Arsenal Ingin Gunakan Amarah Akibat Kalah dari Bournemouth sebagai Amunisi Kandaskan PSG di Liga Champions

Arsenal membutuhkan momentum menjelang salah satu pertandingan terpenting mereka dalam beberapa tahun terakhir. Namun, yang mereka dapatkan justru kekalahan kandang dari Bournemouth dengan skor 1-2 pada lanjutan Liga Inggris 2024/2025 hari Minggu (04/05/2025) dini hari WIB.

BolaCom | Hendry WibowoDiperbarui 04 Mei 2025, 07:52 WIB
Ekspresi kecewa pelatih Arsenal, Mikel Arteta setelah timnya kalah dari West Ham United pada laga lanjutan Liga Inggris 2023/2024 di Emirates Stadium, London, Inggris, Jumat (29/12/2023) dini hari WIB. (AFP/Henry Nicholls)

Bola.com, Jakarta - Arsenal membutuhkan momentum menjelang salah satu pertandingan terpenting mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, yang mereka dapatkan justru kekalahan kandang dari Bournemouth dengan skor 1-2 pada lanjutan Liga Inggris 2024/2025 hari Minggu (04/05/2025) dini hari WIB.

Advertisement

Kekalahan ini membuat rencana Mikel Arteta untuk laga leg kedua semifinal Liga Champions melawan PSG menjadi kacau. Pasalnya The Gunners harus membalikkan defisit 0-1 dari leg pertama saat bertandang ke Prancis.

Tugas ini menjadi semakin berat setelah Bournemouth bangkit dari ketertinggalan gol Declan Rice dan mencetak dua gol di babak kedua. Meski begitu, Arteta tetap optimis kekalahan ini justru bisa menjadi pemicu semangat timnya.

"Kekalahan ini tidak menciptakan momentum yang tepat. Tapi ini menimbulkan banyak frustrasi dan kemarahan. Mari kita gunakan semua itu pada hari Rabu. Itulah yang harus kita lakukan," ungkap Mikel Arteta.

 

 

 


Apa yang Harus Dilakukan Arsenal di Kandang PSG?

Pertandingan antara Arsenal kontra Bournemouth di ajang Liga Inggris 2024/2025. (Glyn KIRK / AFP)

Lantas apa yang harus dilakukan Arsenal untuk Mengalahkan PSG? Pertama, Arsenal harus memperbaiki pertahanan mereka terhadap situasi bola mati.

Meski tampil kurang maksimal melawan Bournemouth, Arsenal sebenarnya mengendalikan sebagian besar pertandingan, dengan Bournemouth tidak mampu melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran selama satu jam pertama.

Namun, tembakan pertama mereka langsung berbuah gol penyeimbang, lewat sundulan Dean Huijsen dari lemparan jauh Antoine Semenyo.

Gol kemenangan Bournemouth juga berasal dari situasi bola mati, yaitu sepak pojok yang diteruskan ke tiang jauh dan diselesaikan oleh Evanilson.

Musim ini, 38,7 persen dari gol yang bersarang ke gawang Arsenal berasal dari situasi bola mati-persentase tertinggi di kasta tertinggi Liga Inggris. Arsenal harus mencetak gol di Paris sekaligus mampu meredam PSG yang sudah mencetak 42 gol dalam 16 laga kandang Ligue 1 musim ini.

Dalam lima laga terakhir Premier League, Arsenal selalu unggul lebih dulu, namun gagal mempertahankan keunggulan itu di empat laga.

Secara total, mereka sudah kehilangan 21 poin dari posisi unggul musim ini, menyamai rekor terburuk mereka (juga 21 poin pada 2019-20).

 


Alarm Buruk Arsenal?

Kekhawatiran lain dari kekalahan ini adalah setelah Bournemouth berbalik unggul di menit ke-75, Arsenal sama sekali tidak mampu melepaskan satu pun tendangan, baik shot on goal maupun sekadar shot off target.

Hal ini memantik kritik dari pengamat sepak bola yang berstatus eks kiper West Ham, Rob Green. "Saat melihat itu, rasanya sulit membayangkan mereka bisa membalikkan keadaan melawan PSG," ujarnya.

Sumber: BBC 


Yuk Lihat Peta Persaingan

Berita Terkait