3 Alumnus Piala Dunia U-20 1979 yang Punya Karier Panjang di Sepak Bola Indonesia

oleh Hery Kurniawan diperbarui 15 Mar 2023, 09:15 WIB
Legenda Timnas di Piala dunia U-20: Zulkarnaen, Bambang Nurdiansyah, Mundari Karya (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-20 akan kembali berlaga di Piala Dunia U-20 2023. Itu adalah kali kedua Garuda Nusantara mendapatkan kesempatan berlaga di pentas dunia.

Mereka sebelumnya pernah bermain di Piala Dunia U-20 1979. Saat itu Timnas Indonesia U-20 berlaga di turnamen yang dilangsungkan di Jepang.

Advertisement

Saat itu sosok legendaris Soetjipto Soentoro menjadi pelatih Timnas Indonesia U-20 2023. Ada 18 pemain yang dibawa Soetjipto Soentoro ke Jepang saat itu.

Menariknya, tiga dari 18 sosok itu kemudian memiliki karier yang baik di sepak bola nasional. Ketiganya pernah menjabat sebai pelatih di level klub hingga Timnas Indonesia kelompok umur.

2 dari 5 halaman

Bambang Nurdiansyah

Pelatih PSIS Semarang, Bambang Nurdiansyah, saat melawan Persija Jakarta pada laga Liga 1 di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (15/9). Persija menang 2-1 atas PSIS. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Banur, begitu ia biasa disapa merupakan mantan penyerang tangguh. Sosok yang memiliki gaya rambut gondrong ketika masih aktif bermain itu memiliki senjata utama pada kepalanya.

Setelah tampil Piala Dunia U-20 1979, Bambang Nurdiansyah memiliki karier yang cemerlang. Ia menjadi andalan Timnas Indonesia di dekade 1980-an.

Selain itu beberapa klub top di era Galatama pernah diperkuat Banur. Sebut saja Arseto, Kramayudha Tiga Berlian, Tunas Inti, dan beberapa klub yang lain.

Banur pun memiliki karier kepelatihan yang menarik. Terakhir ia terdaftar sebagai pelatih RANS Nusantara FC.

3 dari 5 halaman

Subangkit

Pelatih PSIS, Subangkit, mengamati anak asuhnya saat melawan Martapura FC pada laga perebutan tempat ketiga Liga 2 di Stadion GBLA, Bandung, Selasa (28/11/2017). PSIS menang 6-4 atas Martapura FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Subangkit adalah salah satu bek andalan Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 1979. Subangkit pun sempat menjadi andalan Timnas Indonesia di level senior setelah turnamen itu.

Karier Subangkit pun berlanjut di level pelatih. Awal mula ia dikenal luas kualitasnya sebagai pelatih adalah pada 2006 ketika ia menukango Persekabpas Pasuruan.

Persekabpas adalah klub yang berasal dari kota kelahiran Subangkit. Ia berhasil membawa klub tersebut hingga ke babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia 2006.

Pada musim 2022/2023, Subangkit menjadi pelatih kepala Gresik United. Namun, sayangnya Liga 2 musim tersebut tidak berlanjut.

4 dari 5 halaman

Mundari Karya

Pelatih Barito Putera, Mundari Karya, saat mendampingi anak asuhnya melawan Persib pada laga Torabika Soccer Championship 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Mundari Karya pun memiliki karier yang cukup menarik. Tak lama setelah pensiun sebagai pemain profesional pada awal 2000-an, Mundari langsung menukangi Persikota Tangerang pada 2006.

Tim berjulukan Bayi Ajaib itu menjadi klub pertama Mundari sebagai pelatih. Setelah itu, Mundari pernah juga menukangi Persih Tembilahan, PSPS Pekanbaru, dan Persisam Samarinda.

Sejak beberapa tahun terakhir, Mundari Karya memulai pekerjaan baru sebagai manajer di Barito Putera. Pekerjaan itu masih ia emban sampai saat ini.

5 dari 5 halaman

Berita Terkait