Jejak Afghanistan di Sepak Bola Asia, Calon Lawan Timnas Indonesia yang Sempat Mati Suri Akibat Perang

oleh Rizki Hidayat diperbarui 25 Mei 2021, 16:15 WIB
Sebanyak 30 pemain Afghanistan nantinya akan dikerucutkan menjadi 26 pemain menjelang duel persahabatan melawan Timnas Indonesia dan Singapura. (dok. AFF)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan menghadapi Afghanistan pada laga uji coba di Lapangan Jebel Ali Centre of Excellence, Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (25/5/2021). Meski baru pertama kali bersua, Timnas Garuda patut mewaspadai Afghanistan.

Tim berjulukan The Lions of Khorasan tersebut merupakan satu di antara kekuatan sepak bola di wilayah Asia Selatan. Timnas Afghanistan menorehkan prestasi yang cukup membanggakan di ajang SAFF Championship.

Advertisement

Dalam turnamen yang diikuti tim-tim Asia Selatan, mulai dari India, Pakistan, Bangladesh, dan Maladewa tersebut, Timnas Afghanistan berhasil merengkuh titel juara pada 2013. Mereka juga pernah meraih status runner-up SAFF Championship pada 2011 dan 2015.

Adapun di ajang Piala Asia, Timnas Afghanistan belum pernah menorehkan prestasi yang membanggakan. Bahkan, sejak menjadi anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 1954, Afghanistan tak pernah tampil pada putaran final Piala Asia.

Saat ini, Timnas Afghanistan berada di peringkat 149 ranking FIFA dengan mengoleksi 1052,24 poin. Afghanistan unggul 24 strip atas Indonesia yang mendulang 964,07 poin.

Menghadapi Timnas Indonesia, Afghanistan memanggil 30 pemain. Satu di antara nama yang masuk daftar skuad Afghanistan adalah eks gelandang Persib Bandung, Farshad Noor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mati Suri Akibat Perang

Pasukan Amerika Serikat dalam Perang Afghanistan (SSG Kyle Davis - HHC 1ST BCT, 10TH MOUNTAIN)

Afghanistan merupakan negara yang tak pernah lepas dari perang. Negara yang memiliki luas 652,230 km persegi tersebut pada Desember 1979 sampai Februari 1989.

Ketika itu, perang melibatkan antara Republik Demokratis Afghanistan yang didukung Uni Soviet melawan Mujahidin Afghanistan yang mendapat dukungan dari sejumlah negara, satu di antaranya adalah Amerika Serikat.

Akibat perang yang berlangsung selama hampir 10 tahun tersebut, puluhan ribu nyawa melayang dari kedua kubu. Selain itu, ratusan ribu orang mengalami luka-luka serta jutaan penduduk harus kehilangan tempat tinggal.

Perang juga memberikan dampak besar terhadap perkembangan sepak bola di negara tersebut. Bahkan, tim sepak bola Afghanistan, baik klub maupun timnas tidak menjalani laga internasional dari 1984 sampai 2002.

Tidak hanya perang melawan Uni Soviet, perang saudara pada 1992 sampai 1996 membuat sepak bola di Afghanistan mati suri. Ketika itu, Afghanistan yang dipimpin Taliban melarang seluruh aktivitas sepak bola.

Alhasil, Afghanistan tidak menghelat pertandingan sepak bola, baik kompetisi domestik ataupun mengikuti ajang internasional. Namun setelah rezim Taliban runtuh, sepak bola Afghanistan kembali menggeliat.

Perang lagi-lagi berkecamuk di Afghanistan sejak Oktober 2001, setelah Amerika Serikat melakukan serangan untuk menumpas Taliban dan Al Qaeda. Meski begitu, perang tersebut tak terlalu memengaruhi aktivitas sepak bola di Afghanistan.

Setelah dilanda beragam peperangan, Timnas Afghanistan bertekad untuk mengukir prestasi di kancah dunia. Mereka pun berambisi lolos ke putaran final Piala Dunia 2022.

Secara matematis, Afghanistan memang masih punya peluang untuk melaju ke babak selanjutnya. Dalam lima laga Gru E, Afghanistan meraih sekali kemenangan, sekali imbang, dan tiga kali kalah. Afghanistan saat ini berada di peringkat ketiga dengan raihan empat poin.