Jejak Mentereng Wakil Indonesia yang Sukses di Ajang Wimbledon: Dari Yayuk Basuki hingga Aldila Sutjiadi

oleh Aryo Atmaja diperbarui 15 Jul 2023, 19:00 WIB
Petenis tunggal putri Indonesia, Aldila Sutjiadi saat tampil menghadapi Thailand pada laga final nomor beregu putri cabor tenis SEA Games 2023 di Morodok Techo Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (9/5/2023). (Bola.com/Abdul Aziz)

Bola.com, Jakarta - Petenis putri Indonesia, Aldila Sutjiadi mencetak sejarah. Aldila berhasil melaju hingga semifinal ganda campuran Wimbledon 2023.

Pada Wimbledon 2023, Aldila berpasangan dengan petenis putra asal Belanda, Matwe Middelkoop. Mereka mengalahkan pasangan Marta Kostyuk/Marcelo Arevalo dengan skor 7-5, 7-6 (7-5) di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Inggris.

Advertisement

Sayangnya, Aldila/Middelkoop kandas di empat besar, kalah dari Xu Yifan dari China dan Joran Vliegen dari Belgia dengan skor 1-6, 6-3, dan 3-6.

Meski terhenti di semifinal, Aldila Sutjiadi selangkah demi selangkah menapaki prestasi tertinggi. Atlet berusia 28 tahun itu pun melewati pencapaian legenda tenis Indonesia, Yayuk Basuki, yang menembus perempat final Wimbledon 1997 nomor tunggal putri.

Berikut ini nama-nama petenis yang menjadi wakil Indonesia dan pernah mencatat pencapaian mentereng di ajang tenis Wimbledon.

2 dari 5 halaman

Kiprah Ciamik Yayuk Basuki

1. Yayuk Basuki (Tenis Tunggal Putri) - Meraih medali emas Asian Games 1998. (AFP/ Torsten Blackwood)

Bicara soal Wimbledon, Indonesia pernah punya catatan apik dalam turnamen tersebut. Sejak turnamen tenis dimulai pada 1968, sejumlah wakil Merah Putih pernah ikut Wimbledon dan beberapa di antaranya mampu menembus perempat final.

Nama yang cukup dikenal adalah Yayuk Basuki pada tahun 1987. Wakil Indonesia itu menembus perempat final tunggal putri junior Wimbledon.

Meski tersingkir di delapan besar usai dikalahkan Natasha Zvereva (Uni Soviet), kehadiran Yayuk Basuki saat itu jadi sinyal positif tersendiri bagi tenis Indonesia.

3 dari 5 halaman

Hebat di Level Senior

Petenis Indonesia, Yayuk Basuki. (AFP/Torsten Blackwood)

Kiprahnya melesat di level senior dengan menembus perempat final Wimbledon 1996 nomor ganda putri. Berpasangan dengan Caroline Vis (Belanda) langkah Yayuk Basuki terhenti usai kalah 1-6, 4-6 dari unggulan kedua, Gigi Fernandez (Amerika Serikat)/Natasha Zvereva (Belarus).

Setahun berselang, Yayuk Basuki kembali menorehkan tinta sejarah untuk Indonesia dengan menembus perempat final Wimbledon di dua nomor sekaligus.

Yayuk Basuki menembus perempat final Wimbledon 1997 untuk nomor ganda campuran saat berpasangan dengan Tom Nijssen (Belanda).

Langkah mereka terhenti usai dikalahkan pasangan Republik Ceko, Cyril Suk/Helena Sukova, yang pada akhirnya tampil sebagai juara.

4 dari 5 halaman

Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja

Petenis Indonesia, Angelique Widjaja. (AFP/Jacques Demarthon)

Setelah era Yayuk Basuki, muncul bibit-bibit potensial dari petenis semacam Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja.

Wynne Prakusya lebih dulu muncul ke permukaan saat berhasil menembus perempat final Wimbledon 1998 di dua nomor kategori junior. Petenis asal Solo itu menembus perempat final nomor tunggal putri junior sebelum dikalahkan Tina Hergold (Slovenia).

Sedangkan di nomor ganda putri, Wynne Prakusya yang berpasangan dengan Eric Krauth (Argentina) dikalahkan Eva Dyberg (Denmark)/Jelena Kostanic (Kroasia).

Tiga tahun berselang, giliran Angelique Widjaja yang mencuat bahkan sempat menorehkan sejarah di Wimbledon dengan menjuarai nomor tunggal putri junior. Angelique Widjaja yang belum genap berusia 17 tahun berhasil menembus partai final nomor tunggal putri junior Wimbledon 2001.

Angelique Widjaja pun sukses menutup petualangan dengan gelar juara usai mengalahkan Dinara Safina (Rusia) dengan skor 6-4, 0-6, 7-5.

Sayang, kecemerlangan mantan petenis asal Bandung itu tak berlanjut ke Wimbledon edisi-edisi berikutnya kala sudah bermain di level senior.

Angelique Widjaja hanya mampu menembus perempat final Wimbledon 2003 dan 2004 saat turun di nomor ganda putri bersama pemain Venezuela, Maria Vento-Kabchi.

5 dari 5 halaman

Tami Grende dan Priska Madelyn Nugroho

Petenis kelahiran Denpasar tersebut juga beraksi di nomor tunggal putri. Namun nasibnya di nomor tunggal putri masih belum beruntung (istimewa)

Setelah era Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja berakhir, Indonesia bisa dibilang cukup kesulitan melahirkan petenis potensial yang bisa berbicara di ajang Wimbledon.

Hingga akhirnya muncul sosok Tami Grende yang mampu jadi juara ganda putri junior Wimbledon 2014 berpasangan dengan Ye Qiu Yu (Cina).

Sayang, karier Tami Grende di dunia tenis tak berlangsung lama. Perempuan kelahiran Bali berdarah Italia itu memutuskan pensiun dini pada 2016 saat masih berusia 19 tahun.

Jejak wakil Indonesia yang mampu tampil apik dengan mimimal masuk ke perempat final Wimbledon pun diikuti oleh Priska Madelyn Nugroho.

Priska Madelyn Nugroho menembus perempat final nomor ganda putri junior Wimbledon 2019 saat berpasangan dengan Alexa Noel asal Amerika Serikat.

Sumber: Berbagai sumber