Bola.com, Jakarta Manchester United membela Amad Diallo setelah ia berselisih dengan penggemar di Malaysia pada Rabu (28/5/2025).
Amad berpartisipasi dalam kekalahan United dari ASEAN Allstars pada pertandingan persahabatan di Stadion Bukit Jalul ketika ia terekam melakukan gestur jari tengah kepada para penggemar saat ia berjalan menuju bus tim.
Rekaman tersebut telah dibagikan secara luas di media sosial, dengan United mengeluarkan pernyataan pagi ini dengan skuad yang sekarang berada di Hong Kong.
Manchester United mengatakan bahwa gestur pemain sayap itu merupakan respons terhadap pelecehan pribadi yang serius terhadap ibunya.
"Saya menghormati orang-orang tetapi tidak untuk orang yang menghina ibu saya," tulis Amad di X.
"Saya seharusnya tidak bereaksi seperti itu tetapi saya tidak menyesali apa yang saya lakukan."
Soal Nama
Amad menjelaskan latar belakang emosional yang memicu reaksinya tersebut.
Pernyataan Amad yang menyinggung ibunya muncul di tengah spekulasi bahwa ia kesal karena para suporter menyebutnya dengan nama "Diallo", nama belakang yang kini berusaha ia tinggalkan.
Meski begitu, sejumlah media besar masih menggunakan nama lengkapnya. Keputusan untuk menjauhi nama "Diallo" berkaitan dengan persoalan hukum yang pernah ia hadapi di awal kariernya.
Mengapa Tinggalkan Nama Diallo?
Amad kali pertama datang ke Eropa saat masih berusia 10 tahun, bersama kakaknya, Hamed Junior Traore, yang kini membela klub Prancis, Auxerre.
Mereka menetap di Parma, Italia, tempat Amad mengawali perjalanan sepak bolanya bersama tim lokal, Boca Barco.
Bakatnya segera menarik perhatian dan ia pun direkrut Atalanta, tempat ia menandatangani kontrak profesional pertamanya.
Namun, proses kedatangannya ke Italia kemudian menjadi sorotan hukum. Pada 2020, otoritas Italia menyelidiki dugaan bahwa Amad dan kakaknya dibawa masuk secara ilegal ke negara tersebut saat masih anak-anak oleh lima orang dewasa yang diduga menggunakan dokumen palsu untuk mengajukan visa penyatuan keluarga.
Masalah Keluarga
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengambil alih kasus ini dan menyelidiki status hukum para "orang tua" yang tercatat sebagai wali mereka.
Hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa individu yang tercatat sebagai orang tua kandung mereka ternyata tidak memiliki hubungan biologis dengan kedua pemain, yang menimbulkan pertanyaan serius tentang legalitas pengasuhan dan hubungan keluarga mereka.
Penyelidikan itu rampung pada 202, tahun yang sama saat Amad menyelesaikan transfer ke MU dalam usia 18 tahun.
Dalam kesepakatan hukum, Amad dan kakaknya sepakat membayar denda sebesar 42 ribu paun untuk menyelesaikan perkara tersebut.
Sumber: Give Me Sport