Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 2021/2022 akan dimulai dalam hitungan hari. Ada 18 klub yang siap bersaing untuk menjadi yang terbaik di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu. Menariknya, bakal banyak hal baru tersaji dalam kompetisi kali ini.
Setelah lebih dari satu tahun kompetisi sepak bola Indonesia terhenti dan terus menerus ditunda, kini kompetisi yang akan bertajuk BRI Liga 1 2021/2022 sudah ada di depan mata.
Jumat (27/8/2021) akan menjadi titik awal bagi kebangkitan sepak bola Indonesia setelah Piala Menpora 2021 yang menjadi turnamen pramusim dihelat pada Maret dan April lalu.
Bakal berkompetisi saat situasi masih diliputi pandemi COVID-19, begitu banyak perubahan yang harus dilakukan oleh semua yang akan terlibat, baik klub, pemain, bahkan pelaksanaan kompetisi. Perubahan-perubahan itu akan membuat kompetisi meenjadi lebih menarik.
Berikut Bola.com mengulas 5 fakta menarik yang bakal tersaji di BRI Liga 1 2021/2022:
Video
Format Series
Pandemi COVID-19 membuat PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) harus memutar otak agar kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia bisa segera bergulir saat virus corona belum benar-benar mereda. Menghindari setiap tim melakukan perjalanan jarak jauh menjadi satu di antara beberapa solusi yang masuk akal.
PT LIB pun memutuskan untuk menggelar kompetisi secara series. Akan ada enam series sepanjang musim di BRI Liga 1. Bakal ada tiga klaster daerah yang digunakan untuk menggelar keenam rangkaian seri di kompetisi sepak bola Indonesia itu.
Klaster pertama adalah Wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Ada sekitar sembilan stadion yang bisa menjadi calon venue di klaster ini, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Madya Jakarta, Stadion PTIK Jakarta, Stadion Sport Center Tangerang, Stadion Pakansari Kabupaten Bogor, Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Stadion Wibawa Mukti Cikarang, Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Klaster kedua adalah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ada sekitar enam stadion yang bakal menjadi calon venue penyelenggaraan BRI Liga 1 2021/2022 di area ini, yaitu Stadion Jatidiri Semarang, Stadion Citarum Semarang, Stadion Moch Soebroto Magelang, Stadion Manahan Solo, Stadion Sultan Agung Bantul, dan Stadion Maguwoharjo Sleman.
Sementara klaster ketiga digelar di Jawa Timur. Seperti halnya klaster pertama, ada sembilan stadion yang bisa digunakan di klaster ini. Stadion Gelora Bung Tomo dan Stadion Gelor 10 November Surabaya, kemudian Stadion Delta Sidoarjo, Stadion Gelora Bangkalan, Stadion Joko Samudro Gresik, Stadion Surajaya Lamongan, Stadion Gajayana dan Kanjuruhan di Malang, dan Stadion Brawijaya di Kediri.
Setiap klaster akan menggelar dua di antara total enam seri yang berlangsung sepanjang musim.
Tak Ada Tim Berstatus Tuan Rumah
Dari tiga klaster yang sudah dibahas, artinya ada 24 calon stadion yang bakal mendapatkan kesempatan menggelar pertandingan BRI Liga 1 2021/2022.
Dengan ada enam klub yang berasal dari luar Jawa, artinya ada 12 klub yang sebenarnya bisa saja memainkan pertandingan di stadion yang biasa menjadi markas mereka.
Namun, PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi memastikan tidak ada satu pun dari 12 klub tersebut yang akan bisa bermain di stadion yang merupakan markas mereka.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada satu klub pun yang diuntungkan dengan situasi seperti itu, meski semua pertandingan akan digelar tanpa penonton.
Semua Tim Berpeluang Juara
Sejak era Liga 1 digelar pada 2017, dominasi klub-klub besar yang memiliki tradisi tak begitu saja bisa menguasai kompetisi. Berhasil juaranya Bhayangkara FC pada Liga 1 2017 menjadi bukti tim yang baru seumur jagung pun bisa bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Setelah itu, tak ada satu pun yang mampu mempertahankan gelar juaranya di musim berikutnya. Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017, Persija Jakarta menjadi di Liga 1 2018, dan Bali United menjadi kampiun Liga 1 2019.
Harus diakui Persija Jakarta dan Bali United memang membuktikan diri sebagai tim yang tak hanya memiliki pemain berkualitas, tapi memiliki dukungan suporter yang besar setiap kali bertanding di kandang. Hal itu juga mendukung perjalanan kedua tim menjadi juara pada musim 2018 dan 2019.
Namun, bicara BRI Liga 1 2021/2022, tak ada satu pun klub yang bakal memiliki suntikan motivasi yang datang dari pendukungnya di tribune stadion. Selain itu, tak satu pun tim bermain di stadion yang biasa menjadi markas mereka. Artinya, setiap tim punya kesempatan yang sama untuk memenangi pertandingan yang mereka jalani.
Kekuatan skuad yang dimiliki masing-masing tim akan menjadi faktor utama yang menentukan bagaimana perjalanan tim tersebut di BRI Liga 1 2021/2022.
Pelatih Asing Masih Banyak, tapi Jumlah Arsitek Lokal Bertambah
Ada 18 tim yang akan beraksi untuk bisa menjadi juara atau setidaknya tetap bertahan di BRI Liga 1 2021/2022. Artinya ada 18 pelatih yang akan beradu strategi untuk bisa membawa timnya meraih kemenangan dalam sepanjang musim.
Sampai tulisan ini dibuat, ada 10 pelatih asing yang akan memimpin timnya di BRI Liga 1 2021/2022, satu di antaranya merupakan pelatih debutan di kompetisi sepak bola Indonesia.
Pelatih itu adalah Angelo Alessio, pelatih asal Italia yang akan menangani Persija Jakarta mengarungi BRI Liga 1 2021/2022. Alessio merupakan mantan asisten Antonio Conte di beberapa tim, seperti Juventus, Timnas Italia, dan Chelsea.
Sembilan pelatih lainnya adalah Eduardo Almeida (Arema FC), Stefano Cugurra (Bali United), Paul Munster (Bhayangkara FC), Mario Gomez (Borneo FC Samarinda), Robert Alberts (Persib Bandung), Igor Kriushenko (Tira Persikabo), Jacksen Tiago (Persipura Jayapura), Milomir Seslija (PSM Makassar), dan Dejan Antonic (PSS Sleman).
Sebelumnya ada satu pelatih asing lagi, yaitu Dragan Djukanovic yang menangani PSIS Semarang. Namun, belum lama ini sang pelatih mengakhiri kerja samanya dengan Laskar Mahesa Jenar yang membuat asistennya, Imran Nahumarury, untuk sementara menjadi caretaker.
Seperti halnya Imran Nahumarury yang merupakan pelatih lokal, ada tujuh pelatih lokal lain yang sudah terbiasa beraksi di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Mereka adalah Djadjang Nurdjaman yang masih menangani Barito Putera, Rahmad Darmawan di Madura United, Aji Santoso di Persebaya Surabaya, Joko Susilo di Persik Kediri, Hendri Susilo di Persiraja Banda Aceh, Widodo C Putro di Persita Tangerang, dan yang terbaru Iwan Setiawan yang belum lama ini ditunjuk menjadi pelatih Persela Lamongan.
Momentum bagi Pesepak Bola Muda Indonesia
Pembatalan Piala Dunia U-20 2021 yang kemudian membuat Indonesia otomatis ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 membuat PSSI membutuhkan pemain-pemain muda dengan jam terbang yang cukup tinggi dalam persiapan tampil di turnamen level global tersebut.
Plus dengan kesulitan klub-klub untuk mendatangkan pemain baru jelang BRI Liga 1 2021/2022 berlangsung, pemain-pemain muda disiapkan oleh pelatih masing-masing tim untuk bisa turun dalam kompetisi yang sebenarnya.
Sejumlah pemain muda sudah memperlihatkan performa bagus bersama timnya di Piala Menpora 2021. Ada Braif Fatari dan Taufik Hidayat di Persija Jakarta. Kemudian ada Pratama Arhan di PSIS Semarang. Belum lagi Saddam Gaffar di PSS Sleman, atau Todd Rivaldo Ferre di Persipura Jayapura.
Pemain-pemain muda tersebut akan menatap momen penting dalam karier mereka, yaitu menjadi andalan bagi timnya masing-masing saat kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu baru mulai bangkit lagi. Siapa yang akan menjadi rising star pada akhir musim nanti?