Liverpool dan Hari Bahagia yang Bercampur Nestapa

Tragedi di parade kemenangan Liverpool menjadi cerita kelam di balik kebahagiaan.

BolaCom | Nurfahmi BudiDiperbarui 27 Mei 2025, 18:37 WIB
Insiden tersebut menyebabkan empat orang terluka, dengan satu di antaranya mengalami luka serius. Dalam konferensi pers yang digelar layanan darurat setempat, dilaporkan total 27 orang mendapatkan perawatan di rumah sakit, sementara 20 lainnya mengalami cedera ringan. (Owen Humphreys/PA via AP)

Bola.com, Jakarta - DARAGH Leavy, jauh-jauh datang dari Dublin, Irlandia. Ia menyeberang dari kota tempat tinggalnya itu ke Liverpool. Tujuannya jelas, karena dia fans berat The Reds, ingin merasakan kebahagiaan dengan mengikuti serta menikmati parade juara tim kesayangannya itu.

Bukan tanpa alasan jika Daragh harus 'menyelam' lalu perjalanan darat, dengan total 8 jam. "Saya ingin merasakan kebahagiaan, karena inilah kali pertama bisa datang langsung ke perayaan juara Liverpool," katanya.

Advertisement

Ia tak sendiri, bersama saudaranya, Mark Leavy. Berbekal keyakinan bisa sedekat mungkin dengan para penggawa utama Liverpool, ia memilih berdiri dan menunggu parade di Water Street. Jika sesuai rencana, posisi tersebut membuat Daragh dan Mark melihat iring-iringan skuad Liverpool.

Namun, rencana tinggal ada di angan saja. Tanpa dinyana, tepat pada pukul 19.45 waktu setempat, semua 'peta bahagia' yang ada di pikiran, lenyap begitu saja. Penyebabnya, dari ujung Water Street tersebut, Daragh dan Mark menjadi saksi 'teror' yang menerjang pesta Liverpool.

 


Tegang dan Trauma

Insiden ini terjadi di Water Street, saat ratusan ribu fans The Reds memadati jalan untuk menyambut para pemain yang melintasi kota dengan bus atap terbuka. (AP Photo/Jon Super)

Daragh dan Mark-pun mengaku terguncang dan trauma. Curhat ke media Independent.co.uk, dua orang ini merasa hari itu bukan-lah momen yang baik ketika kali pertama datang ke pesta pora Liverpool.

Padahal, sebelumnya peristiwa memilukan itu terjadi, sekumpulan balon helium bertuliskan ‘Champions 20’ melayang di atas Balai Kota. Sorak-sorai ada di sekitar mereka, begitu juga peluk kegembiraan dan rona kebanggaan karena Si Merah mengulangi prestasi mereka pada 2019/2020.

"Kami beruntung masih hidup. Kami berjalan ke arah parkir di sisi kanan Water Street. Kami melihat mobil itu. Ia melaju kencang di jalan, mengitari van polisi," jelas Daragh.

Lho, memang ada apa dengan mobil yang melaju kencang?. Seperti yang sudah heboh sepanjang hari ini, kendaraan roda empat yang dimaksud Daragh adalah varian MPV, tiba-tiba saja menabrak sekumpulan orang-orang yang sedang larut dalam pesta juara Liga Inggris 2024/2025.

 


Melihat Tabrakan

Kepolisian Merseyside telah menangkap seorang pria berusia 53 tahun yang diduga sebagai pengemudi mobil, dan saat ini tengah dalam proses penyelidikan. (AP Photo/Jon Super)

"Dia sudah menabrak seseorang dan kami melihatnya menabrak banyak orang. Ada orang terjebak di bawah mobil, 20 atau 30 orang mencoba mengangkat mobil untuk mengeluarkan mereka. Kami datang untuk merayakan, lalu melihat ini. Sungguh mengerikan," jelas Daragh.

"Saya tidak akan pernah melupakan suara orang-orang yang tertabrak dan ekspresi wajah polisi yang seragamnya berlumuran darah. Ya Tuhan, apa yang telah kami lihat, sungguh ini bukan kunjungan perdana yang ideal," imbuh Mark.

Apa yang dilihat dan dirasakan Daragh dan Mark bisa menjadi representasi dari berbagai ekspresi ratusan ribu fans Liverpool yang berkumpul. Mereka, yang tadinya ingin melihat bukti kejayaan Anfield Gank musim 2024/2025, harus menelan pil pahit.

Hari terbesar berubah menjadi satu di antara hari tergelap. Bagaimana ini bisa terjadi, padahal sesaat sebelumnya, ledakan kertas konfeti memenuhi udara, langit-pun tebal dengan asap merah.

 


Teriakan Memilukan

Polisi dan petugas darurat menangani insiden di Water Street dekat Gedung Liver di Liverpool, Inggris, setelah sebuah mobil menabrak pejalan kaki selama parade kemenangan Liverpool, Senin (26/5/2025). (Dok. Owen Humphreys/PA via AP)

Namun, di langkah berikutnya, terdengar teriakan memilukan, lampu biru berkedip tanda kedatangan polisi dan ambulans, serta rasa ngeri yang luar biasa. Para penggemar datang berbondong-bondong, ratusan ribu orang tumpah-ruah. Mereka pulang setelah menyaksikan tragedi, mengetahui sebuah kota sedang berduka.

Sampai saat ini, tidak ada yang tahu tentang niat di balik keputusan seorang pria menabrakkan mobil ke kerumunan. Satu yang pasti, publik mengetahui dampak dan mimpi buruk yang telah terjadi.

Efeknya luar biasa. Aksi menabrak tersebut membuat jalanan di sepanjang The Strand, pukul 20.30 malam waktu setempat, terlihat kosong. Di sana hanya ada beberapa petugas polisi. Bahkan Queen Anne, kapal pesiar megah yang sedang berkunjung ke Liverpool, tampak seperti kapal hantu di samping Pier Head.

Di trotoar dan sebagian jalan berserakan botol, tabung asap kosong, sisa-sisa meriam konfeti, bahkan kursi piknik yang terbuang, tetapi tidak ada orang. Alasannya menjadi jelas ketika melihat ke arah Water Street.

 


Identik dengan Perjalanan Besar

Diperkirakan sekitar 800.000 pendukung memadati ruas-ruas utama kota Liverpool, namun kemeriahan itu berubah menjadi tragedi ketika sebuah mobil menabrak sekelompok orang di tengah keramaian. (Owen Humphreys/PA via AP)

Water Street identik dengan perjalanan besar. Di sinilah banyak kantor perusahaan pelayaran tua berada di masa lalu, bahkan disebutkan dalam bab enam Moby-Dick, novel legendaris yang diproduksi pada 1851.

Namun kini, jalan itu identik dengan kegelapan dan ketakutan. Chris Jones, dari Heswall, Wirral, bertemu keluarga dan teman di pub Rigby’s di Dale Street ketika ia melihat sebuah mobil, hanya beberapa meter jauhnya, mencoba menuju Water Street.

Ketika itu, mobil tersebut sudah dikelilingi orang-orang yang marah dan berdebat dengan pengemudi. Massa sudah mengamuk, menggedor jendela sembari berteriak agar sang sopir keluar.

Namun, kala itu sang pengendara memaksa untuk meneruskan perjalanan. ‘Dia mulai membunyikan klakson, lalu melaju ke arah Balai Kota. Saya pikir dia hanya salah jalan. Tiba-tiba, seseorang berlari ke arah kami, berteriak, dan semuanya berubah jadi kekacauan," cerita Chris Jones.

 


Sempat Penuh Kegembiraan

Momen euforia ribuan suporter Liverpool dalam parade kemenangan Premier League berubah menjadi kepanikan setelah sebuah mobil menerobos kerumunan di pusat kota pada Senin (26/5/2025). (Owen Humphreys/PA via AP)

Tiga jam sebelumnya, tempat itu penuh kegembiraan, musik yang berdentum keras dan orang-orang yang berbahagia. Tentu saja, fans Liverpool tersebut sudah menunggu 35 tahun untuk berpesta di hari libur.

Sesuai rencana, skuad Liverpool yang menggunakan bus terbuka, berjalan 10 mil, dimulai di Allerton Maze, lalu berbelok ke Queens Drive, melewati Tuebrook hingga pusat kota, suasananya sangat meriah. Terlihat, Manajer Arne Slot merekam momen sebanyak mungkin dengan ponselnya. Di sore hari, jauh sebelum tragedi, Slot berbicara dengan penuh empati dan kelas.

‘Tentu, saya pernah memenangkan beberapa hal sebelumnya dan itu indah. Tapi ini tidak bisa dibandingkan dengan apa pun. Tua, muda, saya melihat ke mata mereka. Tidak terbayangkan ada warga Liverpool sebanyak ini. Sepanjang rute, ada begitu, begitu, begitu banyak orang, padahal saya pikir hanya akan ada beberapa. Ini di luar nalar," jelas Slot.

 


Pengalaman tak Mengenakkan

Petugas kepolisian memberikan instruksi kepada penggemar Liverpool untuk menyingkir dari TKP terjadinya insiden dalam parade juara Premier League yang berlangsung di Liverpool, Senin (26/5/2025) waktu setempat. (Darren Staples / AFP)

Sayang, ucapan Slot tersebut hanya berlaku beberapa menit. Sampai pada akhirny ada David O’Reilly, yang datang ke Liverpool bersama istrinya, Tina, mengenakan medali replika ‘20’ di lehernya. Tapi, tidak ada kebahagiaan akibat aksi pengemudi yang menabrak rombongan. "Ini benar-benar kacau, bukan?" sebut David.

Pengalaman tak mengenakkan juga menghampiri wisatawan asal Copenhagen, Denmark, Jesper Nilsen. Ia, yang juga pendukung Liverpool, merasakan trauma luar biasa begitu melihat momen-momen manusia tergeletak di jalan.

"Saya ke sini, ingin melihat Liverpool berpesta, tapi ternyata terjebak dalam suasana sedih dan pedih. Ini benar-benar aneh, dan saya pikir tak akan ada peristiwa memilukan, nyatanya justru ada," sebut Jesper.

Seperti diketahui, tragedi memilukan terjadi pada acara parade kemenangan Liverpool untuk merayakan pesta juara Liga Inggris 2024/2025. Namun, semuanya rusak akibat ulah seorang pengendara mobil yang menabrak serombongan fans Liverpool. Akibatnya, minimal ada 40 korban luka.

Sumber : Independent, Mirror, Daily Star