3 Kartu Merah Berlatar Momen Terkasar dalam Sejarah Piala Eropa: Masih Menghantui Sampai Sekarang

Tak hanya Ryan Porteous, kartu merah berlatar pelanggaran keras juga pernah tersaji di Euro sebelumnya.

BolaCom | Choki SihotangDiterbitkan 15 Juni 2024, 19:15 WIB
Kartu merah pemain Wales, Ethan Ampadu di laga terakhir penyisihan grup A Euro 2020, menjadi salah satu faktor kekalahan mereka ketika menghadapi Italia yang saat itu tak menurunkan skuat intinya. Meski Wales kalah, mereka tetap dapat lanjut ke babak 16 besar. (Foto: AP/Pool/Alessandra Tarantino)

Bola.com, Jakarta Awalnya, Ryan Porteous bukanlah siapa-siapa. Ia hanya bagian dari skuad Timnas Skotlandia yang kini beraksi di Euro 2024.

Ia juga bukan pemain dari klub beken Eropa. Bek 25 tahun ini bermain di Watford, klub yang bermain di kasta kedua Inggris.

Advertisement

Namun, hanya dalam tempo sehari, nama Ryan Porteous kontan melejit dan menjadi buah bibir di seantero jagat. Bukan karena permainan gemilang, melainkan karena kartu merah yang diterimanya saat Skotlandia bentrok kontra Jerman dalam laga pembuka Euro 2024 di Fußball Arena München, Sabtu (15/6) dini hari WIB.

Dalam laga di Grup A itu, Skotlandia tersungkur 1-5. Tuan rumah sudah unggul pada menit ke-10 via Florian Wirtz. Empat gol lainnya mengalir dari Jamal Musiala, Kai Havertz, Niclas Füllkrug, dan Emre Can.

Ryan Porteous diganjar kartu merah jelang berakhirnya babak pertama. Ia menekel kapten Jerman, Ilkay Gundogan, di kotak penalti. Wasit Clement Turpin asal Prancis lalu mengusir Ryan Porteous setelah terlebih dulu meninjau ulang video assistant referee (VAR).

Buntut dari pelanggaran keras itu, wasit juga menunjuk titip putih dan Kai Havertz yang maju sebagai eksekutor menjalankan tugasnya dengan sempurna.

Banyak orang kemudian mencari tahu siapa Ryan Porteous. Maklum, tebasannya terhadap Ilkay Gundogan membuatnya menjadi pemain pertama yang diusir wasit di ajang Euro 2024 dan itu pastinya menjadi sejarah kelam bagi sang defender di pentas terakbar Benua Biru.

Tak hanya Ryan Porteous, kartu merah berlatar pelanggaran keras juga pernah tersaji di Euro sebelumnya. Berikut tiga di antaranya:


Grzegorz Krychowiak

Harapan Polandia untuk memenangi pertandingan ini semakin sulit terwujud setelah kehilangan satu pemain. Grzegorz Krychowiak diganjar kartu merah pada menit ke-62. (Anton Vaganov/Pool via AP)

Euro 2020 juga menorehkan kenangan yang tak sedap bagi Grzegorz Krychowiak. Gelandang bertahan Polandia yang kini berusia 34 tahun itu terpaksa harus meninggalkan lapangan pertandingan pada menit ke-62 setelah menerima kartu kuning kedua.

Beberapa menit sebelumnya, Grzegorz Krychowiak sudah lebih dulu diganjar kartu kuning lantaran melakukan pelanggaran cukup keras terhadap pemain Slovakia, Jakub Hromada.

Di kartu kuning kedua, Grzegorz Krychowiak kembali melakukan pelanggaran terhadap orang yang sama dan kali ini dengan cara mendorong Jakub Hromada hingga terjatuh.

Dalam laga tersebut, Polandia akhirnya kalah 1-2 berkat kekurangan pemain di lini tengah.


Ethan Ampadu

Pemain Wales Gareth Bale (kedua kiri) memeluk rekan setimnya Ethan Ampadu usai dia mendapat kartu merah karena melanggar pemain Italia Federico Bernardeschi pada pertandingan Grup A Euro 2020 di Stadion Olimpiade Roma, Italia, Minggu (20/6/2021). Italia menang 1-0. (Ryan Pierse/Pool via AP)

Masih dari perhelatan Euro 2020, entah mimpi apa Ethan Ampadu sehingga harus menjadi pemain Wales yang paling sial sepanjang sejarah. Bagaimana tidak, Ethan Ampadu, yang saat ini masih remaja 20 tahun, ternoda dengan kartu merah saat bentrok kontra Italia dalam laga pemungkas Grup A.

Wales terpaksa bermain dengan 10 pemain menyusul kartu merah yang diterima Ethan Ampadu saat duel yang mentas di Stadio Olimpico, Roma, memasuki menit ke-55.

Tindakan tak terpuji Ethan Ampadu yang dengan kasar menginjak kaki Federico Bernardeschi membuat wasit murka dan langsung mengusir gelandang yang kini memperkuat Leeds United itu.


Igor Stimac

Pelatih asal Kroasia, Igor Stimac (kiri) telah mengarsiteki Timnas India sejak 2019 setelah sebelumnya sempat menangani Timnas Kroasia pada 2012-2013. Bersama Timnas India, Stimac meraih dua kali gelar juara Piala SAFF, yakni pada 2021 dan 2023. Ini yang membuatnya percaya diri tampil di Piala Asia 2023. (AFP/Ishara S Kodikara)

Tebasan mautnya yang membuat kapten Jerman, Mehmet Scholl, terkapar di atas rumput Old Trafford, Manchester, Inggris pada menit ke-56 memaksa Igor Stimac harus meninggalkan medan pertemuran.

Jika saja Igor Stimac keluar, ada kemungkinan Kroasia tak mengalami kekalahan 1-2 dari Jerman saat keduanya bentrok di perempatfinal Euro 1996.

Tiga menit setelah Igor Stimac cabut, Jerman memastikan kemenangan berkat gol Matthias Sammer pada menit ke-59.

Sampai saat ini, rakyat Kroasia, juga IgorSimac, enggan mengenang memori hitam itu.