BRI Liga 1: Ironi 3 Pelatih Top Banjir Gelar, Ada yang Sudah Dipecat

oleh Aditya Wany diperbarui 06 Sep 2022, 09:30 WIB
Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Kejamnya persaingan BRI Liga 1 2022/2023. Terbaru, Arema FC secara resmi memecat pelatih Eduardo Almeida, Senin (5/9/2022). Dia tercatat jadi pelatih keenam yang berpisah dengan klubnya di musim ini.

Sebelumnya, tercatat sudah ada lima arsitek yang kebetulan juga berstatus pelatih asing melepas jabatanya, seperti Eduardo Almeida yang berasal dari Portugal. Padahal BRI Liga 1 2022/2023 baru berjalan delapan pertandingan.

Advertisement

Mereka adalah Robert Alberts (Persib Bandung/Belanda), Javier Roca (Persik Kediri/Chile), Jacksen Tiago (Persis Solo/Brasil), Sergio Alexandre (PSIS Semarang/Brasil), dan Dejan Antonic (Barito Putera/Serbia).

Tekanan tinggi memang menghampiri pelatih klub Indonesia. Mereka dituntut membawa klub untuk meraih prestasi. Saat klub sedang jeblok, tuntutan untuk memecat pelatih kerap disuarakan oleh suporter sebagai orang yang harus bertanggung jawab.

2 dari 6 halaman

Reputasi Saja Tidak Cukup

Arema FC - Eduardo Almeida (Bola.com/Adreanus Titus)

Ironisnya, beberapa dari nama-nama itu sebenarnya sudah paham dengan seluk beluk sepak bola Indonesia. Mereka telah lamar berkarier di tanah air. Bahkan, ada pula yang banjir gelar dengan prestasi bejibun.

Reputasi sebagai pelatih yang pernah membawa tim juara rupanya tidak menjamin nasib mereka baik-baik saja. Hengkangnya enam nama pelatih saat Liga 1 baru berjalan delapan pekan tentu menegaskan ketatnya persaingan.

Bola.com akan mengulas performa tiga pelatih top di kompetisi Indonesia. Mereka bahkan tercatat pernah mempersembahkan trofi kasta tertinggi. Siapa saja? Simak ulasannya:

3 dari 6 halaman

Robert Alberts

Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, ketika memberikan keterangan setelah tim asuhannya kalah dari PSS Sleman di perempat final Piala Presiden 2022, Jumat (1/7/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Pelatih berpaspor Belanda ini sebenarnya menghabiskan banyak kariernya di Malaysia. Tapi, kedatangannya di Indonesia langsung mencuri perhatian pada musim 2009-2010 dengan menangani Arema Indonesia.

Dia mampu mempersembahkan trofi juara ISL musim tersebut. Sayang, itu merupakan trofi pertama dan terakhir yang berhasil diraih oleh Robert Alberts selama berkarier di Indonesia.

Sisanya, dia harus puas dua kali menjadi runner-up. Pertama terjadi dengan menangani PSM Makassar di Liga 1 2018. Kedua, Robert Alberts membawa Persib Bandung menduduki peringkat kedua juga di Liga 1 2021/2022.

Musim ini nasibnya apes bersama Persib. Dia mendapat tekanan mundur dari bobotoh Persib yang sampai menggeruduk Graha Persib untuk menyuarakan aspirasi ini, Minggu (7/8/2022).

Bagaimana tidak, tim runner-up Liga 1 2021/2022 itu hanya belum menang dalam tiga laga. Persib Bandung baru meraih satu imbang dan dua kalah. Sempat bermain seri kontra Bhayangkara, Maung Bandung takluk dari Madura United dan Borneo FC.

Yang paling memalukan tentu saja saat ditundukkan Madura United (30/8/2022). Sebab, mereka sempat unggul 1-0, tapi kemudian kebobolan tiga gol. Lebih parahnya, itu terjadi di kandang sendiri.

Terakhir, Persib juga tak bisa mengembangkan permainan saat bertandang ke markas Borneo FC (7/8/2022). Tak tanggung-tanggung, kali ini mereka kalah dengan skor akhir 1-4.

Wajar saja, hasil minor tersebut membuat Bobotoh merasa kesal, apalagi Persib tak kunjung meraih poin sempurna di BRI Liga 1 musim ini. Dia pun memutuskan mundur dari jabatannya per 10 Agustus lalu.

4 dari 6 halaman

Jacksen Tiago

Manajer tim Persis Solo, Jacksen F. Tiago saat menghadapi Rans Cilegon FC dalam laga final Liga 2 2021 di Stadion Pakansari, Bogor, Kamis (30/12/2021). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Pelatih asal Brasil ini terhitung nama yang kondang di Indonesia. Setelah itu, dia pun berkarier sebagai pelatih dan terbilang jadi sosok asing tersukses yang pernah berkarier di Indonesia.

Bagaimana tidak, dia mampu meraih empat trofi kompetisi kasta tertinggi di tanah air sepanjang kariernya.

Jacksen F. Tiago mengawalinya dengan membawa Persebaya Surabaya menjuarai Divisi Utama 2004. Padahal, Bajul Ijo berstatus sebagai tim promosi pada musim tersebut karena sebelumnya menjuarai Divisi I 2003.

Tak berhenti di situ, Jacksen mampu memenangi tiga trofi Indonesia Super League (ISL), masing-masing pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Semuanya dijalani dengan status sebagai pelatih kepada Persipura Jayapura.

Era Liga 1 rupanya membuat Jacksen tidak sehebat dulu. Dia mampu berada di Barito Putera pada mulai 2017, tapi berakhir dengan perpisahan pada 2019. Jacksen Tiago kembali ke Persipura pada musim itu yang membuatnya dipecat di Liga 1 2021/2022.

Tangan dinginnya dipercaya oleh Persis Solo sebagai manajer dan akhirnya menjadi pelatih kepala musim ini. Nasibnya hanya bertahan sampai pekan kelima, setelah itu dia mengklaim mengundurkan diri dari jabatannya.

5 dari 6 halaman

Rahmad Darmawan

Pelatih RANS Nusantara FC, Rahmad Darmawan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sosok yang akrab disapa RD ini merupakan pelatih lokal tersukses yang pernah meraih prestasi di tanah air. Kiprah menterengnya dimulai dengan membawa Persipura menjuarai Divisi Utama 2005.

Setelah itu, prestasi gemilang didapatnya dengan mengasuh Sriwijaya FC. Total, terdapat lima trofi yang dipersembahkan oleh Rahmad Darmawan untuk klub berjulukan Laskar Wong Kito tersebut.

Pertama adalah gelar juara Divisi Utama 2007-2008. Berikutnya, dia memenangi tiga edisi beruntung Piala Indonesia pada 2007-2008, 2008-2009, dan 2010. Terakhir, RD memberi trofi Piala Gubernur Kaltim 2018.

Sayangnya, prestasi gemilang itu masih belum berjalan. Paling mentok, RD terakhir membawa RANS Cilegon menjadi runner-up Liga 2 2021. Kini, dia kembali ke Liga 1 seiring keberhasilan RANS Cilegon promosi.

Kini, nasib Rahmad Darmawan sedang di ujung tanduk bersama klub yang telah berganti nama jadi RANS Nusantara tersebut. Timnya hanya mampu mengemas lima poin hasil satu menang, dua seri, dan lima kalah dalam delapan laga.

RANS Nusantara juga masih berada di zona degradasi, tepatnya kini di posisi ke-16 klasemen sementara. Jika tak segera bangkit, bukan tak mungkin Rahmad Darmawan akan kehilangan jabatannya seperti dua nama di atas.

6 dari 6 halaman

Yuk Tengok Persaingan Tim Favoritmu Saat Ini

Berita Terkait