Mengenang Raksasa Liga Italia 1990-an, Sampdoria

oleh Choki Sihotang diperbarui 20 Des 2022, 11:30 WIB
Gianluca Vialli. Dengan mencetak 19 gol pada musim 1990/1991 ia dinobatkan sebagai top Skor Liga Italia mengungguli Lothar Matthaus (Inter Milan) yang mengoleksi 16 gol. Ia juga membawa Sampdoria menjuarai Liga Italia pada musim tersebut, mengungguli AC Milan dan Inter Milan. (clubdoria46.it)

Bola.com, Jakarta - Sampdoria masih terseok-seok di klasemen sementara Serie A 2022/2023. Tim asuhan Dejan Stankovic masih terdampar di posisi ke-19 dengan tabungan enam poin dari 15 laga yang sudah mereka lakoni sejauh ini.

Kondisi tersebut tentunya berbanding terbalik dengan pencapaian Sampdoria selama 1980-an dan 1990-an.

Advertisement

Ditukangi pelatih asal Yugoslavia, Vujadin Boskov, Il Samp tampil memesona. Di masa itu, ada banyak tim Italia yang brilian dan armada Boskov ada di antaranya.

Memasuki musim 1990/1991, Sampdoria sukses memenangkan Serie A, Suppercoppa Italiana, serta runner-up Coppa Italia.

Antara 1985 dan 1990, tim yang bermarkas di Genoa ini memenangkan tiga Coppa Italia dan mencapai dua final Piala Winners.

Sejujurnya tidak mengejutkan. Itu adalah masa keemasan sepak bola Italia, dengan Milan asuhan Arrigo Sacchi memenangkan Piala Eropa berturut-turut pada tahun 1989 dan 1990.

2 dari 5 halaman

Perang Bintang

Pemain sepak bola Napoli Diego Maradona (tengah) mencoba menghindari tekel pemain Bordeaux Jean Tigana (kanan) disaksikan Alain Roche pada pertandingan final UEFA di Bordeaux, Prancis, 23 November 1988. Sebelum meninggal, Maradona dilaporkan menjalani operasi otak. (AFP PHOTO AFP/AFP/sjw)

Diego Maradona baru saja menikmati musim paling produktifnya bersama Napoli dengan toerahan 16 gol dalam 28 pertandingan liga saat ia membawa mereka menjuarai Serie A.

Sementara, Inter Milan, dijejali talenta cemerlang Jerman pemenang Piala Dunia 1990 yakni Andreas Brehme, Lothar Matthaus, dan Jurgen Klinsmann.

Bintang Piala Dunia 1990 yang juga bermain di klub-klub Italia adalah Dragan Stojkovic (Verona) dan Paul Gascoigne (Lazio).

Pesaing lainnya, AC Milan, diperkuat Paolo Maldini dan Franco Baresi. Di Juventus ada bintang lainnya yakni Salvatore Schillaci.

3 dari 5 halaman

Pencapaian Jos

Serie A - Ilustrasi Liga Italia Serie A Musim 2022-23 (Bola.com/Adreanus Titus)

Jadi, jika Sampdoria kemudian bisa tampil perkasa itu merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.

Boskov, tak terbantahkan lagi adalah sosok krusial di balik kekinclongan Il Samp. Boskov memang juru taktik kaya ide.

Sebelum menukangi Sampdoria 1986, Boskov pernah menukangi sejumlah klub seperti Real Madrid, Feyenoord, dan Sporting Gijón.

Dengan pelatih bertangan dingin jago strategi dan didukung sederet materi pemain nan mumpuni di semua, wajar bila Sampdoria begitu memesona masa itu.

Boskov meninggalkan Sampdoria pada 1992. Pada 1997 hingga 1998, Sampdoria kembali menunjukknya sebagai pelatih untuk periode kedua. Hanya saja, kali ini nasib baik tak berpihak kepadanya.

4 dari 5 halaman

4 Ksatria

Sukses Sampdoria juga tak lepas dari empat bintang yang mereka punya. Gianluca Vialli, Roberto Mancini, Pietro Vierchowod, dan Gianluca Pagliuca merupakan empat serangkai yang namanya harum hingga kini.

Vialli yang ketika itu masih berusia 22 tahun dan Mancini 21 tahun merupakan dua penyerang cemerlang.

Di lini belakang, Sampdoria punya bek tangguh Vierchowod serta kiper tokcer bernama Pagliuca.

Selain keempat legenda tersebut, Boskov juga memperkuat armadanya dengan pemain anyar macam pemain sayap yang lincah Attilio Lombardo. Lombardo dijuluki Popeye karena penampilannya yang kurus dan berkepala plontos.

 

Sumber: Planetfootball

5 dari 5 halaman

Intip Posisi Sampdoria Sekarang