Pelatih Asal Malaysia Salut dengan Timnas Indonesia, Lebih Suka Menyebut Istilah Heritage Ketimbang Naturalisasi

oleh Gatot Sumitro diperbarui 30 Mar 2024, 11:45 WIB
Kemenangan dua leg Timnas Indonesia melawan Vietnam pada laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia tak lepas dari peranan Jay Idzes, Tom Haye, dan Ragnar Oratmagoen. Jay yang debut terlebih dahulu saat di GBK, kali ini mampu mencetak gol pertamanya untuk Skuad Garuda di leg kedua saat bertandang ke Vietnam, Selasa (26/03/2024). Sementara itu, performa Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen juga tak kalah gemilang saat tampil di My Dinh Stadium. Thom Haye sukses mencetak satu assist untuk Jay Idzes melalui tendangan pojok. Selanjutnya, Ragnar Oratmangoen yang sukses mencatatkan namanya di papan skor melalui aksi individunya pada menit ke-23. Aksi gemilang tiga pemain naturalisasi tersebut menjadikan idola baru bagi suporter Timnas Indonesia. Mereka bahkan memberikan julukan Bang Jay, Prof Toha, Wak Haji Ragnar. (Kolase: Dok. PSSI)

Bola.com, Jakarta Pelatih asal Malaysia, Raja Isa Raja Akram Shah, memuji program naturalisasi yang dilakukan PSSI untuk membangun Timnas Indonesia yang tangguh.

"Saya lebih suka menyebut program PSSI ini dengan istilah heritage, bukan naturalisasi. Karena heritage artinya warisan. Di dalam warisan tentu ada ikatan emosional, kekerabatan, hubungan darah, dan biologis," katanya.

Advertisement

"Sedangkan istilah naturalisasi lebih pada administrasi alih kewarganegaraan. Siapa saja bisa dapat naturalisasi, jika orang itu telah memenuhi syarat jadi warganegara tersebut. Sementara pemain yang direkrut untuk Timnas Indonesia itu memiliki garis keturunan asli dengan negara ini," katanya.

Di skuad Timnas Indonesia terbaru, semua pemain yang menjalani proses naturalisasi WNI memiliki garis keturunan Indonesia. Khusus Elkan Baggott, dia tidak melewati proses naturalisasi karena memilih kewarganegaraan WNI setelah berusia 20 tahun.

2 dari 4 halaman

Istilah yang Tepat

Bersama Timnas Indonesia, Justin Hubner baru saja ikut andil dalam kemenangan 1-0 Timnas Garuda atas Vietnam pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 dan bermain penuh dalam laga 90 menit di sektor kiri pertahanan Timnas Indonesia. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut sosok yang pernah lama berkiprah di klub-klub Indonesia itu, istilah heritage sangat tepat untuk menepis kontroversi dan dikotomi antara pemain lokal dan naturalisasi.

"Mereka yang sekarang memilih jadi anggota Timnas Indonesia pasti merasa tak nyaman bila terus disebut sebagai pemain naturalisasi. Karena sejatinya dalam tubuh mereka ada aliran darah Indonesia. Apakah lewat kakek, nenek, ayah, atau ibunya," jelasnya.

Program yang gencar dilancarkan PSSI ini jelas berbeda dengan kebijakan yang pernah dilakukan Timnas Singapura maupun Malaysia.

"Timnas Singapura pernah berjaya di Asia Tenggara dengan memberi paspor kepada pemain yang tak punya hubungan darah dengan negara itu. Kini Malaysia juga melakukan itu. Saya pribadi lebih mendukung bila sistem heritage yang dijalankan, seperti Indonesia sekarang," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Bela Negara Leluhur

Pemain Timnas Indonesia U-23, Ivar Jenner (kedua kiri) dan rekan-rekannya mendengarkan instruksi dari pelatih Shin Tae-yong (kedua kanan) saat laga Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 melawan Turkmenistan di Stadion Manahan, Solo, Selasa (12/9/2023). Ivar mengaku bahwa golnya ke gawang Turkmenistan dipersembahkan untuk tim, pelatih, dan juga masyarakat Indonesia. (Bola.com/Arief Bagus)

Raja Isa menjelaskan dengan adanya hubungan darah, maka si pemain akan merasa bangga membela Indonesia sebagai tumpah darah dari leluhur mereka.

"Saya kira pemain heritage punya kebanggaan lebih besar dibanding pemain yang tak punya hubungan biologis yang langsung diberi paspor. Cara ini bisa meminimalisir kontroversi dan kesenjangan dengan pemain lokal yang asli lahir di Indonesia," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Sosialisasikan Heritage

Gelandang Timnas Indonesia, Ivar Jenner menguasai bola saat menghadapi Vietnam pada laga Grup F kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Raja Isa pun menyarankan agar PSSI segera mensosialisasikan istilah heritage digencarkan untuk mengganti kata naturalisasi atau pemain asing yang ganti kewarganegaraan WNI.

"Pemilihan kata dan istilah sangat penting. Jika publik Indonesia masih sering memakai kata naturalisasi, ini bisa menghambat misi PSSI membangun Timnas Indonesia yang kuat di masa depan. Karena kecintaan fans terhadap Timnas Indonesia lambat laun akan menurun," pungkasnya.

Berita Terkait