Bola.com, Jakarta - Johan Cruyff, legenda sepak bola asal Belanda, pernah membuat keputusan mengejutkan dengan menolak bermain di Piala Dunia 1978. Keputusan ini tidak hanya mengejutkan penggemar sepak bola, tetapi juga mengguncang dunia olahraga.
Apa yang sebenarnya terjadi di balik keputusan dan dampaknya terhadap kariernya serta sepak bola Belanda?
Piala Dunia 1978 diadakan di Argentina dan menjadi salah satu turnamen yang paling diingat dalam sejarah sepak bola. Namun, bagi Johan Cruyff, turnamen ini menjadi momen yang penuh ketegangan.
Beberapa bulan sebelum turnamen dimulai, Cruyff dan keluarganya mengalami kejadian yang sangat mengerikan. Rumahnya di Barcelona diserbu oleh orang-orang tak dikenal yang menodongkan senjata ke kepala Cruyff dan mengikatnya bersama istri dan anak-anaknya.
Insiden tersebut menjadi titik balik dalam hidup Cruyff. Dia merasa bahwa keselamatan keluarganya harus menjadi prioritas utama. Dalam sebuah wawancara, Cruyff menjelaskan.
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika sesuatu terjadi pada mereka. Sepak bola bisa menunggu, tetapi keluarga saya adalah segalanya bagi saya," katanya saat itu.
Keputusan ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang diterimanya dan betapa besar cintanya terhadap keluarganya.
Meskipun banyak spekulasi yang beredar mengenai protes Cruyff terhadap rezim militer Argentina, yang saat itu sedang berkuasa, dia sendiri menegaskan bahwa alasan utama keputusannya adalah ancaman pembunuhan. Dia menolak untuk menjadi bagian dari turnamen yang diadakan di negara yang sedang berada dalam situasi politik yang sangat tidak stabil. Cruyff menganggap bahwa mengambil risiko untuk bermain di Piala Dunia tidak sebanding dengan keselamatan keluarganya.
Insiden Penyerangan yang Mengguncang
Insiden penyerangan yang dialami Cruyff menjadi berita besar di media. Banyak yang tidak percaya bahwa seorang pemain sepak bola sekelas Cruyff bisa menjadi target ancaman seperti itu.
Namun, kenyataannya, situasi di Argentina pada saat itu sangat berbahaya. Rezim militer yang berkuasa dikenal karena tindakan represifnya terhadap siapa pun yang dianggap sebagai ancaman.
Setelah insiden tersebut, Cruyff dan keluarganya mendapat perlindungan polisi selama beberapa bulan. Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang mereka hadapi.
Cruyff merasa terjebak antara tanggung jawabnya sebagai seorang atlet dan kewajibannya sebagai seorang kepala keluarga. Dia memilih untuk melindungi keluarganya, meskipun harus melewatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam turnamen terbesar di dunia.
Pengaruh Keputusan Cruyff terhadap Kariernya
Keputusan Johan Cruyff untuk tidak bermain di Piala Dunia 1978 tidak hanya berdampak pada keluarganya, tetapi juga memengaruhi karier sepak bolanya. Meskipun dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia, keputusannya ini membuat banyak orang mempertanyakan komitmennya terhadap Timnas Belanda.
Namun, banyak juga yang menghormati keputusannya sebagai tindakan berani yang menunjukkan prioritasnya terhadap keselamatan keluarga.
Setelah Piala Dunia 1978, Cruyff tetap menjadi ikon sepak bola, tetapi juga menjadi simbol keberanian dan integritas. Keputusan ini menunjukkan bahwa ada hal yang lebih penting daripada sepak bola, yaitu keselamatan dan kesejahteraan orang-orang yang kita cintai.
Keberanian Cruyff untuk berbicara tentang ancaman yang dihadapinya juga menginspirasi banyak orang untuk berbicara tentang isu-isu yang lebih besar dalam masyarakat.