Bola.com, Solo - Direktur Akademi Persis Solo, Jacksen F Tiago, mengakui bahwa sudah ada banyak sekali pelatih berkualitas yang pernah menangani Timnas Indonesia. Namun, menurutnya Shin Tae-yong adalah sosok yang paling baik.
Sayangnya, kata Jacksen F Tiago, sepak bola Indonesia tak pernah belajar dan menyerap ilmu-ilmu dari para juru taktik terbaik yang pernah datang untuk menangani Timnas Indonesia tersebut.
“Saya selalu bilang kepada beberapa teman pelatih dari Brasil yang datang ke Indonesia bahwa saya sudah pernah lihat begitu banyak orang hebat datang dan pergi dari Indonesia,” kata Jacksen, Rabu (22/11/2023).
“Terutama pelatih dan staf-stafnya yang sudah punya begitu banyak prestasi di luar negeri. Tapi, kita selama ini di Timnas Indonesia tak pernah sabar. Saya menyebut kita karena saya juga pelaku sepak bola di Indonesia,” tambahnya.
Shin Tae-yong Terbaik
Menurut Jacksen, sudah ada banyak pelatih hebat yang singgah. Dia menyebut beberapa sosok seperti Wim Rijsbergen hingga Luis Milla. Namun, menurut pendapatnya, Shin Tae-yong masih jadi sosok yang terbaik.
“Ada pelatih yang pernah juara bersama klub-klub Liga Belanda, tetapi apa legacy-nya untuk Indonesia? Lalu pernah ada Coach Wim dari Belanda, apa peninggalan beliau?” katanya.
“Coach Luis Milla juga punya jasa beberapa pemain yang lahir pada masanya. Sekarang, ada Coach Shin Tae-yong. Menurut saya, dari semua pelatih selama saya berkarier di Indonesia selama 29 tahun di Indonesia, dia yang paling hebat,” imbuhnya.
Puji Prestasi STY
Menurut mantan pelatih Timnas Indonesia pada medio 2013 itu, STY memiliki standar yang tinggi. Sebab, dia datang dengan reputasi bagus karena membawa Korea Selatan menumbangkan Jerman di Piala Dunia 2018.
“Sebab, Shin Tae-yong pernah menangani tim di Piala Dunia, dan sukses mengalahkan juara bertahan di Piala Dunia tersebut. Sehingga, beliau punya standar yang setinggi-tingginya,” katanya.
“Menurut saya, belum ada pelatih sehebat Shin Tae-yong yang pernah menginjakkan kaki di Indonesia untuk melatih Timnas Indonesia,” imbuhnya.
Singgung Isu Local-Pride
Sayangnya, kata pelatih yang pernah membawa Persipura Jayapura meraih tiga trofi ISL itu, masyarakat Indonesia masih terlalu sibuk dengan isu-isu yang tidak krusial seperti local-pride hingga pro-kontra pemain naturalisasi.
“Namun, selama ini kita justru lebih fokus pada isu local pride hingga naturalisasi, sehingga selalu ada konflik yang memecahkan konsentrasi kita,” katanya.
“Itu yang membuat kita gagal memanfaatkan ilmu yang diberikan oleh orang tersebut. Kita di Indonesia ini selalu mencari kekurangan-kekurangan yang ada,” ia menambahkan.