Jelang Final Liga Europa, Ruben Amorim Bingung: Mengapa Saya Tak Ditekan Seperti Postecoglou?

Tanpa Tekanan? Pelatih MU, Ruben Amorim, pertanyakan perbedaan perlakuan dengan manajer Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 21 Mei 2025, 13:43 WIB
Pelatih Tottenham Hotspur, Ange Postecoglou, memberi applaus kepada para fans setelah sukses mengalahkan Burnley 1-0 pada laga putaran ketiga Piala FA 2023/2024 di Tottenham Hotspur Stadium, London, Sabtu (6/1/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Ian Walton)

Bola.com, Jakarta - Pelatih Manchester United (MU), Ruben Amorim, mengaku bingung mengapa dirinya tidak mendapat tekanan sebesar Ange Postecoglou di tengah performa buruk MU dan Tottenham Hotspur musim ini.

Padahal, kedua klub mengalami musim Premier League yang sama-sama mengecewakan menjelang final Liga Europa di Bilbao.

Advertisement

MU dan Spurs kini berada di posisi ke-16 dan ke-17 klasemen Premier League — hanya satu tingkat memisahkan keduanya — saat bersiap menghadapi partai final di Stadion San Mames, Kamis dini hari WIB (21-5-2025).

Namun, perbedaan nasib mencolok muncul di balik layar. Postecoglou dikabarkan bisa saja dipecat bahkan jika berhasil mempersembahkan trofi pertama Tottenham dalam 17 tahun terakhir.


Amorim Tidak dalam Tekanan?

Sebagai catatan, di Liga Premier Inggris 2024/2025 sejak menggantikan Erik ten Hag menangani Manchester United, Ruben Amorim mencatatkan dua kemenangan, sekali hasil imbang, dan empat kekalahan dari tujuh pertandingan. (HENRY NICHOLLS/AFP)

Di sisi lain, sumber ESPN menyebut Amorim akan tetap dipertahankan sebagai manajer MU, meski kalah di final dan gagal lolos ke Liga Champions musim depan.

"Saya tidak tahu," kata Amorim saat ditanya mengapa dirinya tampak tidak berada dalam tekanan yang sama seperti Postecoglou.

"Saya tahu bahwa di klub seperti ini, juga di Tottenham, apalagi di Manchester United, ini memang aneh. Ada pelatih yang kalah beberapa pertandingan lalu langsung dipecat. Sulit dijelaskan," lanjutnya.

"Saya rasa orang-orang melihat apa yang kami coba bangun. Saya rasa orang juga melihat bahwa saya lebih memikirkan klub daripada diri saya sendiri. Orang-orang, terutama dewan klub, memahami bahwa kami menghadapi banyak persoalan yang jika dilihat dari konteksnya, memang sangat sulit."

"Saya bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskan kenapa fans menyukai saya saat ini. Sulit dijelaskan. Saya ingin membuktikan diri saya kepada fans dan dewan klub. Tapi, saya tidak punya jawaban untuk itu," tutur pelatih asal Portugal itu.


Musim Terburuk MU

Bermain tandang ke markas Arsenal, tim racikan pelatih Ruben Amorim harus menelan pil pahit kekalahan 0-2. (Adrian Dennis/AFP)

Amorim baru mencatat enam kemenangan di Premier League sejak ditunjuk sebagai pelatih pada pertengahan November. Meski begitu, Setan Merah tampil jauh lebih baik di kompetisi Eropa, dan kini berada di ambang meraih gelar kesembilan sepanjang sejarah klub di ajang kontinental.

Terlepas dari hasil di final nanti, MU dipastikan mengakhiri musim dengan posisi terburuk sepanjang sejarah Premier League. Bahkan ada kemungkinan mereka finis di peringkat ke-17 — hanya satu tangga di atas zona degradasi — tergantung pada hasil pekan terakhir.

Kendati performanya di liga banyak dikritik, Amorim mengisyaratkan bahwa keterbukaan sejak awal justru menjadi kekuatannya di mata dewan klub.

"Yang paling penting adalah saya tahu apa yang saya lakukan, dan saya sudah menjelaskan semuanya di awal," ucapnya.

"Saya sudah peringatkan akan datang badai. Saya jelaskan semua masalah yang kami hadapi kepada dewan klub, jadi saya sangat transparan dan saya katakan bahwa saya tidak akan mengubah pendekatan saya."

"Jadi, mereka tidak bisa bilang bahwa saya menjanjikan sesuatu saat melamar pekerjaan ini, lalu kemudian saya berubah pikiran. Justru sebaliknya. Saya rasa dewan bisa memahami hal itu. Saya rasa fans juga bisa. Tapi, akan tiba saatnya ketika kami memang harus menang, apa pun yang terjadi," katanya lagi.

 


Canda Fernandes

Kemenangan ini membawa MU naik dua peringkat ke posisi ke-13, menggeser Tottenham Hotspur dan Everton. MU kini mengoleksi 37 poin dari 29 laga yang sudah mereka mainkan. (Martin Rickett/PA via AP)

Dalam konferensi pers pada Selasa waktu setempat, Amorim didampingi kapten MU, Bruno Fernandes, yang sempat menyelipkan canda saat ditanya tentang masa depan pelatihnya.

Ketika Amorim hendak menjawab soal tekanan yang berbeda antara dirinya dan Postecoglou, Fernandes langsung menyela sambil tertawa, "Siapa bilang dia tidak dalam tekanan? Dia dalam tekanan!"

Amorim pun ikut tertawa, sebelum menanggapi candaan itu dengan sindiran ringan,

"Dia akan jadi pelatih yang sangat, sangat bagus. Tapi, dia harus memperbaiki cara berpikirnya. Dia belum tahu caranya menghadapi orang-orang," kata Fernandes.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait