Bola.com, Jakarta - Barcelona berambisi mengamankan masa depan bintang mudanya, Lamine Yamal, dengan kontrak jangka panjang pada akhir musim.
Namun, proses negosiasi belum sepenuhnya rampung, dan kini muncul tuntutan besar dari kubu sang pemain: jadikan Yamal pemain dengan gaji tertinggi di klub.
Presiden Barcelona, Joan Laporta, sebelumnya telah menyatakan bahwa Lamine Yamal memang membutuhkan “perlakuan khusus.” Ia juga menekankan bahwa gaji sang pemain harus "sesuai dengan performa, bukan usianya."
Itu menjadi sebuah pernyataan yang mempertegas pentingnya peran Lamine Yamal dalam skuad utama Barcelona, meski usianya masih sangat muda.
Tuntutan Gaji Tertinggi: Sebuah Langkah Berani
Menurut laporan dari Victor Navarro (COPE), perwakilan Lamine Yamal telah meminta pihak klub untuk menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi di tim utama.
Alasannya? Lamine Yamal disebut sebagai pemain paling kreatif, paling unik, dan paling banyak diminati untuk wawancara media — sebuah kombinasi langka yang dinilai memberikan dampak besar, baik di dalam maupun luar lapangan.
Tak hanya itu, kubu Yamal meyakini kehadirannya berdampak besar terhadap komersialisasi klub, terutama jika nanti resmi mengenakan nomor punggung keramat: Nomor 10, warisan nama-nama legendaris seperti Lionel Messi dan Ronaldinho.
Dilema Barcelona: Menghindari Kesalahan Lama
Pihak Barcelona, menurut Navarro, memahami potensi luar biasa yang dimiliki Lamine Yamal. Namun, mereka juga berhati-hati agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu — memberi kontrak besar terlalu dini, yang kemudian jadi beban finansial berkepanjangan.
Contoh terdekat adalah Robert Lewandowski dan Frenkie de Jong, dua pemain dengan gaji tertinggi saat ini, yang belakangan menjadi pusat isu pengurangan gaji demi menjaga stabilitas keuangan klub.
De Jong kabarnya bersedia memotong gaji jika memperpanjang kontrak musim panas ini, sebuah sinyal bahwa Barcelona berusaha menyeimbangkan performa dan struktur gaji tim dengan lebih bijak.
Harapan Masa Depan atau Ancaman Ketidakseimbangan?
Tidak diragukan lagi, Lamine Yamal adalah salah satu prospek paling bersinar dalam sepak bola Eropa saat ini. Namun, tuntutan untuk menjadikannya pemain dengan gaji tertinggi di usia belia bisa menjadi pedang bermata dua.
Sementara di satu sisi, Barcelona ingin mempertahankan permata akademi dari godaan klub-klub besar lainnya. Lalu, lonjakan gaji yang drastis dapat menciptakan ketimpangan dalam skuad dan tekanan yang terlalu besar bagi pemain muda.
Akhir dari negosiasi ini akan sangat menentukan tidak hanya masa depan Yamal, tetapi juga arah kebijakan Barcelona dalam membangun tim masa depan — yang sehat secara finansial namun tetap kompetitif di level tertinggi.
Sumber: Barca Blaugranes