Presiden Arema Belum Pikirkan soal Sanksi Imbas Tragedi Kanjuruhan: Kami Masih Saling Menguatkan..

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 03 Okt 2022, 13:04 WIB
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, didampingi manajer tim, Ali Rifki, membagikan THR untuk para pemain Arema FC setelah sesi latihan perdana Singo Edan, Selasa (10/5/2022). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, masih belum memikirkan sanksi yang diberikan PSSI terhadap Singo Edan imbas tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Kericuhan setelah laga Arema versus Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) menelan 125 korban jiwa.

Advertisement

Menurut Gilang, saat ini manajemen Arema masih fokus pada korban, penanganan yang masih dirawat, dan saling menguatkan.

"Pada dasarnya kami siap menerima sanksi dari Komdis, tapi fokus kami sekarang pendataan korban, lalu santunan, dan korban yang masih ditangani. Intinya kami masih saling menguatkan, masih berduka," kata Gilang.

2 dari 5 halaman

Santunan

Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Manajemen Arema bergerak setelah tragedi tersebut. Mereka membuka crisis center yang dipusatkan di Dinkes Kab. Malang dan kantor klub, untuk melakukan pendataan dan menangani korban yang luka.

Arema juga memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal senilai Rp10 juta, korban luka berat Rp5 juta, dan luka ringan Rp2 juta. 

"Pemain Arema juga melakukan takziah, dari manajemen juga sudah kemarin. Kami saling merangkul untuk saat ini," lanjut Gilang.

3 dari 5 halaman

Evaluasi Manajemen

Kondisi Stadion Kanjuruhan pada pagi hari setelah tragedi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Pendukung yang tak terima Arema kalah dari Persebaya langsung menyerbu ke lapangan setelah wasit meniupkan peluit panjang. (PUTRI/AFP)

Gilang juga membicarakan evaluasi setelah kejadian ini. Ia mengaku sangat syok dengan peristiwa tersebut.

"Tentunya dari fasilitas, kerangka tim, pelatihan termasuk berdiskusi dengan suporter untuk ke depannya supaya kejadian seperti ini tak terulang lagi," katanya.

"Kejadian kemarin di luar dugaan, penyesalan terbesar kami, saat ini kami berkumpul bersama dan rencananya akan menandatangani nota perjanjian agar kejadian intik tidak terulang lagi," katanya.

4 dari 5 halaman

Ancaman Sanksi

Polisi dan tentara berdiri di tengah asap gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Ada bayang-bayang sanksi berat yang akan diterima oleh Arema FC. Itu buntut dari meninggalnya 125 orang setelah pertandingan di Stadion Kanjuruhan.

Ratusan korban berjatuhan karena kerusuhan berbuntut penembakan gas air mata. Yang disesalkan, gas air mata ditembakkan ke tribune stadion tempat banyak penonton berada. Sehingga banyak korban meninggal karena terinjak dan sesak napas saat berebut keluar tribune.

Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan, menegaskan ada sanksi berat yang akan diterima Singo Edan setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi.

“Kami pastikan Arema tidak boleh bermain di Stadion Kanjuruhan. Dan Liga 1 dihentikan sementara,” jelasnya saat melakukan tinjauan ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022).

5 dari 5 halaman

Terusir dari Malang?

Polisi dan tentara pun akhirnya turun untuk mengamankan situasi. Kalah jumlah personil, mereka pun terlihat beberapa kali menembakkan gas air mata dalam kerusuhan suporter usai laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Kabar sanksi ini sebelumnya sudah beredar dari pihak Komisi Disiplin PSSI. Ada kemungkinan Arema FC tidak bisa bermain di Stadion Kanjuruhan hingga akhir musim ini.

Jadi Arema FC harus mencari kandang baru dalam sisa kompetisi yang masih panjang. Ini sebuah hukuman terberat, karena Arema FC juga butuh pemasukan dari tiket pertandingan.

Namun, sampai saat ini sanksi ini belum menjadi sebuah ketetapan. Surat putusan belum dikeluarkan. Tentu ini menjadi sebuah pelajaran berharga bagi panpel Arema FC, pihak keamanan, dan Aremania. Tiga komponen tersebut turut andil dan bertanggung jawab atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

 

Berita Terkait