Eks Anggota Exco PSSI Ungkap Efek Positif Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia: Jordi Amat dan Maarten Paes Jadi Panutan!

Ada beberapa kebiasaan pemain naturalisasi Timnas Indonesia yang mayoritas dibesarkan dalam iklim pembinaan Eropa, mulai diserap para pemain lokal.

BolaCom | Radifa ArsaDiperbarui 26 Februari 2025, 08:38 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Jordi Amat (kiri) berusaha menghalau bola dari ancaman pemain Irak, Aymen Hussein pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani, menceritakan dampak positif kehadiran pemain-pemain keturunan yang telah dinaturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Hasani tak menampik jika program naturalisasi pemain keturunan yang sangat masif selama beberapa tahun terakhir, menghadirkan pro-kontra tersendiri di kalangan publik pencinta Timnas Indonesia.

Advertisement

Namun, menurut Hasani Abdulgani, ada beberapa dampak positif yang telah ditularkan oleh para pemain keturunan di Tim Garuda. Dampak ini, menurut dia, tidak hanya berkaitan dengan aspek prestasi saja.

Sebab, ada beberapa kebiasaan dari para pemain keturunan Timnas Indonesia yang mayoritas dibesarkan dalam iklim pembinaan Eropa, khususnya Belanda, yang sudah mulai diserap para pemain lokal di Tim Merah Putih.

 


Belajar dari Jordi Amat

Selebrasi Jordi Amat dalam laga Burundi vs Timnas Indonesia, Selasa (28/3/2023) (c) Bola.net/M Iqbal Ichsan

Hasani masih mengingat betul satu kebiasaan Jordi Amat yang bisa menular kepada rekan-rekannya. Momen itu terjadi seusai bek keturunan Spanyol-Indonesia itu mengukir debutnya bersama skuad Garuda.

Setelah bermain melawan Kamboja di Piala AFF 2022, rombongan Timnas Indonesia terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menghadapi laga tandang melawan Brunei Darussalam pada partai kedua Grup A.

Di dalam pesawat, ketika para pemain lainnya sibuk dengan aktivitasnya mendengarkan musik, Jordi justru membuka video pertandingan sebelumnya untuk melakukan evaluasi dan mempelajari apa yang terjadi pada laga tersebut.

“Contohnya, pertama kali Jordi Amat bermain, setelah itu kita terbang ke Kuala Lumpur. Di dalam pesawat yang di-charter, semua pemainnya saat itu mendengar lagu,” kata Hasani dikutip dari kanal YouTube Merdeka.com.

“Sedangkan Jordi Amat memutar video hasil pertandingan sebelumnya. Itu kan kebiasaan yang sekarang sudah menular. Ini yang tidak ada sebelumnya. Padahal, di luar negeri itu sudah seperti kebiasaan pemain profesional,” imbuhnya.

 


Kedisiplinan Maarten Paes

Kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes, memberikan applause kepada fans setelah menjalani debutnya. (Dok. X/FC Dallas)

Selain itu, Hasani juga menyinggung satu kedisiplinan kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes, yang selama ini ditekankan Shin Tae-yong, yakni soal pentingnya menjaga asupan makanan bagi seorang atlet profesional.

Pengalaman ini dialami sendiri oleh Hasani Abdulgani ketika terbang satu pesawat Maarten Paes. Momen ini terjadi selepas kiper FC Dallas itu menyelesaikan agenda sumpahnya sebagai WNI pada April 2024.

“Lalu, soal makanan. Kita kan tidak bisa melihat gorengan. Namun, di era Shin Tae-yong, para pemain ini mulai berubah. Saya pernah berada dalam satu pesawat dengan Maarten Paes,” ujar Hasani Abdulgani.

“Kalau tidak salah, waktu itu dia baru saja diambil sumpahnya. Kami satu pesawat. Dia ke Dallas, saya ke New York. Di pesawat itu kami dikasih coklat. Begitu kami mau turun, coklat itu diberikan kepada saya,” katanya.

 


Serius Menjaga Asupan Makanan

Kiper Timnas Indonesia, Maarten Paes, tampak lesu, setelah kebobolan saat melawan Jepang pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (15/11/2024) malam WIB. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Menurut Hasani, Paes memang sangat serius dalam menjaga asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Bagi seorang atlet profesional, kedisiplinan semacam ini sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh.

“Terus saya tanya kepada Paes, ‘kenapa kamu tidak mau coklat ini?’. Dia bilang, ‘Saya kan atlet’. Nah, kalau kita? Itulah kedisiplinan-kedisiplinan seperti itu. Kalau kita mau melihat sisi positif naturalisasi yang seperti itu,” kata Hasani.

Berita Terkait