Gresik, Dulu Bernama Kabupaten Surabaya, Kini Jadi Markas Persebaya di BRI Liga 1

Persebaya Surabaya telah memutuskan berkandang di Kabupaten Gresik selama putaran kedua BRI Liga 1 2022/2023.

BolaCom | Aditya WanyDiterbitkan 11 Februari 2023, 14:30 WIB
Persebaya Surabaya - Ernando Ari dan Koko Ari Araya (Bola.com/Lamya Dinata/Adreanus Titus)

Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya telah memutuskan berkandang di Kabupaten Gresik selama putaran kedua BRI Liga 1 2022/2023. Ini merupakan imbas pelarangan penggunaan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, yang bakal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Persebaya sebenarnya memiliki opsi Stadion Gelora 10 November yang juga terletak di Surabaya. Namun, stadion itu direncanakan jadi tempat latihan Piala Dunia U-20.

Advertisement

Klub berjulukan Bajul Ijo kini bermarkas di Kabupaten Gresik, kawasan tetangga Surabaya. Mereka menggunakan Stadion Gelora Joko Samudro (GJS) yang lokasinya kurang dari lima kilometer dari perbatasan dengan Kota Surabaya.

Sebenarnya, ini hanya untuk urusan menggelar laga kandang. Sebab, mes, tempat latihan, hingga aktivitas lainnya tetap digelar di Surabaya. Tapi, keputusan berkandang di Gresik ini tetap menjadi catatan baru bagi Persebaya.

Gresik kini telah menjadi kawasan industri. Dari catatan historis, kawasan ini merupakan salah satu titik awal perdagangan masyarakat lokal dengan pedagang dari berbagai bangsa sejak abad ke-11. Sebut saja China, Arab, hingga India.


Kota Santri

Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik. (Dok Bola.com)

Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa Gresik dikenal sebagai kota santri. Banyak ulama lahir di sini. Bahkan ada dua makam tokoh Wali Songo dari total sembilan nama. Di antaranya adalah Sunan Gresik dan Sunan Giri.

Sejarah panjang Gresik dari perdagangan rempah-rempah hingga penyebaran islam membawa daerah ini kental dengan geliat ekonomi, budaya, dan sejarah. Kawasan ini lantas mulai teralihkan seiring berkembangnya Kota Surabaya yang akhirnya jadi ibukota Jawa Timur.

Selama ini, cukup banyak pertanyaan mengenai Kota Surabaya dan kawasan sekitarnya. Hal ini terkait pembagian administratif. Singkatnya, daerah lain di Pulau Jawa biasanya memiliki nama kota dan kabupaten yang sama.

Sebut saja Kota Bandung yang dikelilingi oleh Kabupaten Bandung. Lalu, Kota Semarang bersama Kabupaten Semarang pun demikian. Saat ini, tak ada daerah bernama Kabupaten Surabaya. Lantas, di mana lokasinya?


Kabupaten Surabaya

Stadion Ptrokimia Gresik. (Dok Bola.com)

Banyak pihak yang sempat menduga bahwa Kabupaten Sidoarjo dulunya bernama Kabupaten Surabaya. Maklum saja, dua kawasan ini sangat berdekatan dan berbagi banyak fasilitas publik.

Sebut saja Terminal Purabaya dan Bandara Juanda yang kerap diberi label terletak di Surabaya. Padahal, dua pusat moda transportasi bus dan pesawat itu berada di Sidoarjo.

Rupanya, Gresik semula bernama Kabupaten Surabaya. Fakta ini dikutip dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Gresik yang memuat informasi sejarah tersebut.

“Memasuki dilaksanakannya PP Nomer 38 Tahun 1974. Seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan ke gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dengan pusat kegiatan di Kota Gresik,” demikian bunti informasi itu.

“Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritime, pendidikan dan industri wisata.”

“Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilayah pengembangan Grebangkertosusila dan juga sabagai wilayah industri, maka kota gresik menjadi lebih terkenal dan termashur, tidak saja di persada nusantara tetapi juga ke seluruh dunia yang ditandai dengan munculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.”


Jadi Musafir, Sudah Biasa

Pemain Persebaya Surabaya, Paulo Victor (tengah) merayakan gol keempat Persebaya bersama Ze Valente yang dicetaknya ke gawang Persita Tangerang pada laga pekan ke-18 BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Rabu (18/1/2023) sore WIB. Persebaya menang dengan skor 5-0. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jika menilik catatan sejarah stadion, Persebaya sebenarnya selalu berhasil tetap berkandang di Surabaya. Beberapa kali mereka diterpa kabar bakal jadi klub musafir dan meninggalkan Kota Pahlawan karena beberapa alasan.

Seperti pada awal musim 2020. Saat itu, mereka terancam hijrah karena Stadion GBT bakal direnovasi untuk Piala Dunia U-20 2021. Suporter Persebaya, Bonek, sempat mendesak manajemen klub untuk bisa memastikan kandang di Liga 1 2020.

Keputusan manajemen Persebaya untuk tetap bermain di Surabaya dilandasi oleh antusiasme Bonek yang jelas lebih besar dibanding kota lain. Mereka juga tidak ingin menjadi klub musafir.

Komunikasi antara manajemen klub dan Pemkot Surabaya pun dilakukan dan Persebaya batal pergi. Tapi, Liga 1 2020 kemudian dibekukan akibat pandemi.

Berlanjut musim ini, Persebaya masih menggunakan Stadion GBT di putaran pertama. Tapi, mereka sempat menggunakan Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, di musim ini.

Itu terjadi saat mereka menjamu RANS Nusantara pada 15 September 2022. Alasannya, Stadion GBT dipakai untuk Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 pada 14-18 September 2022.

Namun, momen jadi klub musafir itu berakhir buruk. Persebaya kalah 1-2 dari RANS Nusantara. Suporter kemudian menginvasi stadion yang akhirnya melahirkan perusakan fasilitas stadion.


Faktor Jarak, Pilih Gresik

Gelandang Persebaya Surabaya, Ze Valente dalam pertandingan kontra Borneo FC Samarinda di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jum'at (3/2/2023). (Bola.com/Wahyu Pratama)

Kompetisi lantas sempat terhenti akibat meletusnya Tragedi Kanjuruhan di Malang pada 1 Oktober 2022. Baru pada Desember lalu, Liga 1 dilanjutkan. Tapi, semua pertandingan digelar di Yogyakarta.

Persebaya kembali dipusingkan dengan pilihan stadion yang jadi kandang memasuki putaran kedua. Baru pada musim ini, Persebaya benar-benar terpaksa angkat kaki dari Surabaya. Pilihan hijrah ada dua, yakni selatan alias Sidoarjo atau barat alias Gresik.

Stadion Gelora Delta sebenarnya lebih akrab bagi para pemain Persebaya. Mereka biasanya berlatih di sana. Lokasinya tidak jauh dari mes pemain di Surabaya, hanya sekitar 25 kilometer. Selain itu, sebagai daerah tetangga, terdapat banyak basis Bonek di Sidoarjo.

Namun, jarak Stadion GBT, yang terletak di Surabaya Barat, ke Stadion GJS malah lebih dekat, yakni hanya sekitar 7 kilometer saja.

Jika menilik catatan historis, tak ada salahnya Persebaya bermarkas di Gresik. Sebab, daerah ini dulu bernama Kabupaten Surabaya. Lagipula, Gresik juga memiliki banyak basis Bonek yang siap mendukung Bajul Ijo.

 


Intip Posisi Tim Favoritmu

Berita Terkait