Liga Inggris: 6 Pemain yang Menyesal Pergi dari Liverpool, Termasuk Eks Striker MU

Berikut ini adalah enam adalah pemain Liverpool yang menyesal setelah meninggalkan klub.

BolaCom | Rizki HidayatDiterbitkan 19 Oktober 2021, 10:30 WIB
Liverpool - Philippe Coutinho, Emre Can, Michael Owen (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Liverpool merupakan satu di antara klub terbesar di Inggris dan Eropa. Beragam prestasi pun mampu diukir The Reds di berbagai ajang.

Liverpool punya koleksi 19 gelar juara Liga Inggris. Klub yang bermarkas di Stadion Anfield tersebut juga sudah memenangkan enam trofi Liga Champions.

Advertisement

Pemain-pemain seperti Kenny Dalglish, Steven Gerrard, Xabi Alonso, dan Pepe Reina pernah menjadi bagian dari kesuksesan Liverpool. Mereka membantu skuad Si Merah menuju ke tangga juara.

Namun, seperti klub-klub lainnya, Liverpool juga sering ditinggal para pemainnya. Namun, tidak sedikit yang kemudian menyesal karena telah mengambil keputusan tersebut.

Berikut ini adalah enam adalah pemain Liverpool yang menyesal setelah meninggalkan klub. Satu di antara pesepak bola ini pernah berseragam Manchester United.


Georginio Wijnaldum

Georginio Wijnaldum menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik di Eropa bersama Liverpool. Ia bahkan mampu mempersembahkan gelar Liga Champions 2018/2019. Musim ini, Wijnaldum memutuskan untuk ke PSG dan lebih banyak dicadangkan. (AFP/Clive Brunskill)

Georginio Wijnaldum meninggalkan Liverpool pada musim panas tahun ini setelah kontraknya habis. Dia kemudian memutuskan bergabung ke PSG secara gratis.

Tetapi kariernya di PSG tidak sesuai harapan kesulitan bersaing di Paris. Wijnaldum mengaku tidak begitu senang dengan situasinya saat ini.

"Saya tidak bisa mengatakan saya benar-benar bahagia karena situasinya tidak seperti yang saya inginkan," kata Wijnaldum kepada NOS.

"Tapi itulah sepak bola dan saya harus belajar menghadapinya. Saya seorang pejuang. Saya harus tetap positif dan bekerja keras untuk membalikkan keadaan."


Philippe Coutinho

Philippe Coutinho sering dijuluki "penyihir cilik" oleh fans Liverpool karena memiliki tendangan jarak jauh yang mengagumkan. Sayangnya, ia memutuskan hengkang menuju Barcelona dan tak mampu tampil gemilang seperti The Reds. (AFP/Christof Stache)

Philippe Coutinho memaksa untuk pindah dari Liverpool pada musim panas 2017. Pemain asal Brasil tersebut akhirnya bergabung dengan Barcelona enam bulan kemudian.

Coutinho datang ke Camp Nou dengan biaya transfer sebesar 135 juta euro. Namun, dia mungkin tidak berharap melakukannya.

Karier Coutinho bersama Barcelona bisa dibilang tidak berjalan mulus. Dia dinilai kesulitan beradaptasi dan sering mengalami cedera.

Pada 2019, Coutinho bahkan sempat dipinjamkan ke Bayern Munchen untuk mengembalikan performa terbaiknya. Coutinho hanya mencetak 24 gol dari 97 penampilan untuk Blaugrana.

 


Emre Can

Emre Can menjadi gelandang bertahan andalan The Reds dan pernah mengantarkan Liverpool menjadi runner-up Liga Champions 2017/2018. Ia memutuskan hengkang ke Juventus pada 2018 dan apesnya hanya dimainkan sebanyak 45 laga. (AFP/Paul Ellis)

Emre Can merupakan salah satu pemain andalan Jurgen Klopp di Liverpool. Meski begitu, dia masih ingin mencari tantangan baru.

Can akhirnya pindah ke Juventus pada 2018 setelah kontraknya habis. Sayang, petualangannya bersama Si Nyonya Tua tidak berjalan baik.

"Saya hanya seorang pria ambisius yang selalu ingin bersaing di level tertinggi, tetapi saya juga belajar dari masa sulit ini ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang saya harapkan," kata Can kepada Kicker.

"Saya tidak bermain game sejak awal, jadi saya tidak senang, tapi saya akan tetap kuat dan terus bekerja pada diri saya sendiri."

 


Peter Crouch

Striker Liverpool, Peter Crouch melakukan hat-trick sempurna ketika menghadapi Arsenal pada musim 2006/2007. Kala itu Arsenal kalah 1-4 dari Liverpool. Itu merupakan hat-trick pertama Crouch di level klub dan ia torehkan dengan cara luar biasa. (Foto: AFP/Paul Ellis)

Peter Crouch membela Liverpool selama tiga tahun setelah didatangkan dari Southampton pada 2005. Namun, dia tidak menjadi pilihan utama di bawah Rafael Benitez.

Crouch akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Portsmouth pada 2008. Namun, dia mengaku meninggalkan Liverpool adalah penyesalan terbesarnya dalam sepak bola.

"Ini adalah sesuatu yang telah banyak saya pikirkan. Akan sangat brilian untuk menjadi pemain satu klub atau menghabiskan 10 tahun di tempat tertentu," ujar Crouch kepada Daily Mail.

"Penyesalan klub terbesar saya adalah meninggalkan Liverpool terlalu dini, tetapi keadaan berarti saya tidak punya banyak pilihan.


Michael Owen

Michael Owen sukses menjadi striker tajam dengan menorehkan 118 gol dari 216 penampilannya bersama Liverpool. Ia bahkan sempat meraih gelar Ballon d'Or. Pada 2004, ia memutuskan bergabung ke Real Madrid dan mengalami kemunduran karier akibat sering dicadangkan. (AFP/Paul Barker)

Michael Owen merupakan salah satu striker terbaik Inggris saat bermain bersama Liverpool. Dia bahkan sukses meraih gelar Ballon d'Or pada tahun 2001.

Namun, Owen memutuskan untuk bergabung dengan Real Madrid pada 2004. Setelah gagal bersinar di Spanyol, Owen beberapa kali berharap agar bisa bergabung kembali dengan Liverpool.

"Pada setiap tahap – setiap musim panas – saya menelepon Carra (Jamie Carragher) yang menyuruhnya menemukan cara agar saya bisa kembali," kata Owen di buku Ring of Fire.

"Apakah Rafa menginginkan saya?'. 'Apakah Kenny menginginkan saya? Apakah Brendan menginginkan saya?’ Keadaanlah yang menghentikannya."

"Setiap kali saya tersedia, Liverpool memiliki terlalu banyak striker. Dan ketika Liverpool menginginkan saya, saya cedera. Pada akhirnya, saya bukan pemain seperti sebelumnya dan mereka tidak menyukai saya. Saya tidak cukup baik."

 


Ryan Babel

Penyerang Liverpool Ryan Babel pada partai kontra Atletico Madrid dalam ajang Liga Europa di Anfield, 29 April 2010. AFP PHOTO/JAVIER SORIANO

Ryan Babel menunjukkan sekilas kualitasnya saat di Liverpool. Namun, dia memutuskan untuk hengkang ke Hoffenheim pada 2011.

Kepindahan Babel ke Jerman dimotivasi oleh keinginan untuk bermain secara lebih teratur. Akan tetapi, dia menyesal meninggalkan Liverpool.

“Saya menghabiskan hampir empat tahun di Liverpool di bawah asuhan Rafa Benitez dan Kenny Dalglish. Ketika saya pergi dan bermain di Jerman, di mana TSG Hoffenheim telah menjadi kekuatan besar, itu menjadi penyesalan terbesar dalam karir saya," ungkap Babel.

“Satu-satunya alasan saya pergi adalah karena saya ingin memiliki lebih banyak menit bermain untuk mempertahankan tempat saya di tim Belanda, tetapi Anda tidak menyadari betapa mendominasi gaya bermain di Liverpool sampai Anda bermain di tim dan liga yang berbeda.

“Saya dibesarkan dengan sepak bola yang sangat menyerang di Ajax. Di akademi, Anda belajar bermain seperti itu. Ketika saya pindah ke Liverpool, itu persis sama. Sudah menjadi DNA klub untuk memainkan sepak bola menyerang.”

Sumber: Berbagai sumber

Disadur dari: Bola.net (Aga Deta/Published: 18/10/2021)


Yuk Tengok Posisi Liverpool di Bawah Ini:

Berita Terkait