Liga 1: Kebutuhan Eduardo Almeida Selalu Dipenuhi Arema FC, Apa Alasannya?

oleh Iwan Setiawan diperbarui 24 Jul 2021, 06:15 WIB
Pelatih Arema, Eduardo Almeida saat memimpin latihan di lapangan Ketawang, Kabupaten Malang (Iwan Setiawan/Bola.com).

Bola.com, Malang - Pelatih Arema FC, Eduardo Almeida, bisa dibilang beruntung. Dia bergabung dengan Arema saat hadir seorang presiden klub yang royal, Gilang Widya Pramana. Kebutuhannya seperti dengan mudah dipenuhi oleh sang bos yang dikenal dengan sebutan Crazy Rich Malang atau Juragan 99 itu.

Berbeda dengan beberapa pelatih pendahulunya, mereka seperti dibatasi dengan budget dari manajemen. Belakangan, Eduardo butuh seorang pelatih fisik. Rumornya, dia akan membawa rekannya, Rui Nunes. Pelatih fisik asal Portugal yang sempat mendampingi Almeida di Semen Padang dua tahun silam.

Advertisement

Selain itu, para pemain asing yang direkomendasikan juga disetujui manajemen Arema FC, seperti Renshi Yamaguchi, Adilson Maringa, dan Carlos Fortes. Satu lagi berposisi stoper juga kemungkinan bakal datang dari kompetisi di negara asalnya, Portugal.

Satu yang menjadi pertanyaan, mengapa manajemen Arema FC dengan mudah memenuhi kebutuhannya? Padahal saat ini kondisi sepak bola masih belum berjalan. Terakhir, PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1 berencana memutar kompetisi pada akhir Agustus.

Ternyata, Almeida punya kelebihan bisa meyakinkan manajemen terkait kebutuhannya dan bisa berimbas untuk kemajuan tim.

"Saya selalu berdiskusi dengan pelatih terkait kebutuhannya. Ada beberapa hal yang sempat saya tanyakan balik, tapi dia bisa membuat saya yakin," ujar Gilang.

Seperti ketika membawa striker berambut gimbal, Fortes, ke Arema FC. Dari catatan golnya di Liga 2 Portugal bersama Vilafranquense, dia hanya mengoleksi dua gol. Tapi, Gilang diyakinkan oleh Almeida jika kualitas Fortes bagus dan bisa moncer di Indonesia.

Video

2 dari 2 halaman

Pengalaman Mario Gomez

Tim pelatih Arema FC musim 2020 (dari kiri ke kanan), Singgih Pitono, Charis Yulianto, Mario Gomez, Marcos Gonzales, Felipe Americo, dan Kuncoro. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sebenarnya Almeida bukan yang pertama mendapatkan kewenangan penuh di Arema FC. Musim 2020 lalu, pelatih asal Argentina, Mario Gomez, juga mendapatkan perlakuan yang sama. Dia dibebaskan memilih pemain asing, tapi waktu itu ada batasan anggarannya.

Gomez membawa dua pemain anyar dari Amerika Selatan, yaitu Elias Alderete asal Argentina dan MAtias Malvino asal Uruguay. Dua pemian lain, Jonathan Bauman dan Oh Inkyun, sudah punya pengalaman bermain di Indonesia.

Namun, hasilnya mereka malah melempem. Meski waktu itu masih dalam tahap pembentukan tim, tapi sudah bisa dilihat gerbong yang dibawa Gomez tidak bisa beradaptasi dengan baik di Arema. Hal itu bisa saja terulang, karena semua pemain asing yang dibawa Almeida baru tahun ini berkiprah di Indonesia.

Berita Terkait