Bola.com, Jakarta Ujian berat langsung dihadapi Malut United dalam debutnya di BRI Liga 1 2024/2025. Tak kepalang tanggung, lawan yang akan dihadapi adalah Madura United. Kedua tim akan bentrokan di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Sabtu (10/8/2024).
Laskar Kie Raha, julukan Malut United, yang berstatus tim promosi langsung menantang runner-up Liga 1 2023-2024. Meskipun Malut United boleh dibilang punya materi bertaburan bintang dan beberapa pemain pengalaman di Liga 1, namun pelatih Imran Nahumarury tak sedikit pun menganggap remeh tuan rumah.
"Madura tetaplah Madura United. Walaupun ada banyak perubahan di skuad, bukan berarti mereka tidak memiliki kekuatan untuk diwaspadai," katanya.
Seperti diketahui Laskar Sapeh Kerrab ditinggalkan banyak pemain terbaiknya yang musim lalu tampil cemerlang. Sebaliknya, Malut United malah merekrut penggawa mumpuni. Termasuk duet bersaudara, Yacob dan Yance Sayuri.
Adu Gengsi Pelatih Lokal
Laga ini juga adu gengsi dua pelatih lokal beda generasi. Imran Nahumarury akan bertemu seniornya, Widodo C. Putro.
Meski pernah bersama PSIS, namun ini kali pertama Imran membangun dan memimpin langsung tim di kasta tertinggi. Sedangkan Widodo lebih dulu melanglang buana dari satu klub ke klub Liga 1 lainnya.
"Sebuah pertandingan yang menarik. Sesama pelatih, tentu saya respek kepada coach Widodo dan tim asuhannya. Malut United perlu mewaspadai Madura United. Musim ini mereka juga memiliki coach Widodo, sosok berpengalaman dan pemain berkualitas,” ujarnya.
Antisipasi
Coach Imran mengantisipasi kekuatan Madura United di bawah asuhan Widodo C. Putro dengan strategi yang terus dimatangkan dalam sesi latihan. Malut United berada dalam kondisi siap setelah menjalani pemusatan latihan sejak 22 Juni 2024.
“Selalu ada perhatian lebih untuk laga pertama. Para pemain sudah berkumpul selama dua bulan dan siap untuk pertandingan melawan Madura United,” tutur putra Maluku, Manahati Lestusen, selaku perwakilan pemain Malut United dalam sesi konferensi pers.
Momentum 17 Tahun
Pertandingan pertama Malut United menjadi momentum yang telah dinantikan oleh masyarakat Maluku Utara sejak 17 tahun silam kehilangan wakil di kasta tertinggi Indonesia setelah Persiter Ternate mati suri.