Liga 1 Tanpa Degradasi, Suporter: Mau Dibawa ke Mana Sepak Bola Indonesia?

oleh Ana Dewi diperbarui 13 Jan 2023, 21:15 WIB
Kelompok suporter PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman. (Bola.com/Ana Dewi)

Bola.com, Yogyakarta - Keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI menghentikan Liga 2 dan Liga 3 2022/2023 serta meniadakan degradasi Liga 1 menuai banyak kecaman. Penolakan tidak hanya datang dari klub yang menginginkan liga tetap jalan, tetapi juga dari suporter sepak bola Tanah Air.

Para pecinta sepak bola Indonesia geram dan sangat menyesalkan keputusan itu. Tak sedikit dari mereka yang meminta revolusi di kepengurusan PSSI dan membubarkan Exco.

Advertisement

Mereka menganggap federasi tak becus dalam mengurus sepak bola dalam negeri.

Kelompok suporter PSIM Yogyakarta, The Maident jadi satu di antara mereka yang lantang menolak keputusan penghentian kompetisi Liga 2. Menurut The Maident, kompetisi tanpa promosi dan degradasi bak lelucon, aneh dan lucu.

"Kami merasa kecewa dan prihatin karena keputusan ini bukan keputusan yang bijak. Liga 2 dan 3 itu kan didominasi para pemain muda, sangat kami sesalkan karena akan ada generasi muda yang terbengkalai dari sisi pembinaan," ujar Ketua Umum The Maident, Budi Item, kepada Bola.com Jumat (13/1/2023) sore.

"Saya rasa memang butuh perubahan di tubuh PSSI karena untuk mengurus Liga Indonesia ini kapasitas PSSI sudah sangat tidak bisa di andalkan lagi," lanjutnya.

 

2 dari 4 halaman

Sedih dan Kecewa

Para suporter PSIM bernyanyi di hadapan timnya usai laga lanjutan Grup B Liga 2 2022/2023 antara FC Bekasi City melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (19/09/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sedih dan kecewa bercampur jadi satu. Itulah yang dirasakan para suporter PSIM Yogyakarta saat ini. Dengan penghentian Liga 2, kata Budi, otomatis PSIM fans tak bisa lagi menyaksikan Laskar Mataram berlaga di kompetisi musim ini.

"Ya kami sangat prihatin dengan penghentian kompetisi. Kami dari The Maident jelas menolak sistem kompetisi tanpa degradasi. Itu bukan kompetisi yang sehat jika seperti itu," ucap Budi.

"Saya berharap pemain-pemain PSIM tidak patah semangat dalam berlatih mandiri. Semoga kompetisi musim depan bisa lebih tertata dan berjalan dengan baik, jangan sampai terulang kembali hal seperti ini," harapnya.

Lebih lanjut, Budi meminta kepada PSSI transparan terkait pengambilan keputusan tersebut. Jangan ada yang ditutup-tutupi.

"Saya rasa keputusan ini akan kami usut sampai jelas. Kami dari suporter, terutama The Maident, terus mengupayakan agar kompetisi tetap berjalan dan penelusuran yang transparan dari PSSI soal keputusan ini," tegasnya.

3 dari 4 halaman

PSSI Gagal Jalankan Amanat Kongres

Logo PSSI. (Bola.com/Dody Iryawan)

Kelompok suporter PSIM lainnya, Brajamusti, juga angkat bicara terkait situasi memprihatinkan yang terjadi. Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin, menyebut PSSI telah gagal menjalankan amanat Kongres Biasa yang digelar di Bandung pada Mei 2022.

"PSSI sudah gagal menjalankan amanat Kongres Bandung yang mana tidak bisa menjalankan kompetisi dan menurut saya pengurus saat ini tidak layak lagi jika masih mencalonkan diri sebagai Exco PSSI dalam kongres mendatang," paparnya.

"Sadar dirilah, mereka sudah gagal menjalankan amanah Kongres Bandung 2022," tambah Thole.

Menyikapi situasi penghentian liga, pihaknya akan menempuh langkah terstruktur. Mereka akan menyampaikan aspirasi melalui manajemen PSIM yang akan hadir dalam Kongres Luar Biasa PSSI.

 

4 dari 4 halaman

Lebih Baik Semua Tanpa Kompetisi

Pemain PSIM Yogyakarta memberikan penghormatan untuk suporter mereka yang telah datang ke lapangan saat laga lanjutan Grup B Liga 2 2022/2023 antara FC Bekasi City melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (19/09/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Hal senada disampaikan wadah suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS). Perwakilan BCS, Zulfikar Nugroho Putro, mempertanyakan keputusan dari federasi meniadakan promosi dan degradasi.

Bagi Fikar, sangat aneh kompetisi Liga 1 bisa tetap jalan tetapi tidak diikuti kompetisi turunan di bawahnya.

"Ora gayeng blas. Enggak seru. Apa muaranya kalau tidak ada degradasi dan promosi. Mau dibawa ke mana ini sepak bola Indonesia?" kata Zulfikar.

"Ya kalau ditiadakan mending ditiadakan semua saja dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Jangan aneh begini masak cuma Liga 1 saja yang bisa berjalan," sambungnya.

Berita Terkait