Tiga Alasan Carlo Ancelotti Bisa Sukses Bersama Timnas Brasil

Mengulik hal-hal apa saja yang jadi modal Carlo Ancelotti membangkitkan kembali kejayaan Timnas Brasil.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 14 Mei 2025, 17:00 WIB
Pelatih Real Madrid asal Italia, Carlo Ancelotti, terlihat sebelum pertandingan liga Spanyol antara Real Madrid CF dan Athletic Club Bilbao di Stadion Santiago Bernabeu di Madrid, pada tanggal 20 April 2025. (OSCAR DEL POZO/AFP)

Bola.com, Jakarta - Carlo Ancelotti bersiap memulai tantangan baru dalam kariernya: membawa Brasil kembali ke puncak dunia sepak bola—dan sekaligus melengkapi koleksi trofi pribadinya.

Pelatih Real Madrid itu akan resmi menangani Timnas Brasil mulai 26 Mei, dengan target besar: menjuarai Piala Dunia 2026, trofi yang sudah 24 tahun tidak berhasil diraih Brasil sejak terakhir kali pada 2002.

Advertisement

Sebelumnya, Brasil memutuskan berpisah dengan pelatih Dorival Junior pada Maret lalu, usai kekalahan telak 1-4 dari rival berat mereka, Argentina, dalam laga kualifikasi.

Berikut tiga alasan mengapa Ancelotti dinilai punya peluang besar untuk sukses bersama tim dengan gelar juara dunia terbanyak sepanjang sejarah ini:


1. Karakter Tenang dan Mengayomi

Carlo Ancelotti, pelatih Real Madrid, bersiap menghadapi AC Milan di Santiago Bernabeu pada Rabu, 6 November 2024. (AP Photo/Manu Fernandez)

Dikenal lewat kepribadiannya yang kalem dan penuh kehangatan, Carlo Ancelotti dianggap sebagai sosok yang cocok untuk menangani tekanan berat di kursi pelatih Timnas Brasil.

Ia bahkan pernah menulis buku berjudul Quiet Leadership, yang menggambarkan filosofi kepemimpinannya yang tenang, tetapi efektif.

Pengalaman menangani klub-klub elite seperti Real Madrid, Chelsea, Bayern Munchen, dan Paris Saint-Germain menunjukkan bahwa Ancelotti terbiasa dengan ekspektasi tinggi dan sorotan besar—hal yang juga akan ia hadapi di Brasil, apalagi setelah Argentina tampil sebagai juara dunia terakhir.

Jika jadi memimpin Brasil ke Piala Dunia, Ancelotti akan menjadi pelatih asing pertama yang membawa Selecao tampil di turnamen tersebut.

Namun, jika ada sosok yang mampu bertahan di bawah tekanan publik dan media nasional Brasil, itu adalah Ancelotti—pelatih yang dikenal tak mudah panik dan penuh wibawa.

"Ancelotti akan menjadi sosok ideal karena semua orang, termasuk lawan, menghormatinya," Zico, kata legenda Brasil, pada 2023.

"Dia paham sepak bola dan sadar bahwa pemain lebih penting daripada taktik," imbuhnya.

Kemampuan manajerialnya dalam mengelola ego dan potensi para pemain bintang membuatnya dipercaya bisa memaksimalkan skuad Brasil yang kaya talenta.


2. Hubungan Kuat dengan Para Pemain Kunci

Rodrygo. Meski belum dipercaya menjadi starter di Real Madrid, namun Carlo Ancelotti tahu betul kapan dan momen mana yang tepat untuk memasukkannya sebagai pemain pengganti sekaligus pembeda jalannya pertandingan. Contohnya saat ia menjadi aktor kemenangan 1-0 atas Inter Milan. (AP/Antonio Calanni)

Dengan Neymar akan berusia 34 tahun saat Piala Dunia 2026 berlangsung di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, peluang sang bintang utama tampil di turnamen itu kian menipis—terutama karena ia masih berkutat dengan cedera dan baru tampil sembilan kali sejak kembali ke Santos dari Al Hilal.

Namun, Brasil punya calon penerus dalam diri Vinicius Junior—pemain yang berkembang pesat di bawah arahan Ancelotti di Real Madrid.

Dari pemain yang dulu kerap dikritik karena penyelesaian akhir yang buruk, Vini kini menjelma jadi satu di antara bintang terbesar La Liga.

Rodrygo dan Eder Militao juga menjadi bagian penting dari kesuksesan Madrid di era Ancelotti, dengan masing-masing meraih dua gelar Liga Champions di bawah pelatih asal Italia itu.

Sementara itu, Endrick—penyerang muda yang sudah mencetak tiga gol untuk Brasil—telah tampil 35 kali musim ini bersama Madrid dan mengoleksi tujuh gol di semua kompetisi.

Jalinan hubungan profesional yang kuat ini bisa menjadi modal besar bagi Ancelotti untuk membentuk timnas yang solid karena ia sudah mengenal karakter para pemain bintang muda yang akan menjadi tumpuan Brasil di masa depan.


3. Tantangan Pribadi yang Belum Tuntas

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, berhasil membawa timnya menjuarai La Liga. (AFP/OSCAR DEL POZO)

Carlo Ancelotti sudah mencatatkan diri sebagai satu-satunya pelatih yang pernah menjuarai lima liga top Eropa: Italia, Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol. Namun, di level internasional, ada satu tantangan besar yang belum terpenuhi: menjuarai Piala Dunia.

Ancelotti telah memenangi Liga Champions dua kali sebagai pemain bersama AC Milan, dan lima kali sebagai pelatih—dua kali bersama Milan dan tiga kali bersama Real Madrid. Catatan lima trofi membuatnya menjadi pelatih tersukses dalam sejarah kompetisi itu.

Kariernya sempat dianggap menurun ketika menangani Everton pada 2019, tetapi kepindahannya kembali ke Real Madrid pada 2021 membuktikan bahwa ia belum habis. Sejak itu, prestasi demi prestasi kembali ia torehkan bersama klub ibu kota Spanyol tersebut.

Kini, Ancelotti membidik satu trofi yang belum pernah ia raih: Piala Dunia. Tantangan baru bersama Brasil ini bukan hanya soal mengembalikan kejayaan Selecao, tapi juga melengkapi lemari trofinya yang sudah sangat gemilang.

Jika ada pelatih yang mampu mengelola tekanan publik Brasil, mengasah talenta muda menjadi kekuatan utama, dan menjadikan tantangan internasional sebagai dorongan motivasi maka itu adalah Carlo Ancelotti.

Brasil mungkin sedang menatap masa depan yang cerah—dan Ancelotti ada di garis depan proyek ambisius tersebut.

 

Sumber: BA Times

Berita Terkait