Dapat Tamparan Menyakitkan Pekan Ini, Yuk Simak Starting XI Terburuk Juventus

oleh Choki Sihotang diperbarui 25 Mei 2023, 15:05 WIB
Kekecewaan penggawa Juventus usai dikandaskan Sevilla pada semifinal Liga Europa 2022/2023. (JORGE GUERRERO / AFP)

Bola.com, Jakarta - Ibarat perahu, Juventus tenggelam dan kandas musim ini. Tak satu pun gelar yang bisa mereka menangkan. Mereka terpuruk di Liga Italia Serie A 2022/2023, Coppa Italia gagal tercapai, serta tersingkir dari Liga Champions.

Musim ini, pasukan Massimiliano Allegri masih terjebak di posisi ketujuh dengan tabungan 59 poin. Secara peluang, sudah tak ada lagi harapan bagi Juventus untuk melangkah ke zona Liga Champions tahun depan.

Advertisement

Ironisnya, apa yang menimpa Angel Di Maria dkk tak membuat Allegri gusar atau sedih. Artinya, Allegri tak menganggapnya sebagai sebuah kegagalan. "Banyak pemain dan tim yang hebat yang tak meraih gelar musim ini. Justru melalui pertandingan-pertandingan seperti inilah kami bisa terus bertumbuh," ujar juru taktik berusia 55 tahun.

Kegagalan musim ini, khususnya di Serie A, membuat puasa gelar Juventus semakin panjang. Terakhir, mereka meraih trofi Liga Italia Serie A pada 2019/2020. Bicara soal Juventus, klub yang berdiri pada 1 November 1897 ini pernah dihuni sederet pemain top sepanjang masa.

Mereka yang akrab di telinga antara lain Michel Platini, Gaetano Scirea, Gianluigi Buffon, Roberto Baggio, sampai Alessandro Del Piero. Tapi, tak semua pemain yang datang ke Turin bernasib sama dengan para legenda tadi.

Padanan katanya, tak sedikit pula yang gagal. Berikut starting XI terburuk Juventus sepanjang masa.

 

https://www.newshub.id/interactive2/4425
2 dari 7 halaman

Kiper : Edwin van der Sar

Edwin van der Sar. Hingga pensiun pada Juli 2011, Edwin van der Sar total bermain dalam 98 laga di Liga Champions bersama Ajax, Juventus dan Manchester United dengan torehan 51 kali clean sheet dan kebobolan 77 gol. Dua trofi berhasil diraihnya masing-masing bersama Ajax pada 1994/1995 dan Manchester United pada 2007/2008. (AFP/Yuri Kadobnov)

Bagi fans Ajax dan Manchester United, Van der Sar adalah sosok legenda yang sangat dipuja. Bersama dua klub itu, Van der Sar memenangkan banyak trofi termasuk Liga Champions.

Namun, bagi fans Juventus, Van der Sar bukanlah siapa-siapa. Tak ada pencapaian hebat yang ditorehkan kiper jangkung itu kala memperkuat Juventus dari 1999 hingga 2001.

 

3 dari 7 halaman

Bek : Jonathan Zebina, Jean-Alain Boumsong, Andrade, Molinaro

Bek Juventus, Cristian Molinaro sebalum partai Liga Champions antara Bayern Muenchen vs Juventus pada 30 September 2009. AFP PHOTO/JOHN MACDOUGALL

Juventus terkenal dengan pertahanannya yang kokoh bak menara Pisa. Scirea, Lilian Thuram, dan Leonardo Bonucci merupakan tiga dari sekian banyak tukang jagal yang pernah dimiliki Juve.

Namun ada beberapa nama yang bapuk, satu di antara adalanh Jonathan Zebina. Banyak pihak menilai, keberadaan Zebina adalah bencana (2004–2010). Bahkan sejak hari pertamanya bermain untuk Juventus.

Fabio Capello memanggilnya dari AS Roma dengan status bebas transfer. Selama enam tahun di Turin, Zebina hanya tampil 98 laga, yang diwarnai beberapa kesalahan fatal seperti diganjar kartu merah.

Bek buruk lainnya adalah Jean-Alain Boumsong (2006-2007), Jorge Andrade (2007-2009), dan Cristian Molinaro (2007–2010).

 

4 dari 7 halaman

Tengah : Felipe Melo, Tiago Mendes, Christian Poulsen

Felipe Melo. Setelah semusim membela Fiorentina pada 2008/2009, gelandang asal Brasil ini hijrah ke Juventus pada awal musim 2009/2010. Dua musim bersama Juventus, ia tampil 74 laga dengan torehan 4 gol dan 1 assist. Mulai Januari 2022, ia dikontrak Fluminense hingga 2023. (AFP/Andreas Solaro)

Diboyong dari Fiorentina, Melo memperkuat Juventus dari 2009 hingga 2011. Ia sempat dipinjamkan ke Galatasaray.

Dua gelandang lainnya adalah Tiago Mendes (2007-2011) dan Christian Poulsen (2008-2010). Ketiganya sangat miskin kreasi. Kehadiran mereka di Turin tak membawa dampak signifikan.

Melo tidak taktis dalam urusan memindahkan bola. Tiago mengambil tempat di sampingnya karena perilaku yang bahkan lebih buruk. Dia mengunci presiden klub saat itu, Giovanni Cobolli Gigli di kamar mandi selama negosiasi kontrak.

 

5 dari 7 halaman

Depan : O'Neil, Salas, Amauri

Striker Juventus, Amauri (kanan atas) mendapat selamat dari rekan-rekannya seusai menjebol gawang Ajax di leg pertama 32 besar Europa League di Amsterdam Arena, 18 Februari 2010. Juve unggul 2-1. AFP PHOTO/ ANP/ KOEN VAN WEEL

Juan Esnaider, seorang striker Argentina yang datang karena ulah Luciano Moggi pada tahun 1999. Tidak ada gol dalam 16 penampilan, yang membuat pemain seharga 4,5 juta euro itu mendapat ejekan.

Ingat Jorge Martinez (2010–2016)? Gelandang Uruguay yang bermain cukup baik untuk Catania secara misterius didatangkan Juventus pada 2010 dengan biaya mengejutkan, 12 juta euro. Ia hanya tampil dalam 20 penampilan.

Di sampingnya, datang pemain Amerika Selatan lainnya, Fabian O'Neil (2000–2001) yang dikontrak sebagai cadangan Zinédine Zidane. Tapi, ia jarang menunjukkan performa seperti yang diharapkan.

 

6 dari 7 halaman

Salas Apes

Juventus kemudian merekrut Salas pada tahun 2001 dengan biaya 25 juta euro. Namun, Salas gagal menunjukkan penampilan terbaiknya di Turin karena serangkaian cedera. (Foto: AFP/Christophe Simon)

Hal yang sama berlaku untuk Marcelo Salas (2001–2003). Dipilih untuk tim ini di depan Esnaider, striker Cile ini tiba pada 2001. Sebelumnya, ia menjadi bagian penting dari kesuksesan Lazio di bawah Sven-Goran Eriksson.

Pindah ke Juventus, Salas justru mengalami saat-saat terburuk dalam kariernya. Terhambat karena cedera, Salas hanya memainkan 14 pertandingan dan mencetak dua gol.

Selanjutnya Amauri (2008–2011). Berbanderol 22,8 juta euro, ia hanya mencetak 17 gol. Amauri kepayahan memenuhi ekspektasi tinggi yang dipatok Juventus.

Juventus XI: Van der Sar ; Zebina, Boumsong, Andrade, Molinaro ; Melo, Tiago, Martinez ; O'Neil, Salas, Amauri

Sumber : Bleacherreport

7 dari 7 halaman

Juventus Merana

Berita Terkait