Ketua Olimpiade Tokyo Resmi Mengundurkan Diri

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 12 Feb 2021, 19:05 WIB
Ketua Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori, mengumumkan pengunduran diri di kantor pusat komite, Tokyo, Jumat (12/2/2021). (AFP Forum/Yoshikazu Tsuno)

Bola.com, Jakarta - Ketua Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori resmi mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat (12/2/2021). Dia juga kembali meminta maaf atas pernyataan seksisme yang memicu protes global.

Kejadian ini menjadi pukulan besar bagi persiapan perhelatan Olimpiade Tokyo. Olimpiade yang terancam tak terselenggara itu harus mencari ketua baru lima bulan sebelum mulai digelar.

Advertisement

Pengunduran diri Mori, yang merupakan mantan perdana menteri Jepang itu, dilakukan hanya beberapa bulan sebelum Olimpiade digelar tengah tahun ini. Insiden itu diyakini juga akan semakin mengikis kepercayaan kepada kemampuan penyelenggara dalam mengadakan perhelatan ini selama pandemi virus corona.

Menurut media Jepang, di antara kandidat yang dianggap bisa menggantikan Mori adalah Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto.

Hashimoto (56) adalah atlet yang tujuh kali tampil di Olimpiade, sekaligus anggota parlemen wanita perintis. Nama depannya diambil dari kata-kata Jepang untuk nyala api Olimpiade dan dia lahir beberapa hari sebelum Olimpiade Tokyo 1964 dibuka.

Mori memicu kehebohan ketika dalam pertemuan komite Olimpiade awal bulan ini mengatakan bahwa wanita berbicara terlalu banyak. Ucapannya itu memicu protes global agar dia dipecat karena menolak mundur.

"Pernyataan saya yang tidak pantas telah menyebabkan masalah besar. Saya minta maaf," kata Mori pada awal pertemuan para pejabat senior dalam panitia penyelenggara Jumat ini.

Dia menambahkan bahwa hal terpenting saat ini adalah menyukseskan Olimpiade Tokyo.

Mori mengatakan bahwa meskipun mungkin telah mengatakan sesuatu yang tidak perlu, dia tidak melakukannya dengan sengaja. Dia merasa pernyataannya disalahartikan oleh media. Dia menegaskan tidak berprasangka buruk terhadap perempuan.

"Saya sudah berusaha mendukung wanita sebesar mungkin, dan saya telah berusaha mendukung wanita lebih dari kepada laki-laki sehingga mereka bisa berbicara," kata Mori seperti dikutip Reuters. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Rusak Reputasi Olimpiade Tokyo

Orang-orang yang mengenakan masker berjalan dekat papan bertema Olimpiade yang disponsori perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Jumat (29/1/2021). Olimpiade 2020 Tokyo yang ditunda terkait pandemi virus corona Covid-19 dijadwalkan ulang untuk diadakan pada musim panas ini. (AP Photo/Hiro Komae)

"Ada saat-saat manakala orang tidak mau mengangkat tangan dan tidak mau angkat bicara, dan saya akan berusaha keras mengatakan tolong bicara dan saya merasa wanita sudah bisa berbicara banyak," imbuh Mori, seperti dikutip Antara

Sehari sebelumnya Mori meminta walikota Desa Olimpiade, Saburo Kawabuchi yang berusia 84 tahun, agar mengambil alih posisi teratas. Tetapi, setelah publik mengkritiknya karena Kawabuchi juga dari generasi Mori maka sang calon menolak jabatan itu.

Stasiun televisi Fuji News Network melaporkan pemerintah akan berupaya menghalangi pencalonan Kawabuchi. 

"Kami tidak boleh memberikan kesan bahwa banyak hal telah berubah kecuali kami memasang seorang wanita atau melihat beralihnya generasi," kata sumber pemerintah. 

Kontroversi Mori telah menciptakan kerusakan reputasi yang serius pada Olimpiade Tokyo. Pernyataan itu diungkapkan kata salah satu sumber yang terlibat dalam Olimpiade. Dia menambahkan banyak pejabat menginginkan Mori diganti perempuan.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike yang merupakan pelopor pemimpin wanita pertama Tokyo, menghindari memberikan jawaban langsung ketika ditanya tentang siapa penerus Mori yang seharusnya. Namun dia menyatakan orang itu harus mewujudkan cita-cita Olimpiade tentang inklusivitas dan menjadi orang yang bisa diterima dunia.

"Keragaman dan harmoni adalah hala yang perlu dipahami, diwujudkan, dan disiarkan oleh orang di puncak. Saya kira ini hal yang penting," kata Koike.

Sumber: Antara