Krisis Internal AC Milan: Conceicao Kehilangan Dukungan, Ibrahimovic Enggan Ikut Campur

AC Milan menghadapi perpecahan internal serius. Pelatih Sergio Conceicao kehilangan dukungan dari manajemen dan Zlatan Ibrahimovic.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 01 Maret 2025, 21:30 WIB
AC Milan - Ilustrasi logo AC Milan. (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - AC Milan saat ini berada dalam situasi menegangkan, perpecahan internal mulai terlihat jelas.

Pelatih Sergio Conceicao menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan posisinya, terutama setelah kekalahan mengecewakan dalam beberapa pertandingan terakhir.

Advertisement

Menurut La Repubblica yang dikutip oleh Calciomercato, dukungan dari dewan klub terhadap Conceicao makin menipis, dan situasi ini menciptakan ketegangan di dalam tim.

Awalnya, Conceicao mendapat dukungan penuh dari Geoffrey Moncada (Direktur Teknis Milan) dan Zlatan Ibrahimovic setelah membawa Rossoneri meraih gelar Super Cup Italia.

Namun, keadaan berubah drastis setelah pernyataan terbuka Conceicao dalam konferensi pers dan perselisihan panas antara dia dan Moncada pasca kekalahan dari Bologna (28-2-2025).

Hal ini membuat dewan klub kehilangan kesabaran terhadapnya.


Tanda Jelas Perpecahan

Juru taktik anyar AC Milan, Sergio Conceicao, tak segan menunjukkan jati diri sebagai pelatih yang galak. Pria asal Portugal itu sempat memarahi para pemain AC Milan di ruang ganti. Alhasil pemain Rossoneri berhasil comeback atas Juventus dan mengunci kemenangan dengan skor 2-1. (AP Photo/Altaf Qadri)

Sumber-sumber internal menyebutkan bahwa dewan Milan tidak hadir di pusat pelatihan Milanello baru-baru ini, yang dianggap sebagai tanda jelas adanya perpecahan antara mereka dan Conceicao.

Situasi ini makin diperburuk dengan ketidakmauan Ibrahimovic untuk mengambil peran serupa dengan Paolo Maldini, yang sebelumnya membela pelatih dari tekanan publik dan dewan.

Ibrahimovic memilih untuk tidak menjadi pusat kritik di tengah masa sulit ini.

Akibatnya, Conceicao harus menghadapi semua tekanan sendirian. Dia tidak hanya berjuang dengan hasil buruk di lapangan, tetapi juga menghadapi kemarahan dari kelompok ultras Curva Sud dan keraguan dari para pemain.

Dalam keadaan seperti ini, masa depan Conceicao di Milan menjadi tanda tanya besar.


Penyebab Perpecahan Internal

Zlatan Ibrahimovic. (AP Photo/Antonio Calanni)

Perpecahan internal di Milan tampaknya disebabkan oleh beberapa faktor.

Pertama, hasil buruk di lapangan telah menambah beban psikologis bagi para pemain dan pelatih. Kekalahan demi kekalahan membuat suasana di dalam tim kian tidak kondusif.

Kedua, konflik antara Conceicao dan manajemen klub menunjukkan adanya ketidakcocokan dalam visi dan strategi.

Setelah kekalahan melawan Bologna, perdebatan antara Conceicao dan Moncada menunjukkan bahwa ada perbedaan pendapat yang signifikan mengenai arah tim ke depan.

Ketiga, ketakberdayaan Ibrahimovic untuk membela pelatih juga menambah ketegangan. Sebagai satu di antara tokoh paling berpengaruh di klub, ketidakmampuannya untuk berkomunikasi dengan baik dengan dewan dan mendukung Conceicao membuat situasi makin buruk.


Dampak pada Tim dan Pemain

Wasit Szymon Marciniak asal Polandia, mengusir bek AC Milan, Theo Hernandez, setelah memberinya kartu kuning kedua saat menghadapi Feyenoord dalam laga leg kedua play-off 16 besar Liga Champions 2024/2025 di San Siro, Rabu (19/2/2025) dini hari WIB. (Piero CRUCIATTI / AFP)

Perpecahan ini tidak hanya berdampak pada pelatih dan manajemen, tetapi juga memengaruhi performa pemain di lapangan.

Ketidakpastian mengenai masa depan pelatih dapat menciptakan ketidakstabilan dalam tim. Para pemain mungkin merasa tertekan dan tidak nyaman dengan situasi yang ada.

Dalam konteks ini, Rafael Leao dan pemain kunci lainnya mungkin merasa bingung tentang arah tim. Ketika manajemen dan pelatih tidak memiliki kesepakatan yang jelas, hal ini dapat memengaruhi motivasi dan kinerja mereka di lapangan.

Menurut laporan, ketidakpuasan dari para pemain terhadap situasi ini mulai terlihat. Mereka merasa bahwa hasil buruk yang dialami tim tidak hanya disebabkan oleh performa di lapangan, tetapi juga oleh masalah internal yang tidak terselesaikan.

Berita Terkait