intervensi dari pemerintah, tapi sebagai bagian dari proses mediasi," ujar Lalu Mara.

Menurutnya, Menpora juga harus mempelajari aset pemain muda Indonesia ke depannya. Ia berharap Menpora juga sudah mengetahui duduk persoalan sekaligus cara penyelesaiannya.

"Harapannya Menpora melakukan mediasi agar Barito Putera bisa ikhlas demi bicara kepentingan nasional," lanjutnya.