Pasien Transplantasi Organ Butuh 3 Dosis Vaksin COVID-19 untuk Menaikkan Antibodi

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 18 Jun 2021, 14:50 WIB
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Bola.com, Maryland - Pasien transplantasi organ diklaim harus mendapat tiga dosis vaksin COVID-19. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Penelitian ini menjawab sejumlah studi mengenai pemberian vaksin COVID-19 dengan standar dua dosis terhadap pasien transplantasi organ tidak memberikan manfaat signifikan. Hal ini disebabkan oleh obat imunosupresif yang dikonsiumsi pasien.

Advertisement

Obat tersebut bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh. Kondisi tersebut dapat membatasi respons tubuh terhadap vaksin.

Dalam penelitian tersebut terungkap pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 menemukan adanya peningkatan kadar antibodi pasien transplantasi organ. Hal inilah yang membuat perlu adanya dosis tambahan untuk para pasien tersebut.

"Untuk pasien transplantasi, setelah pemberian dua dosis vaksin, mayoritas mereka tidak memiliki antibodi yang terdeteksi atau kadar antibodi yang rendah," kata penulis studi dari John Hopkins University, Dorry Segev, seperti dikutip CNN.

Penelitian pemberian dosis vaksin COVID-19 ketiga sampai saat ini masih dilakukan dengan beberapa jenis vaksin, yakni Moderna, Johnson & Johnson, dan Pfizer. Suntikan dosis ketiga dilakukan setelah 67 hari menerima suntikan dosis kedua.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Studi Lanjutan

Ilustrasi penelitian vaksin Covid-19. Prasesh Shiwakoti/Unsplash

Para ahli saat ini berencana melakukan studi lanjutan mengenai pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 terhadap pasien transplantasi organ. Nantinya, penelitian akan mengukur aktivitas bagian lain dari kekebalan tubuh di luar antibodi, yakni sel T dan sel B.

Sebanyak 200 pasien transplantasi organ ginjal akan dilibatkan dalam penelitian ini. Nantinya, National Institutes and Health menentukan pendekatan apa yang paling mungkin dilakukan jika vaksin gagal terhadap orang yang kekebalannya terganggu.

"Jika tes menunjukkan vaksin COVID-19 tidak bekerja dengan baik, peserta studi akan ditawari dosis vaksin tambahan untuk melihat hasilnya," ucap Direktur Divisi Alergi, Imunologi, dan Transplantasi NIAID, Daniel Rotrosen.

Berita Terkait