Bola.com, Jakarta PSSI dan Patrick Kluivert maju terus menggapai target Timnas Indonesia, meski keraguan terhadap juru taktik berusia 48 tahun itu masih saja terus menderu.
Keraguan yang sangat wajar, mengingat Patrick Kluivert tak cukup meyakinkan sebagai pelatih kepala di sejumlah tim yang pernah ditukanginya seperti Jong Twente, Curaçao, serta tim antah berantah Adana Demirspor.
Satu-satunya pencapaian terbaik Patrick Kluivert di dunia kepelatihan tersaji saat ia dipercaya menjadi asisten pelatih Louis van Gaal saat menukangi Timnas Belanda 2014. Saat itu, duet legenda Belanda beda generasi sukses membawa De Oranje finis di posisi ketiga setelah mengepruk Brasil tiga gol tanpa balas di semifinal.
Di bawah telunjuk Patrick Kluivert, PSSI berharap suksesor Shin Tae-yong bisa membawa Timnas Indonesia lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Itu berarti, Jay Idzes cs. harus memenangkan tiga laga terdekat melawan Australia (20/3), Bahrain (25/5), dan China (5/6).
Donasi sembilan angka pastinya membuat kans Indonesia yang saat ini bercokol di posisi ketiga klasemen Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia berpeluang finis di posisi runner-up dengan total 15 poin.
Mampukah Patrick Kluivert merealisasikan target atau nasibnya bakal lebih mengenaskan dari Shin Tae-yong? Menarik untuk dinanti.
Sembari menanti, ada baiknya kita bernostalgia kala Patrick Kluivert masih berseragam Barcelona, tepatnya saat ia dan kawan-kawannya sukses meraih gelar La Liga 1998/1999.
Berikut lima konco lawas Patrick Kluivert dan bagaimana nasib mereka sekarang?
Pep Guardiola
Orang yang pertama disebut, siapa lagi kalau bukan Pep Guardiola. Bermain di lini tengah, Pep Guardiola sosok yang paling berjasa bagi Patrick Kluivert ketika mereka menggondol trofi La Liga 1998/1999.
Sukses Patrick Kluivert mendulang 15 gol sepanjang musim yang bersejarah itu tak lepas dari kontribusi Pep Guardiola.
Saat ini, Pep Guardiola masih menukangi Manchester City. Sejak kehadirannya pada 2016, Pep Guardiola telah mempersembahkan segepok trofi, termasuk enam gelar Premier League yakni musim 2017/2018, 2018/2019, 2020/2021, 2021/2022, 2022/2023, 2023/2024.
Sebelum ke Inggris, ahli racik 53 tahun itu juga meninggalkan kesan mendalam kala membesut Barcelona dan Bayern Munchen.
Luis Enrique
Seperti halnya Pep Guardiola, karier kepelatihan Luis Enrique juga cukup mentereng. Sebelum dipercaya menukangi raksasa Prancis, Paris Saint-Germain, Luis Enrique punya jabatan mentereng sebagai nakhoda Timnas Spanyol, Barcelona, Celta, dan AS Roma.
Sayangnya, torehan moncer tersebut tak menular ke Patrick Kluivert, koleganya semasa di Barcelona.
Xavi Hernandez
Banyak yang bilang, keberhasilan Barcelona menjadi yang terkuat di pentas La Liga 1998/1999 berkat peran krusial Xavi di sektor tengah.
Ia menjadi pelayan yang sangat memanjakan Patrick Kluivert lewat umpan-umpan terukur dari semua sudut.
Oleh karena itulah, dalam beberapa kesempatan, Patrick Kluivert kerap menyanjung sang kolega sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.
Karier kepelatihan Xavi memang belum sekinclong Luis Enrique, apalagi Pep Guardiola. Namun, ia akan selalu dikenang lewat sebiji trofi La Liga yang pernah dimenangkannya kala dipercaya membidani Barcelona, dari 2021 hingga 2024.
Phillip Cocu
Masih ingat Phillip Cocu? Bagi pemuja setia Barcelona, Phillip Cocu tak akan terlupakan. Ia pernah masuk lingkaran tim inti saat bermain di sana, 1998–2004.
Masa-masa terindah yang tak terlupakan tentu saja ketika ia dan Patrick Kluivert bahu membahu memenangkan La Liga 1998/1999.
Gantung sepatu pada 2008, Phillip Cocu banting setir jadi pelatih. Walau tak moncer-moncer amat, tapi setidaknya legenda yang kini berusia 54 tahun pernah didapuk membesut PSV, Fenerbahçe, Derby County, dan Vitesse.
Rivaldo
Apa kunci sukses Barcelona memenangkan La Liga 1998/1999? Jawabannya, Blaugrana yang ketika itu diotaki Louis van Gaal punya banyak stok senjata andalan di lini tengah.
Satu di antaranya yang kerap jadi starter adalah Rivaldo. Bemain sebagai gelandang serang, legenda Brasil tak lain tak bukan merupakan 'kunci' kedigdayaan Raksasa Catalan.
Barcelona, Louis van Gaal, dan Patrick Kluivert sangat beruntung punya pelayan setia sekaliber Rivaldo.
Paska gantung sepatu, pemenang Piala Dunia 2002 bersama Timnas Brasil ini sepertinya tak berminat jadi pelatih. Terbukti, tak ada catatan ihwal tim yang pernah dilatihnya.
Sepertinya Rivaldo lebih memilih sebagai penonton sepak bola sembari menikmati secangkir kopi pahit di rumahnya yang mewah.