3 Pemain Eks Persebaya yang Namanya Justru Melekat di Arema: Next Evan Dimas?

oleh Iwan Setiawan diperbarui 07 Apr 2022, 07:15 WIB
Timnas Indonesia - Evan Dimas (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Arema FC berhasil menggaet salah satu gelandang terbaik Indonesia saat ini, Evan Dimas Darmono. Dia direkrut bersamaan dengan Gian Zola, Rendika Rama dan Adam Alis.

Perekrutan Evan Dimas tentu yang paling jadi sorotan. Meski sempat membela Persija Jakarta dan Bhayangkara FC, bisa dibilang Evan masih lekat dengan label pemain binaan internal Persebaya. Sebab, gelandang 27 tahun ini memang putra daerah Surabaya.

Advertisement

Sementara klubnya saat ini, Arema FC merupakan rival abadi Persebaya. Namun Evan coba profesional. Dia memilih tim yang lebih serius merekrutnya.

Arema bukan tahun ini saja mendekatinya. Beberapa musim terakhir manajemen Arema sudah menawarinya untuk bergabung. Manajemen Persebaya sendiri sebenarnya juga ingin memulangkan Evan.

Tahun 2018 waktu itu, Persebaya sangat serius memburunya. Kala itu Evan baru kembali dari perantauannya di Malaysia bersama Selangor FA.

Hanya saja, Barito Putera justru yang mendapatkan jasanya. Setelah itu dia ke Persija Jakarta, Bhayangkara FC dan kini Arema FC. Cerita pemain binaan Persebaya yang mampir ke Arema bukan baru kali ini terjadi.

Puluhan tahun silam sudah banyak yang mengalami nasib seperti Evan. Bola.com merangkum para pemain didikan Persebaya yang justru image-nya melekat dengan Arema.

 

 

  

 

2 dari 5 halaman

I Putu Gede Swisantoso

Eks kapten Arema Malang era 2004-2006, I Putu Gede Swisantoso. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Gelandang petarung ini justru dikenal sebagai salah satu kapten kharismatik Arema. Karena Putu Gede pernah membela Arema musim 2000 dan 2005-2006.

Di Arema dia berhasil mempersembahkan dua gelar Copa Indonesia. Waktu itu Putu Gede juga jadi kapten tim di musim 2005-2006. Permainannya lugas dan disegani rekan maupun lawan.

Flashback ke belakang, Putu Gede merupakan produk binaan Persebaya Surabaya Junior pada 1994-1996 silam. Meski berdarah Bali, Putu Gede lahir di Surabaya.

Sehingga dia memulai karirnya di sana. Setelah keluar dari Persebaya Junior, Putu Gede bermain di tim sekota Persebaya, Mitra Surabaya. Bisa dibilang karirnya di Surabaya cukup singkat. Kurang lebih 4 tahun di awal karirnya. Setelah itu dia habiskan waktunya di perantauan.

Tapi jalan karirnya justru moncer saat membela Arema. Panggilan Timnas Indonesia senior juga didapatkannya saat membela Singo Edan. Dan setelah pensiun, Putu Gede memilih tinggal di Malang. Di BRI Liga 1 2021/2022, pria ramah ini melatih PSS Sleman.

 

 

3 dari 5 halaman

Charis Yulianto

Asisten pelatih Arema FC, Charis Yulianto. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Dia jadi salah satu pemain belakang terbaik yang dimiliki Indonesia di era-2000 an. Namun tak banyak yang tahu, meski lahir di Blitar, Charis sempat dibina Persebaya Junior di tahun 1955 silam. Meski hanya berkarier di tim junior, namun di sana Charis merasa dapat ilmu bermain sepakbola yang benar.

Sehingga dia sempat terpilih mengikut program PSSI Baretti di Italia tahun 19955-1996 silam. Waktu itu Charis bersama Bejo Sugiantoro, Kurniawan Dwi Yulianto dan banyak pemain top lainnya. Setelah kembali dari Italia, karir profesionalnya justru dimulai di Arema Malang tahun 1997.

Sebuah hal yang cukup ironis memang. Charis diantarkan Persebaya Junior mengikuti program Timnas Indonesia ke Italia. Tapi pulangnya justru membela tim rival Arema. Tapi Charis tidak terlalu dapat cacian dari fans Persebaya. Karena dia juga bukan putra daerah Surabaya.

Satelah mengawali karirnya di Arema, dia bermain di sederet tim besar. Seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, Persib Bandung, Sriwijaya FC, Persela Lamongan. Dia menutup karirnya sebagai pemain di Arema musim 2012 silam.

 

 

4 dari 5 halaman

Suroso

Suroso saat membela Arema FC. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bek murah senyum ini bergabung dengan Arema FC musim 2008-2009 dan 2015. Di Arema, dia sempat menjabat kapten tim selama satu musim. Waktu itu Suroso jadi salah satu bek tangguh Arema.

Dia didatangkan Arema setelah berhasil membawa Persik Kediri sebagai juara Liga Indonesia musim 2006. Wajar jika Suroso langsung jadi salah satu pemain penting di lini belakang Arema.

Suroso merupakan pemain kelahiran Sidoarjo. Kebanyakan pemain asal daerahnya memulai karirnya di kompetisi internal Persebaya. Suroso juga mengalami hal itu.

Dia ditarik Persebaya Junior dan promosi ke tim senior pada 2002 silam. “Waktu itu pertama karir saya ke tim senior Persebaya justru timnya langsung degradasi,” kenang Suroso.

Di Arema, Suroso sempat merasakan beberapa gelar juara di sejumlah turnamen tahun 2015 silam. Tapi waktu itu dia sudah tak lagi jadi pilihan utama.

Karena Suroso jadi bek senior yang disiapkan jadi pelapis di lini belakang Arema. Berbeda dengan keberadaannya di musim 2008-2009 silam.

5 dari 5 halaman

Yuk Intip Klasemen Akhir BRI Liga 1 2021/2022

Berita Terkait