6 Bintang yang Kariernya Terjun Bebas setelah Cabut dari Real Madrid: Apes Banget!

Biar tak penasaran, berikut enam kisah sedih eks bintang Real Madrid.

BolaCom | Choki SihotangDiterbitkan 04 Februari 2025, 13:00 WIB
Manchester United sedang berusaha membangun kembali tim dengan merekrut pemain muda berbakat. Casemiro sepertinya tidak masuk dalam rencana jangka panjang mereka. Pemain Brasil 32 tahun itu kesulitan menunjukkan performa terbaiknya pada musim lalu. Ia kabarnya diminati oleh sejumlah klub Liga Pro Saudi. (Paul ELLIS / AFP)

Bola.com, Jakarta - Real Madrid merupakan salah satu klub terbesar di dunia. Mereka tak hanya mentereng di kompetisi domestik tertinggi Spanyol, La Liga, melainkan juga di pentas Liga Champions.

Sejauh ini, Los Blancos masih memuncaki daftar pengoleksi trofi ajang antarklub paling bergengsi di Eropa dengan total 15 trofi.

Advertisement

Sukses Real Madrid tersebut tentunya tak lepas dari kerja keras manajemen karena sukses meyakinkan pesepak bola terhebat dari penjuru bumi untuk bergabung.

Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Zinedine Zidane, dan Toni Kroos merupakan empat pemain beken yang pernah bertarung di bawah panji-panji Real Madrid.

Saat ini, tim besutan Carlo Ancelotti juga dihuni amunisi-amunisi sarat sensasi macam Kylian Mbappé, Vinicius Junior, serta Jude Bellingham.

Kisah eks bintang Real Madrid menggoreskan banyak kisah. Salah satunya adalah terkait sejumlah nama besar yang kariernya menurun drastis paska cabut dari Santiago Bernabeu.

Biar tak penasaran, berikut enam kisah sedih eks bintang Real Madrid, seperti dilansir Planet Football:

 


1. Ronaldo Nazario

Ronaldo Luiz Nazario de Lima. Striker asal Brasil ini didatangkan Real Madrid dari Inter Milan pada awal musim 2002/2003. Selama total 5 musim hingga 2006/2007 telah bermain sebanyak 177 penampilan dengan mencetak 104 gol. (AFP/Philippe Desmazes)

Setelah menjadi pencetak gol terbanyak di Real Madrid pada setiap musim antara tahun 2002 dan 2006, Ronaldo Nazario berselisih hebat dengan Fabio Capello dan dikirim ke Milan pada Januari 2007.

Ikon Brasil itu sudah mengalami penurunan sebelum meninggalkan Spanyol, tetapi sembilan gol yang menyedihkan dalam 20 penampilan dan serangkaian cedera di Milan benar-benar menggarisbawahi kejatuhannya dari kejayaan.

Ronaldo kembali ke Brasil untuk gabung Corinthians pada 2009 dan setumpuk gol di negara asalnya tidak dapat menutupi kekuatannya yang menurun.

 


2. Casemiro

Meskipun sudah mengalami banyak perombakan personel di Real Madrid, Casemiro tetaplah menjadi roda penggerek andalan di lini tengah Los Blancos. Efisiensinya memberikan keseimbangan bagi seluruh tim. Ia tercatat mampu menorehkan rata-rata 3 tekel per laga pada musim ini. (AFP/Glyn Kirk)

Real Madrid tertawa terbahak-bahak saat Manchester United membayar £50 juta untuk Casemiro pada 2022. Los Blancos jelas tidak akan pernah menolak bayaran sebesar itu untuk seorang pemain berusia 30-an tahun.

Casemiro secara mengejutkan menurun setelah musim debut yang bagus di Old Trafford, sekarang mendapati dirinya tidak mampu menembus tim MU. Bahkan, klub tersebut mati-matian ingin menjualnya.

 


3. Fernando Redondo

Redondo mengoleksi dua gelar La Liga dan dua trofi Liga Champions selama enam musim di Bernabeu, sebelum transfer senilai £11 juta ke Milan pada 2000.

Cedera lutut yang parah membuatnya menunggu untuk melakoni debut kompetitifnya bersama Rossoneri selama lebih dari dua tahun. Ia akhirnya tampil sebanyak 33 kali untuk AC Milan antara 2002 dan 2004.

Sejujurnya, Redondo menikmati kebangkitan kariernya yang membuatnya menambahkan satu Scudetto, Coppa Italia, dan satu Liga Champions lagi ke dalam daftar prestasinya.

Namun, ia masih merupakan bayangan dari pemain hebat yang kita semua cintai selama tahun 1990-an.

 


4. Michael Owen

Michael Owen - Pemain yang meraih Ballon d’Or 2001 saat berseragam Liverpool ini memutuskan untuk bergabung dengan Real Madrid pada 2004. Namun keputusannya menjadi petaka, Owen kerap berada di bangku cadangan dan diperparah sering cedera selama di Real Madrid. (AFP/Pornchai Kittiwongsakul)

Enam belas gol di semua kompetisi merupakan hasil yang lumayan mengingat waktu bermain Owen yang relatif terbatas di Real Madrid. 

Namun, pada akhirnya, masa baktinya yang singkat berarti ia hanyalah bagian kecil dari proyek Galacticos pertama Florentino Perez, bukan pemain bintang.

Setelah meninggalkan Madrid pada 2005, Owen bergabung dengan Newcastle dan kariernya meredup karena banyaknya cedera.

Ada kilasan kehebatan, tetapi kemunduran Owen menjadi lebih cepat setelah meninggalkan Spanyol.

 


5. Davor Suker

Davor Suker membantu Real Madrid meraih trofi Liga Champions ketujuh pada 1998. (JACQUES DEMARTHON / AFP)

Didatangkan dari Sevilla pada 1996, Suker menjadi bagian dari trio penyerang mematikan bersama Raul dan Predrag Mijatovic di Bernabeu.

Ia mencetak 49 gol dalam 109 penampilan selama tiga tahun di klub tersebut, menyabet gelar La Liga dan Liga Champions dalam prosesnya.

Pemenang Sepatu Emas di Piala Dunia Prancis 1998 tersebut adalah salah satu striker paling ikonik di generasinya.

Namun, semakin sedikit membicarakan tentang masa-masa berikutnya Suker di Arsenal, West Ham, dan 1860 Munich, semakin baik.

 


6. Fernando Morientes

Fernando Morientes - Duet maut Raul Gonzales di lini depan Real Madrid ini merupakan salah satu striker mematikan di depan gawang lawan. Total 17 gol ia sumbangkan untuk Los Blancos di Liga Champions. (AFP/Cristina Quicler)

Morientes baru berusia 28 tahun ketika Liverpool mengontrak striker tersebut dalam kesepakatan senilai £6,3 juta dari Real Madrid pada Januari 2005.

Ia bersinar untuk Monaco pada musim sebelumnya, membawa klub Prancis tersebut ke final Liga Champions dengan mengorbankan klub induknya.

Morientes hengkang setelah 18 bulan yang mengecewakan, hanya mencetak 12 gol dalam 60 penampilan di semua kompetisi.

Sembilan belas gol untuk Valencia pada 2006/2007 mengisyaratkan kembalinya kehebatan Morientes,. Tetapi sang penyerang tidak pernah menyamai prestasi itu lagi dan telah pensiun pada 2010.

Sumber: Planet Football

Berita Terkait