7 Manajer di Premier League yang Tinggalkan Kekacauan: Ada Dua Nama Legendaris Lho!

Bagi seorang manajer tim sepak bola, mengelola klub sepak bola di Premier League adalah tugas yang penuh tekanan. Banyak yang berhasil pergi dengan meninggalkan warisan positif, tapi ada juga yang pergi dalam kondisi berantakan.

BolaCom | Benediktus Gerendo PradigdoDiterbitkan 22 Januari 2025, 08:30 WIB
Liga Inggris - Erik ten Hag, Roy Hodgson, Brendan Rodgers (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Bagi seorang manajer tim sepak bola, mengelola klub sepak bola di Premier League adalah tugas yang penuh tekanan. Banyak yang berhasil pergi dengan meninggalkan warisan positif, tapi ada juga yang pergi dalam kondisi berantakan.

Dalam perjalanan sejarah Premier League, banyak pelatih yang mendapatkan nama besar karena keberhasilan atau loyalitas bersama klub yang ditanganinya.

Advertisement

Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger, Pep Guardiola, dan Jurgen Klopp adalah beberapa contoh manajer yang memiliki nama besar setelah menangani klub Premier League.

Namun, banyak juga manajer-manajer tim yang harus berjuang keras untuk bisa mengangkat performa timnya ketika berada di Premier League.

Menariknya, baik manajer yang meraih kesuksesan maupun yang berjuang keras untuk mengangkat performa tim, ada yang sama-sama pergi dengan persoalan dan kekacauan. Siapa saja mereka?

 
 

1. Erik ten Hag

Pelatih Manchester United, Erik ten Hag jelang laga menghadapi Brentford pada laga pekan ke-30 Premier League 2023/2024 di Gtech Community Stadium, London, Sabtu (30/3/2024). (AP Photo/Ian Walton)

Erik ten Hag menjadi sorotan setelah meninggalkan Manchester United (MU) dalam keadaan yang sulit. Meskipun ia memenangkan piala domestik selama dua musim penuh, skuad yang ia tinggalkan disebut-sebut berada dalam kondisi terburuk dalam era Premier League.

Pemain seperti Antony, Mason Mount, dan Casemiro gagal memenuhi ekspektasi, sementara rekrutan baru seperti Joshua Zirkzee dan Mathijs De Ligy masih diragukan.

Pernyataan Ralf Rangnick pada 2022 bahwa skuat membutuhkan "operasi besar" tampaknya semakin relevan.


2. Roy Hodgson

Roy Hodgson. Pelatih asal Inggris yang baru ditunjuk Watford menggantikan Claudio Ranieri ini segera memperbarui rekor sebagai pelatih tertua di Liga Inggris yang masih dipegangnya. Terakhir, ia membesut Crystal Palace saat berusia 73 tahun dan 287 hari (23/5/2021). (AP/Pool/Facundo Arrizabalaga)

Ketika Roy Hodgson meninggalkan Liverpool pada 2011, klub berada dalam situasi sulit.

Meskipun ia tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas masalah tersebut, transfer buruk seperti Christian Poulsen dan Paul Konchesky memperburuk keadaan.

Untungnya, penerusnya, Kenny Dalglish, mulai membangun kembali dengan rekrutan seperti Jordan Henderson.


3. Brendan Rodgers

Brendan Rodgers - Mantan manajer Liverpool ini sangat erat dikaitkan sebagai pengganti Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United. Namun sejauh ini Brendan Rodgers masih berkomitmen untuk menyelesaikan kontrak kerja bersama Leicester City. (AFP/Glyn Kirk)

Brendan Rodgers meninggalkan Liverpool setelah gagal menggantikan Luis Suarez dengan pemain yang setara. Meskipun ia mendatangkan Roberto Firmino, Rodgers tidak tahu cara memanfaatkan bakatnya sepenuhnya.

Jurgen Klopp akhirnya harus melakukan perombakan besar-besaran untuk membuat Liverpool kompetitif lagi.


4. Ronald Koeman

Ekspresi pelatih Everton, Ronald Koeman saat memberikan arahan kepada pemainnya saat melawan Mancester City pada lanjutan Premier League di Etihad Stadium, Manchester, (21,/8/2017). City ditahan Everton 1-1. (AP/Dave Thompson)

Ronald Koeman meninggalkan Everton dalam kondisi yang tidak jauh lebih baik dari sebelumnya.

Meskipun ia mendatangkan pemain seperti Jordan Pickford dan Dominic Calvert-Lewin, rekrutan mahal seperti Gylfi Sigurdsson dan Davy Klaassen menjadi beban bagi klub.

Everton masih berjuang untuk pulih dari keputusan transfer selama masa Koeman.


5. Sir Alex Ferguson

Salah satu aksi yang paling terkenal dari Sir Alex adalah hair-dryer treatment-nya. Saat melakukan itu, ia akan berteriak dengan keras di muka pemain yang ia marahi sehingga para pemain itu tidak berkutik. (Foto: AFP/Stringer)

Kepergian Sir Alex Ferguson dari Manchester United meninggalkan warisan yang kompleks.

Meskipun ia memenangkan gelar Premier League di musim terakhirnya, skuad yang ditinggalkan sebagian besar terdiri dari pemain yang sudah melewati masa puncak mereka.

David Moyes, penerusnya, menghadapi tugas berat untuk membangun kembali skuat yang kompetitif.


6. Arsene Wenger

Arsene Wenger. Pelatih asal Prancis berusia 72 tahun yang memutuskan meninggalkan Arsenal pada Mei 2018, mengoleksi raihan 500 gol di Liga Inggris dalam 271 laga. Ia melakukannya hanya bersama Arsenal yang ditanganinya sejak Oktober 1996 hingga Mei 2018. (AFP/IK Images/Ian Kington)

Arsene Wenger mengakhiri 22 tahun masa jabatannya di Arsenal dengan skuad yang tidak kompetitif di level tertinggi.

Pemain seperti Laurent Koscielny yang menua dan rekrutan seperti Shkodran Mustafi dan Henrikh Mkhitaryan mencerminkan masalah skuat.

Mikel Arteta harus melakukan perombakan besar-besaran untuk mengembalikan Arsenal ke papan atas.


7. Manuel Pellegrini

Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, menekankan arti penting kemenangan di kandang sebagai syarat untuk meraih gelar juara Premier League. (AFP/MARCO BERTORELLO)

Manuel Pellegrini menghabiskan sekitar 155 juta pound selama 18 bulan di West Ham.

Rekrutan seperti Felipe Anderson dan Sebastien Haller tidak memberikan dampak yang diharapkan.

Periode ini dikenang sebagai salah satu fase paling tidak efektif dalam sejarah klub.

Sumber: Planet Football


Persaingan di Premier League

Berita Terkait