Postecoglou setelah Tottenham ke Final Liga Europa: Mereka Bilang Kami Tak Layak? Biar Saja

Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, tegaskan timnya layak bermain di final Liga Europa.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 09 Mei 2025, 08:20 WIB
Pelatih kepala Tottenham Hotspur keturunan Yunani-Australia, Ange Postecoglou, merayakan kemenangannya di akhir pertandingan leg kedua semifinal Liga Europa UEFA antara Bodoe/Glimt dan Tottenham Hotspur di Bodoe, Norwegia, Jumat dini hari WIB (9-5-2025). (Mats Torbergsen/NTB/AFP)

Bola.com, Jakarta - Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, menanggapi kritik dengan santai usai memastikan tim besutannya melaju ke final Liga Europa dan  menghadapi Manchester United (MU).

Pelatih asal Australia itu mengatakan bahwa final impian antara dua klub papan tengah Liga Inggris itu mungkin membuat banyak orang kecewa, tetapi baginya, hal itu sama sekali bukan masalah.

Advertisement

Tottenham memastikan tempat di partai puncak yang akan digelar pada Kamis dini hari WIB (22-5-2025) setelah menundukkan Bodo/Glimt 2-0 pada leg kedua, membawa mereka unggul agregat 5-1 di semifinal.

Kemenangan ini memberi Spurs peluang besar untuk menyelamatkan musim yang penuh gejolak, sekaligus meraih trofi pertama sejak 2008.

Kendati Tottenham saat ini berada di peringkat ke-16 dan MU di posisi ke-15 klasemen Premier League, pemenang final nanti akan mendapat hadiah besar: satu tiket ke Liga Champions musim depan.


Komentar Menohok Postecoglou

Tottenham Hotspur meraih kemenangan 2-0 atas Bodo/Glimt pada laga leg kedua semifinal Liga Europa di Aspmyra Stadion, Bodo Municipality, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. Berkat hasil tersebut, Tottenham melenggang ke final dengan keunggulan agregat 5-1 atas Bodo. (Stian Lysberg Solum/NTB via AP)

Postecoglou sempat bersitegang dengan mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, yang sehari sebelumnya menyatakan bahwa tidak sepantasnya pemenang Liga Europa otomatis lolos ke Liga Champions.

Saat isu ini kembali mencuat usai kemenangan di Stadion Aspmyra, Jumat dini hari WIB (9-5-2025), Postecoglou sudah siap menjawab.

"Ini pasti akan membuat banyak orang kesal! Sekarang perdebatan makin panas—yang terbaru adalah bahwa kami bahkan tak layak merayakan kemenangan, mereka hanya akan mengambil foto tim karena kami dianggap tidak pantas," ujar Postecoglou kepada wartawan.

"Maksud saya, siapa peduli kalau kami sedang kesulitan di liga? Kenapa itu harus jadi penting? Kalau memang lolos ke final itu semudah itu, kenapa tidak semua tim yang finis tiga besar melakukannya?"

"Kami sadar performa kami di liga tidak bagus. Kami tahu betul kesulitan yang kami hadapi. Banyak dari itu terjadi karena situasi yang harus kami jalani. Tapi, apa itu mengurangi arti pencapaian kami ke final?" cetusnya.

"Saya benar-benar tidak peduli siapa yang kesulitan dan siapa yang tidak. Saya rasa kami dan United sama-sama pantas berada di sana," tegas Postecoglou.


Main Pragmatis dan Terorganisasi Baik

Tottenham Hotspur meraih kemenangan 2-0 atas Bodo/Glimt pada laga leg kedua semifinal Liga Europa di Aspmyra Stadion, Bodo Municipality, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. Berkat hasil tersebut, Tottenham melenggang ke final dengan keunggulan agregat 5-1 atas Bodo. (Stian Lysberg Solum/NTB via AP)

Musim Tottenham di Eropa memang bertolak belakang dengan performa domestik mereka. Di Premier League, mereka sudah kalah 19 kali dari 35 pertandingan. Namun, di Liga Europa, mereka tampil konsisten—memenangi sembilan dari 14 laga, imbang tiga kali, dan hanya kalah dua kali.

Seperti yang mereka tunjukkan saat menang 1-0 di leg kedua perempat final kontra Eintracht Frankfurt, Spurs kembali meninggalkan gaya bermain berisiko yang kerap merugikan mereka musim ini. Mereka tampil pragmatis dan terorganisasi dengan baik.

Padahal, Bodo/Glimt bukan lawan sembarangan. Tim asal Norwegia itu sebelumnya menyingkirkan Porto, Besiktas, dan Lazio di kandang sendiri. Namun Tottenham tampil begitu solid hingga membuat tuan rumah gagal mencetak gol untuk pertama kalinya sejak Oktober tahun lalu.

"Saya suka menang. Itulah yang saya lakukan sepanjang karier saya," ujar Postecoglou, yang tak jarang dikritik para analis televisi karena taktiknya.

"Saya suka bagaimana para pemain betul-betul memahami apa yang harus dilakukan malam ini."

"Yang paling penting bagi kami adalah jangan sampai mereka mendapat ritme dalam permainan. Kami tidak pernah benar-benar membiarkan mereka menguasai bola dengan bersih di wilayah kami. Itu semua berkat para pemain yang paham benar apa tugas mereka malam ini."


Batas Akhir Bodo/Glimt

Pemain depan Tottenham Hotspur asal Inggris #19, Dominic Solanke (C), merayakan kemenangan bersama para pemain dan penggemar di akhir pertandingan leg kedua semifinal Liga Europa UEFA antara Bodoe/Glimt dan Tottenham Hotspur di Bodoe, Norwegia, Jumat dini hari WIB (9-2-2025). (Mats Torbergsen/NTB/AFP)

Bagi Bodo/Glimt, ini menjadi batas akhir dari perjalanan bersejarah mereka—mereka gagal menjadi klub Norwegia pertama yang menembus final kompetisi Eropa.

"Tottenham pantas lolos dan mereka jauh lebih baik dari kami," kata Kjetil Knutsen, pelatih Bodo/Glimt.

"Mereka sangat bagus dalam tekanan; bagaimana mereka melakukan pressing satu lawan satu dan tahu kapan harus memperlambat tempo. Saya benar-benar merasa kami tidak pernah masuk ke dalam permainan sama sekali," katanya lagi.

 

Sumber: Reuters via NST

Berita Terkait